0.25

139 8 2
                                    

_______________............______________

Semilir angin malam yang dingin membuat sebagian orang lebih memilih di dalam rumah untuk menghangatkan tubuh mereka. Tapi berbeda dengan Viaz, ia justru mengendarai motor kesayangannya menuju suatu tempat, ia mengendarai nya secara ugal-ugalan tanpa memikirkan cacian dan makian dari pengedara lain yang Viaz salip tanpa aturan.

~~~

Suara gemercik air memenuhi kamar mandi Gumi, setelah mendapatkan pertanyaan beruntun dari Ravi ia memutuskan untuk masuk ke kamar serta membersihkan tubuhnya.

"Dingin banget gila, kalo tau bakalan sedingin ini gue lebih baik gak mandi." gerutuan itu terus terlontar dari bibir mungil Gumi

dukk
cklek

Suara pintu balkon terdengar terbuka, angin malam berhembus memasuki kamar bernuansa doraemon itu, Gumi di buat terkejut lantaran seseorang yang ia kenali berdiri tegap di depan pintu balkonya beberapa saat Gumi menegang.

"Why surprised? I need you to help me get rid of this feeling of tightness." suara itu terdengar berat serta lirih secara bersamaan.

"hug me, dear." ia merentangkan tangannya berharap gadis manisnya memeluk dirinya dengan erat.

Gumi merasa ragu, lantas mencoba meyakinkan dirinya untuk masuk kedalam pelukan hangat itu.

Pelukan itu terasa menyakitkan bagi Gumi, suara isak tangis terdengar meredam lantaran sang empu yang menenggelamkan kepalanya di cekeruk leher Gumi.

"Are you okey? Tell me what happened." suara halus Gumi menyadarkan atensi Viaz.

Ia melepaskan pelukan itu dengan perlahan lalu menangkup wajah Gumi yang masih basah Viaz menatap mata hazel itu dengan tatapan sayu.

~~~

Setelah acara melow tadi kini dua insan itu sedang menonton drama dan jangan lupakan cemilan yang menemani mereka berdua.

Suara ringisan terdengar di indra pendengaran Gumi lantas menatap Viaz.

"Kenapa kak?." Ia mendekati Viaz lantas menyentuh pundaknya. Ringisan kembali terdengar Gumi yang penasaran menarik pundak Viaz.

"Gpp, cuman luka kecil udah diobatin juga." Viaz memberitahukan tangan lentiknya mngelus pipi Gumi dengan lembut.

"It's okey kalo belum mau cerita, tapi beneran udah di obatin kan?."

Viaz yang sudah sangat gemas melihat Gumi, lantas menangkup wajah Gumi lalu menggesekan hidung mereka dengan lembut.

"Sorry." kalimat itu terdengar lirih di telinga Gumi.

"Buat apa?." Gumi menatap manik Viaz yang jernih dengan bingung.

"Semuanya, setelah apa yang gue lakuin dan dengan brengsek nya gue maksa lo buat tetep sama gue." kata kata Viaz terlihat menyesali perbuatan nya.

"Pukul dan caci maki gue sesuka hati lo, tapi tolong jangan hukum gue dengan lo pergi dari kehidupan gue." Viaz menunduk, kenangan masa lalu melintas di pikiran nya. ia masih ingat sesakit apa dirinya saat Gumi pergi dengan gamblang nya tanpa memberitahu letak kesalahan yang ia perbuat.

Bahu Viaz begetar ia menyembunyikan tangisan dengan menutupi wajahnya. Gumi bergeming ditempat rasa sesak merayap di relung hatinya.

Gumi mendekati Viaz lalu mendekap tubuh ringkih itu dengan hati hati.

"Gue udah ngelupain semuanya kak, perlahan gue bisa memaafkan keadaan. Maaf kalo tindakan gue yang ngejauhin lo secara tiba tiba ngebuat lo sakit." Gumi menepuk dan mengelus punggung Viaz guna meredakan tangisan yang semakin terdengar di telinganya.

~~~

Suasana hening melanda, jam menunjukan pukul 2 malam Viaz masih terjaga. Banyak pikiran yang melintas di otak nya ia menatap gadisnya ada kilatan yang memancar di dalam mata tajam viaz.

"Lo terlalu mencolok buat gue yang suram, but gue suka." Viaz terkekeh dengan lirih takut Gumi terganggu. Tangan lentik nya menyusuri pahatan wajah gadisnya hingga berhenti di bagian bibir.

"Gue suka sama ini, semua yang ada di lo gue suka." Tekanan lembut viaz berikan untuk bibir Gumi yang terbuka.

pikiran pikiran liar mulai berdatangan, Viaz merasa gerah lantas menaikan suhu ac.
umpatan terdengar Viaz mencoba mengontrol dirinya. Melihat pergerakan yang Gumi lalukan membuat baju tidur yang ia kenakan mengespos perut bagian bawah Gumi terlihat.

"Fuck."

Viaz menindih tubuh Gumi, menatap wajah syahdu Gumi dari atas. Viaz yang masih setengah sadar mencoba bangun dari tubuh gadisnya tapi karna kabut nafsu sudah memuncak ia malah memilih mencium bibir Gumi.

Bibir yang manis.

Lembut.

Kenyal.

Viaz bisa kehilangan kendali jika begini, ia menyudahi ciuman sepihak itu. Benang saliva terlihat.

"So cute." hal yang ia lakukan mampu membuat Gumi melenguh lantaran viaz menghisap leher Gumi kuat kuat.

Bercak merah ke unguan terlihat kontras dengan kulit putih gadisnya.

"Sorry, gue izin buat ngasih tanda kepemilikan." Viaz terkekeh lantas melanjutkan aktivitas nya kembali.

_______________............______________

Hai para readers ku!!...

Gimna kabar kalian nih guys???...

Update lagi nih ceritanya...


Happy reading guys!!..😃


Eh iya, jangan lupa di vote ya dan apabila ada kesalahan dalam pengetikan kasih tau ya di komentar.


See you next chapter ya guys!!..👋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASMARALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang