0.14

181 18 5
                                    

_______________............______________

Bulu mata lentik itu bergetar menandakan jika sang empu merasa terganggu. Saat Viaz membuka mata, ia menyesuaikan cahaya diretina mata nya.

Mata berwarna amber itu membidik sekeliling kamar nya, lalu atensi nya mengarah ke arah gadis yang ada di dekapan nya.

Ia tersenyum seraya mencoba merapikan helaian rambut nya yang menutupi wajah menggemaskan itu.

Gumi yang merasa terusik mencoba membuka mata bulat nya. Hal pertama yang dia lihat adalah wajah Viaz yang sangat dekat dengan nya, Gumi berfikir jika ini hanya halusinasi nya. Tapi kecupan di dahi nya mampu membuka mata Gumi dengan lebar.

"AAAA, KAKAK NGAPAIN DISINI." Gumi sontak bangkit dari tidur nya. Mata Rubby nya menatap sekeliling, ia merasa familiar dengan nuansa kamar ini.

Viaz yang sedari tadi menatap kelakuan gadis nya itu hanya mampu mengelengkan kepala nya lelah.

"Gak usah teriak teriak, ini bukan hutan." Viaz menyentil kening Gumi pelan. Ia bangkit dari duduk nya, lalu melangkah menuju kamar mandi.

Saat Gumi ingin protes, suara dobrakan pintu mampu membuat Gumi panik. Ia buru buru berdiri dan melihat siapa pelaku nya.

Dyra sang pelaku menatap kamar anak sulung nya itu, lalu atensi nya terarah sepenuh nya ke arah Gumi. Dyra menatap tajam Gumi seolah olah ia melihat hal yang tak biasa.

"Mana maling nya ma, mana?!." Tara masuk ke kamar kakak nya itu dengan membawa cangkul. Dyra yang melihat itu sontak menatap Tara horor, Tara yang melihat situasi hening ini mencoba menayangkan ke mama nya itu.

"Ma mali- eh dia siapa ma?." Dyra yang tersadar dari keterkejutan karena ulah Tara lalu menatap gadis yang ada di depan nya ini.

"Gak tau." Dyra menjawab dengan ketus seraya menatap Gumi tajam. Ia paling tak suka ada seseorang yang bisa dekat dengan anak sulung nya itu.

"Ngapain kamu masih disini, pergi sana. Kamu kira mentang mentang anak saya yang bawa ke sini, saya bakalan diem aja. Pergi, sebelum saya seret kamu." Dyra bersedekap dada seraya menilai penampilan gadis didepan nya ini. Jujur ia sempat tertegun dengan penampilan gadis didepan nya ini.

Dyra merasa pernah melihat nya, tapi ia tak ingat. Tara yang sedari tadi memperhatikan gadis didepan nya ini dibuat bingung.

Seragam yang di pakai gadis didepan nya ini sama persis seperti seragam sekolah nya. Apa gadis ini merupakan gadis yang juga bersekolah di SMA Lentera Bangsa, ia melirik name tag gadis itu. Tapi sayang nya gadis itu memakai hoodie.

"Lo sekolah di SMA Lentera Bangsa?." Tara menatap Gumi, lalu mendekati Gumi. Ia mengelilingi Gumi seraya menatap Gumi dari atas sampai bawah. Seolah olah menilai.

"Liat dari penampilan lo, gak mungkin kan lo deketin kakak gue karena harta?."

Gumi bingung sontak menatap Tara, Gumi sontak mengelengkan kepala tapi ia mengangguk kembali, saat tersadar dari tingkah nya. Gumi ingin menjelaskan, tapi suara Dyra justru membuat Gumi takut.

"Kamu di ajarin sopan santun gak sih sama orang tua kamu?!. Saya sudah baik baik bilangin kamu ya, pergi sana!."

Gumi tersentak, lalu menatap dyra. Ia meremas ujung Hoodie nya. Lalu menunduk, Tara yang melihat reaksi Gumi dibuat tertegun.

Ia merasa melihat teman kecil nya dulu, tapi dengan versi dewasa nya. Saat Tara ingin menyentuh bahu Gumi, Gumi justru melangkah melewati dirinya begitu saja.

Saat jarak Gumi dengan Dyra sudah dekat. Gumi memberanikan diri menatap dyra, lalu tersenyum hingga mata nya berbentuk bulan sabit.

"Iya maaf Tante, gara gara saya Tante jadi marah marah. Makasih udah diizinin buat istirahat tadi. Kalo gitu saya pamit ya tan." Saat Gumi ingin menyalami tangan Dyra.

ASMARALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang