23. Tetangga Berkacamata

10 1 0
                                    

HAPPY READING!! ☁

"gimana kalau besok malam kita main truth or dare? nah paginya baru kita jalan jalan?" saran Syala mewakili suara Lisya.
"boleh tuh, berarti malam ini langsung tidur ga main?" ucap Vano sedangkan Juan hanya memperhatikan pembicaraan mereka dan mengangguk pelan.

"iya lah, kamu juga kan besok sekolah" sambung Lisya yang tertuju kepada Vano.
"bolos aja lahh, jauh kalo dari sini, males" ucap Vano.
"ga ada bolos bolos, dari sini bisa berangkat lebih pagi biar ga telat!" ucap Lisya, Vano tidak bisa membantah dan Juan hanya bisa tertawa kecil.

Setelah pembicaraan hangat itu perlahan mulai selesai, Syala dibantu Lisya pergi menyuci alat makan yang sudah mereka pakai didapur. Sedangkan Vano pergi menemani Juan pulang ke rumahnya untuk mandi dan mengganti pakaian Juan.

"Jun, itu disebelah tetangga baru ya?" tanya Vano kepada Juan yang sedang melipat baju nya yang tidak sengaja berantakan.
"oh iya, kenapa? Lo udah liat orangnya?" tanya Juan.
"udah, tuh orangnya lagi main game di depan rumahnya" jelas Vano.

"siapa namanya?"

"lah nanya gue, tanya lah sendiri itu kan tetangga lo!" ucap Vano dengan sedikit emosi. Setelah selesai membereskan bajunya, Juan berjalan kedepan rumahnya dan memperhatikan remaja laki-laki seumurannya yang sedang bermain game di handphonenya.

"hai, lo baru pindahan ya? nama lo siapa?" ucap Juan yang memberanikan diri membuka suara terlebih dahulu kepada tetangga baru nya yang berkacamata itu.
"e-eh, iya. Nama ku Kavin" ucap laki-laki berkacamata tersebut.

"Nama panjangnya?" tanya Juan dengan sangat penasaran.
"Kavin Varelino Ganendra, kamu?" ucap Kavin kepada Juan.
"ohh, kenalin gue Juan Carlos, panggil Juan aja" ucap Juan sembari menjulurkan tangannya.

"oh iya ini namanya Vano, dia sepupu dari temen sekolah gue yang tinggal didaerah sini juga" sambung Juan, Vano dan Kavin pun bersalaman tanda perkenalan.

"lo pindahan dari mana?" tanya Juan dan Vano kepada Kavin.
"Bandung" ucap Kavin.
"owalah, kamu sekolah dimana?" tanya Vano menambah topik pembicaraan mereka.
"di SMP Cerah Nusantara, kalau kalian sekolah dimana?" tanya Kavin kembali.
"wah sama dong, gue juga. Tapi kalo Vano itu sekolahnya jauh, dia disini karna mau main kerumah temen gue" ucap Juan membuat Kavin senang karena mendapat teman baru.

"eh lo kelas berapa? siapa tau sekelas gitu" lanjut Juan.

"aku kelas 7.3, besok udah mulai masuk"

"yah beda kelas, tapi gapapa nanti lo gue kenalin ke temen gue biar bisa main bareng" ucap Juan dibalas dengan anggukan Kavin.

"yaudah, kita mau balik kerumah temen gue dulu ya, byee" ucap Juan kemudian bergegas pergi kerumah Syala bersama Vano.

Kavin pov:

"aku gamau pindah, gimana kalo ga dapet temen? eh tapi kalo bisa ketemu sahabat lama ku lumayan juga ya, aku kangen dia, tapi gimana kalau tambah gabisa ketemu? aku kangen queenzaucap laki-laki berkacamata yang sedang duduk dibalkon kamarnya sembari mengacak rambutnya frustasi.

KETOS AGAIN!! (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang