27. OVT

10 1 0
                                    

HAPPY READING!!☁

Hari sudah mulai siang, saat ini Syala dan Celyna sedang duduk dibangku taman sekolah mereka seperti biasa sembari berbincang-bincang dan menghabiskan jajanan yang telah mereka beli. Entah mengapa beberapa hari setelah Syala menonton filn yang berjudul "Keluarga Cemara" tersebut pikiran Syala selalu menuju kepada keluarganya dan kelanjutan dari perasaan Syala.

Syala takut nantinya ia patah hati karena Evan dan sikap Juan akan berubah padanya, ia takut jikalau orang tua nya yang biasa ia jadikan tempat untuk mencurahkan isi hatinya akan membawa ia pindah sekolah ke Bandung untuk melupakan rasa kecewa yang akan datang nantinya.

Celyna yang mendengar curhatan dari sahabatnya hanya bisa bernafas kasian dan menenangkan hati Syala. Celyna tau betul bahwa ini adalah omongan yang sangat sensitif dihati Syala. Ia pikir Syala akan menangis, tetapi nyatanya tidak, Syala tidak bisa menangis walaupun dadanya sangat sesak karena memikirkan itu semua.

"pualng duluan aja Cel, aku mau sendirian disini dulu, pak satpam juga ga bakal pulang dan kunci gerbang sekolahkan kalo belum lewat dari jam 3" ucap Syala dengan anda yang sedikit lirih menahan sesak didadanya.

"maaf ya gabisa nemenin lebih lama lagi, byebye hati-hati yaa" ucap Celyna dibalas dengan anggukan samar Syala. Syala hanya bisa melihat punggung sahabatnya sebelum menghilang dari pengelihatannya saat ini.

Entah mengapa otak Syala menyuruh nya agar tetap tinggal dan merenung kan diri ditaman sekolahnya, bahkan saat diajak pulang oleh Juan saja ia menolak dengan mentah dan memilih menikmati udara yang segar ditaman itu. Sembari mendengar lagu yang ia putar, matanya tertuju kepada dua sejoli yang ada disekitar taman sedikit jauh darinya. Sedikit kaget setelah melihat salah satu wajah dari dua sejoli itu namun Syala berusaha untuk tidak ribut.

"loh, itu kan... kak siapa ya lupa" ucap Syala dalam hati.

"ohh, kak Valerry. Kok belum pulang ya? gue mau samper tapi lagi berduaan sama cowo".

"eh tapi kok tas cowonya mirip....".

"ah sudahlah, cape ni mata nyipit mulu gegara burem liat mereka dari jauh".

"eh tapi itu tas mirip tasnya kak Evan."

"Ga. Gaboleh fitnah, udahlah mending gue pulang dari pada dikunciin" gerutu Syala sembari merapikan bungkusan jajanan nya dan membuangnya ketempat sampah.

~~

"Van, balik yuk aku capee" ucap gadis itu sedikit merengkek kepada Evan. Evan hanya bisa mengangguk dan tersenyum ketika mendengar rengek-an dari gadis yang usianya 1 tahun lebih tua darinya.

"pegangan ya, aku takut kamu ngantuk terus jatuh" ucap Evan, gadis itu hanya tertawa kecil lalu naik keatas motor Evan.

"eh, Syala kok baru pulang?" tanya Evan ketika menemui Syala yang sedang jalan tak jauh dari gerbang sekolah mereka.

"e-eh kak Evan? i-iya, tadi ada keperluan jadi pulang terlambat" ucap Syala sembari memegang dadanya yang berdetak kencang sekaligus sedikit sakit disaat melihat seorang perempuan yang dibonceng Evan memeluk pinggangnya.

"maaf ya aku ga bisa anter kamu, Valerry udah kecapean jadi harus aku anter pulang sekarang" lanjut Evan dibalas dengan anggukan Syala dan senyuman mirisnya.

"eh Syalaa, gue duluan ya byee. Ayo cepetan yang aku ngantuk" ucap Valerry yang semakin memanjakan dirinya kepada Evan.

Belum sempat Syala jawab ucapan Valerry, namun Evan sudah terlebih dahulu melajukan motornya dan meninggalkan Syala yang membeku dipinggir jalan.

"apa tadi? yang? apa mereka udah jadian? tapi kak Evan ga ngomong apa apa, justru dia belakangan ini sering deketin gue layaknya dia suka balik sama gue. Dia bahkan pernah bilang kalo secepatnya bakal nerima gue dan pengen banget ketemu ortu gue, tapi? apa maksudnya kata yang tadi?? dan ternyata bener, cowo yang berduaan sama Kak Valerry itu kak Evan." batin Syala yang selalu mengoceh lantaran terngiang-ngkang dengan panggilan yang Valerry sengaja lontarkan ke Evan tadi.

'baru awal Syal, kalo lo masih tetep deketin Evan, gua pastiin semua informasi yang gua tau tentang lo bakal gua sebar dan lo dapet luka yang mungkin ga banyak tapi bisa terus lo inget seumur hidup lo, biar lo ngerasain gimana perasaan gua disaat gua tau cowo yang gua sayang kepelet sama dekel jelek kayak lo. Evan punya gua dan ga ada yang boleh deketin dia selain gua.' batin Valerry bersmirk saat melihat Syala membeku dipinggir jalanan.

•••••••••

"udalah syal, gausah dipikirin. Mending ngedrajor yuk?" ucap Lisya berusaha menghibur setelah Syala curhat panjang lebar kepadanya dan menggalau didepannya.

"boleh, tapi gamau yang ada zombie nya".

"iya iyaaa, ayo" ucap Lisya. Syala adalah tipe orang yang penakut, lihat iklan tentang film horor saja akan terus terbayang-bayang selama seminggu diotaknya.

Kurang lebih 4 jam Syala dan Lisya menonton drakor ditemani dengan camilan mereka masing-masing. Tak sia-sia usaha Lisya menghibur Syala agar tidak galau terus menerus, lengkungan berbentuk bulan sabit terukir diwajah Syala dengan mata yang sedikit menyipit dikarenakan beberapa adegan romantis dan kata-kata gombalan yang ada pada drakor tersebut sedangkan Lisya tidak terlalu memfokuskan perhatiannya kedrakor itu melainkan fokusnya malah teralihkan ketika melihat sang sepupu nya tak lain adalah Syala yang asik ketawa disela-sela senyuman nya.

~

Dilain tempat, ada seorang laki-laki tinggi dengan ototnya yang tidak sengaja terlihat ketika ia menggulung kaos hitam yang ia pakai pada malam hari ini sembari duduk santai dihalaman rumahnya yang bisa terbilang aesthetic  terlebih pada pagi, sore dan malam hari.

"makasih ya, udah mau ngeluangin waktu buat dengerin cerita aku. Tadi seru banget, aku seneng". ucap seorang wanita dari sebrang telepon.

"haha, iya terimakasih kembali ya, aku juga seneng banget bisa denger kamu curhat, jalan bareng kamu" balas laki-laki tersebut.

tbc
••••••••

cie digantung wkwkk

SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA
PIUUUUU (づ ̄ ³ ̄)づ






KETOS AGAIN!! (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang