Prolog

812 102 127
                                    

~Diari Fayyana~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Diari Fayyana~

📓📓

DIARI Fayyana, itulah dua kata yang tertulis di halaman pertama buku yang sedang dipegang Gitta. Ketika akan pulang dan keluar dari kelas, ia tak sengaja melihat loker milik Fayya tersingkap tidak terkunci.

Fayyana Tanissya, itulah dia. Sang empu yang kini sedang tidak di tempat. Seperti kebiasaannya—setidaknya akhir-akhir ini—dia sering pergi ke rooftop untuk duduk menyendiri di sana.

Entah apa yang sedang dilakukannya di jam pulang sekolah begini, tetapi Gitta bisa melihatnya dari jendela kelas yang langsung mengarah ketempat Fayya berada. Dia hanya duduk sembari menjuntaikan kakinya ke bawah, seperti sedang menikmati semilir angin yang berhembus menyapu dirinya.

Penasaran dengan buku berwarna abu-abu tersebut, Gitta lalu mengambilnya. Dia juga sempat dibuat heran dengan cover yang bertuliskan huruf R di depannya. Entah apa arti dari huruf tersebut, tapi ia hanya mengasumsikan jika itu hanyalah tulisan yang tidak berarti apa-apa.

Gitta mengintip isinya yang ternyata adalah catatan harian seorang Fayyana.

Terlintas di pikirannya untuk membaca diari itu, mengingat Fayya yang sering bersikap aneh belakangan ini. Dia selalu pergi sendirian dan lebih sering menghilang entah kemana.

Barangkali memang ada yang sedang dia sembunyikan, hingga membulatkan tekad Gitta untuk membaca diari itu selagi pemiliknya tengah sibuk dengan dirinya sendiri.

Mengendap-endap, Gitta mendekat ke sisi tembok. Sejenak ia mengintip ke tempat Fayya berada untuk memastikan kalau dia belum pergi.

Lalu, terlihatlah seseorang datang menghampiri Fayyana. Entah siapa orang tersebut, tapi Gitta mengetahui jika dia adalah seorang laki-laki.

Fayyana tampak terlibat percakapan dengan laki-laki tersebut, membuat Gitta seperti diberi waktu lebih banyak.

Menyadari punya kesempatan, Gitta mulai membaca diari itu. Ia membuka lembaran-lembaran pertama dan membacanya dengan cepat.

Seolah sedang berpacu dengan waktu, Gitta hanya membaca bagian yang dirasa penting saja. Matanya terkadang juga awas melihat keluar, untuk berjaga-jaga agar Fayya tidak datang secara tiba-tiba hingga membuatnya ketahuan.

Akan tetapi, meski telah membaca banyak lembaran, Gitta tetap saja tidak menemukan apa yang ia cari. Hanya ada tentang sekolah, ujian, ekstrakurikuler, atau guru les yang menyebalkan. Tidak ada tentang pacar, seseorang yang mengganggunya, atau teror yang tidak jelas, yang bisa menjadi kemungkinan penyebab sikap Fayyana berubah akhir-akhir ini.

Hingga lebih dari lima menit lamanya, Gitta masih belum menemukan apapun yang membuatnya curiga. Semua hanya berisi tentang rutinitas biasa dan tidak ada sesuatu yang spesial.

Sampai ketika gadis itu menjelajah ke halaman terakhir, dia dibuat terdiam membacanya.

Tanggal Fayya menuliskan bertepatan dengan tanggal hari itu juga, yang menandakan jika Fayya sangat baru menuliskannya.

Mungkin ia menuliskan tadi pagi, saat jam istirahat atau mungkin saat ia di kelas sendirian. Mungkin juga saat jam pelajaran berlangsung, di sela-sela guru menerangkan, atau mungkin saat dia menghilang beberapa waktu yang lalu.

Tidak ingin melewatkan, Gitta membaca tulisan itu. Anehnya, tulisan itu terlihat berbeda dari tulisan lainnya. Bukan mengenai bentuk tulisan tangannya, melainkan bahasa yang ia tuliskan. Barangkali yang ia tulis itu bukanlah catatan harian hingga terdengar seperti karangan yang dibuat-buat. Cerita pendek dengan genre thriller, mengenai seseorang yang terjatuh dari atas rooftop.

Bingung dengan yang ia baca, Gitta mengulang membacanya kembali. Matanya juga sesekali melihat ke arah luar untuk mengawasi pergerakan Fayya yang masih berada di sana atau sudah pergi.

Namun, baru saja matanya melihat ke arah rooftop, Gitta malah dibuat terkejut melihat posisi Fayya yang telah berubah.

Dia tidak sedang duduk santai di atas sana lagi, tapi malah menggantung di tepian tembok dengan kedua tangannya. Dia terlihat seperti berusaha menahan pegangan, sementara kakinya seperti mencoba menggapai-gapai pijakan.

Melihat itu, Gitta dibuat terkejut. Ia mendekat ke jendela dan melihat ke atas sana. Gitta benar-benar terkesiap melihat Fayyana yang seperti akan terjatuh.

"Fa-Fayya?"

Gitta benar-benar tidak percaya dengan apa yang dia lihat, membuatnya terpaku melihat Fayyana yang tiba-tiba seperti sedang dalam bahaya. Bukankah tadi dia hanya duduk saja di atas sana? pikirnya.

Seketika Gitta langsung dibuat panik, ia seperti ditarik untuk melakukan sesuatu, tapi bingung harus melakukan apa.

Tepat sebelum gadis itu hendak bertindak, tiba-tiba Fayya berteriak dengan sangat keras. Saat itu pun juga, pengangannya sempurna terlepas. Fayyana mengawang di udara tanpa mempunyai tempat untuk berpijak.

Fayyana terjatuh dengan bebas.

"FAYYA!" Gitta terpekik. Matanya terpejam, karena takut menyaksikan pemandangan yang mengerikan di depannya.

Sementara angin di bawah sana bersuit, ketika tubuhnya mendarat dengan sangat keras.

Fayyana.

Dia terjatuh

Dan menyebabkan banyak darah yang keluar dari lukanya.

Dan menyebabkan banyak darah yang keluar dari lukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📓📓

The Thing She Has: Diary After Death

Kamu akan mengenal Aruna Gitta gadis yang berjuang untuk masa depannya, tetapi harus menjadi saksi kematian sahabatnya sendiri.

Kamu akan mengenal Arga Diovani lelaki yang berjuang untuk seorang Fayyana Tanissya, tetapi gadis itu malah menghilang dan menjadi misteri.

Lalu, kamu juga akan mengenal Gavin Sebastian yang berjuang untuk mendapatkan hati seorang Aruna Gitta, tetapi dia malah menatap jauh ke belakangnya.

Kemudian Fayyana Tanissya....
Erghh, siapa dia?

Tetap stay di sini yaa...
Agar kamu bisa mengenal mereka lebih dekat.

Semoga suka dan betah...
🤗

The Thing She Has: Diary After Death (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang