24. Disita

8 2 0
                                    

HAPPY READING!!☁

Pagi dihari telah menyapa dunia dengan rintik hujan samar-samar yang menyertainya. Syala dan Juan sudah siap dengan perlengkapan sekolahnya begitu pula dengan Vano yang menunggu mereka didalam mobilnya. Sedangkan Lisya harus tinggal sendiri dirumah Syala lantaran dirinya belum bisa masuk sekolah pada minggu ini.

"hati-hati ya Sya, aku sama Juan pulang cepet kok" ucap Syala kepada Lisya dibalas dengan anggukan Lisya kemudian berpamitan untuk pergi kesekolah.

Kali ini Syala dan Juan berangkat lebih awal dari pada hari hari sebelumnya karena mengikuti jam berangkat Vano agar ia tidak terlambat datang kesekolah. "aku balik ke rumah kamu kayaknya siang deh Syal, pulang sekolah aku mau sholat jum'at dulu terus pulang kerumah ngambil baju buat nginep dirumah kamu" jelas Vano kepada Syala didalam perjalanan mereka menuju sekolah nya masing-masing.

"oh yaudah gapapa, aku sama Juan mah gampang pulang sekolah nya tinggal jalan kaki" balas Syala.

Tak berselang lama, Vano pun menghentikan laju mobilnya karena sudah sampai didepan sekolah Syala seperti biasa. "bener-bener nih bocah, malah tidurr" ucap Vano melihat Juan yang kembali tertidur didalam mobil.

"Juan bangunn, pantes ga ada suaranya ternyata lo tidur dari tadi."
"cepet banguun wehh" ucap Syala sembari menggoyangkan badan Juan agar Juan terbangun.

"ck, ngantukk Syal" ucap Juan dengan muka melasnya.

"udah nyampe, lanjut tidur dikelas ajaa. Bangun kenapa si, nanti kalo Vano telat gimana? kan macet dijalan" ucap Syala dengan kegeramannya yang menguasai.

"iya iya" balas Juan yang sudah memasang muka kesal.

"hati hati ya, Van" ucap Syala sembari melambaikan tangannya, sedangkan Juan sudah memasuki sekolah dan bergegas menuju kelasnya untuk melanjuti kegiatan tidurnya.
"iya cantik, bye byee" ucap Vano kemudian melajukan mobilnya.

••••••••

Saat ini dikelas Syala sedang ada tugas Bahasa Indonesia yaitu membuat karangan cerpen dan harus selesai saat mata pelajaran itu berakhir.

tok tok tok..

"iya nak, silakan masuk" ucap guru mapel Bahasa Indonesia yang sedang mengawasi kelas Syala dari meja guru.
"permisi bu, kami ingin minta izin untuk razia dadakan pada hari ini" bisik remaja laki-laki yang berjabat sebagai ketua OSIS(ketos) kepada ibu guru itu.

"oh iya nak, silakan".

Oh tidak, Evan berhasil membuat Syala mengalihkan pandangannya dari keseriusan mengerjakan tugas, dan membuat jantung Syala tidak aman karena Evan membiarkan satu kedipan dan senyuman miliknya jatuh kepada Syala. Terdengar seperti playboy, tetapi Evan melakukan itu sekejap karena ia senang membuat Syala ketar ketir dengan senyumannya, menurutnya itu sangat lucu dan imut untuk ia lihat, apalagi ketika Syala sudha mulai salah tingkah dan keringat dingin di buatnya.

"ekhem.. jangan lupa nafas ya Syal" ucap Yera yang duduk bersama Syala.
"Syal hati hati ya haha".
"tarik nafas yang banyak, terus buang lewat mulut Syal biar ga nyesek gegara nahan salting". Sambung Celyna dan Haera membuat Syala tak berkutik lantaran dirinya saat ini sedang menahan diri agar tidak teriak.

"halo teman-teman, maaf mengganggu waktunya sebentar. Tujuan kami memasuki kelas ini untuk mengadakan razia dadakan yang sudah diusulkan oleh kepala sekolah dan PO untuk membasmi makeUp dan senjata tajam serta rokok yang barang kali ada diantara kalian yang membawa salah satu barang yang tadi saya sebutkan, mohon izin untuk kami mengecek tas kalian satu persatu dan tolong taruh tas kalian di atas meja." jelas Evan lalu bergegas memeriksa tas anak kelas Syala yang sudah ada diatas meja.

'kak.. sengaja banget kayaknya, perasaan tadi mau cek barisan bangku sebelah, kenapa jadi kesini???!!' batin Syala yang bergejolak melihat Evan mulai memeriksa tas teman yang duduk didepannya, tak lain adalah Celyna dan Haera.

"hai Syal, izin cek tasmu yah" ucap Evan tak lupa memancarkan senyumnya yang amat INDAH  bagi Syala.
"i-iya kak" jawab Syala, entah mengapa Syala menjadi gugup ketika bertemu Evan disekolah, sangat berbanding terbalik dengan perasaan Syala ketika Evan mengajak Syala untuk pulang bersamanya, makan bersama atau yang lainnya.

~

"oke, terimakasih atas waktunya yang sudah kalian berikan, dan ini terdapat 1 orang membawa penggaris besi yaitu Juan, dengan berat hati penggaris besi ini akan pihak sekolah sita selamanya karena ini termasuk senjata tajam yang dapat melukai orang lain, terimakasih" ucap Evan ditatap sinis oleh Juan.

"yaampun maaf ya Juan gue lupa ngasi tau lo" ucap Syala berbisik, walaupun tidak didengar oleh Juan karena jarak mejanya dan meja Juan lumayan jauh.

"penggaris mahal gue njir, ishh mereka pikir gue bakal bunuh orang apa??!" gerutu Juan sembari melanjutkan kegiatan mengerjakan tugas dadakan dikelasnya itu.


tbc
••••••

sekali lagi, maaf banget kalau alurnya jadi sedikit tidak jelas, karena aku pun masih belajar secara perlahan tanpa bimbingan orang yang lebih ahli dalam nulis cerita yang bagus tuh gimana
semoga sukaa 🌿🌿

SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA
PIUUUUU (づ ̄ ³ ̄)づ

KETOS AGAIN!! (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang