0.17

130 16 0
                                    

_______________............______________

Laurenza Zichra Vyora. Teman sekaligus sahabat Tara sedari SMP hingga sekarang. Pertemuan yang kelasik antara Tara dan juga Renza mampu membuat mereka bisa berteman hingga saat ini.

Laurenza adalah anak tunggal ayah dan mama nya. Mungkin jika orang lain yang tidak mengenal Renza mereka akan mengira kehidupan nya akan baik baik saja. Karena dia adalah seorang anak yang sangat pintar menyembunyikan luka nya

Namun pada kenyataannya ia menanggung beban berat yang harus ditanggung sendiri. Ayah nya, tuan Bimo Sanjaya. Adalah seorang pengusaha marketing yang selalu sibuk dengan perusahaan nya sehingga menyebabkan dia harus menetap di luar negeri.

Sehingga karena hal itu Renza harus tinggal berdua dengan mama nya yaitu nyonya Dinara Sanjaya, yang mana mama nya adalah seorang bos pensuplai ikan terkenal di dunia.

~

"Pinter ya kabur dari rumah." Suara itu mengagetkan Renza saat baru menginjak kan kaki nya di ruang tamu.

Nyonya Dinara Sanjaya, mama sekaligus istri sah dari tuan Bimo Sanjaya.

Dinara menatap anak nya dengan tajam, lalu ia bangkit dari duduk nya. Ia berjalan mendekati Renza seraya bersedekap dada.

"Udah keluyuran gak jelas nya? Pinter ya bisa bohongin mama, puas kamu liat mama stres sama tingkah kamu. Hah?!!." Dinara menaikan satu oktaf suaranya saat sudah tiba dihadapan Renza.

Renza yang sedari tadi diam kini menatap manik mata mama nya itu seraya tersenyum.

"Renza cuman keluar sebentar ma, maaf kalo selama ini kelakuan Renza buat mama pusing." Renza mendekat ingin mengambil tangan mama nya untuk dicium. Tapi respon Dinara mampu membuat Renza menghela nafas.

"Gak usah sok sopan, dari pada kamu keluyuran gak jelas. Lebih baik kamu belajar, bentar lagi bakalan ada ujian kan? Mama gak mau nilai kamu jadi turun lagi cuman karena kamu keluyuran gak jelas Laurenza!."

Dinara menatap anak nya tak suka, lalu mencekram pundak Renza dengan erat.

"Mama gak mau nanggung malu cuman karena nilai kamu anjlok. Kamu ngerti kan?."

"S-sakit ma-

"DIEM!! Siapa yang nyuruh kamu buat ngeluh ha!. Ini gak seberapa renza! Kamu itu mau nya apa sih hah?!. Gak puas udah buat malu saya sama suami saya?!." Nafas Dinara menggebu diiringi dengan cengkraman nya kepada Renza semakin erat.

Dinara melepas cekraman nya dengan kasar. Ia membuang wajah saat bersitatap dengan Renza, Dinara memijat pangkal hidung nya pusing.

"Masuk kamar. Mama cape sama tingkah kamu."

Renza menunduk menatap ubin yang ada di bawah. Tangan nya terkepal kuat.

"Renza juga cape ma." Kalimat itu keluar dengan sendiri nya dari mulut Renza. Ia memberanikan menatap mama nya.

"Apa kamu bilang? Gak salah denger saya huh?! Berhenti membual Renza, masuk kamar sekarang."

Renza menatap manik mama nya berkaca kaca.

"Renza cape sama semua nya ma. Mama sama ayah selalu nuntut Renza buat selalu bisa ngelakuin semua hal yang kalian inginkan tanpa mikirin mental aku. RENZA JUGA CAPE!."

PLAKK

"JANGAN KURANG AJAR LAURENZA!!."

Laurenza yang mendapat kan tamparan itu terdiam dengan kecewa. Karena selama ini mama nya tidak pernah main tangan dengan nya.

Dinara terdiam atas tindakan nya. Ia menatap tangan yang menampar anak nya. Ia menatap Renza yang terdiam dengan tangan yang terkepal.

"Renza m-mama gak bermak-

ASMARALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang