-10- Masuk Sekolah

171 46 64
                                    

~Masuk Sekolah~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Masuk Sekolah~

📓📓

"GITT, emang lo mau ngapain di sini? Gapapa lo pergi sendirian aja? Gue juga nggak bisa nemanin, karena Bu Mirna nggak bakal ngasih ampun ke gue kalau hari ini bolos lagi." Arga bicara begitu Gitta turun dari motornya setelah ia mengantarkan gadis itu ke tempat dimana Fayya pernah ia turunkan.

Mereka berangkat pagi-pagi sekali, sebelum Arga pergi ke sekolah.

Gitta sempat maksa, sehingga Arga tidak punya pilihan untuk bangun cepat dan menjemput gadis itu. Padahal ketika Gitta menelponnya, lelaki itu masih tertidu. Tepat pukul 5.48 pagi, Arga turun dari kasur dan langsung menuju kamar mandi.

Gitta meminta Arga untuk cepat menjemputnya karena mengingat jalanan Jakarta yang akan segera macet jika sudah masuk jam sibuk. Selain itu, juga sebagai antisipasi agar Arga tidak terlambat untuk tiba di sekolah nanti.

"Gapapa, Ga. Gue bisa sendiri. Gue cuma pengen jalan-jalan aja hari ini," kata Gitta menjawab.

Arga menghela napas pelan. "Yaudah kalo gitu. Tapi, kalau pun lo mau jalan-jalan, mending ajak Gavin. Gue rasa dia mau nemanin lo, dari pada lo sendirian gini aja."

Gitta menggeleng cepat. "Jangan Ga! Nggak usah. Dan please, jangan lo kasih tau Gavin. Kasian kalo dia harus bolos juga."

Arga tak membalas lagi, ketika ia melirik arlogi, jam sudah menunjukkan pukul tujuh.

"Udah, pergi sana! Entar telat, loh!" suruh Gitta cepat. Dia tidak ingin lelaki itu sampai terlambat masuk sekolah termasuk tidak ingin Arga melontarkan pertanyaan apapun  mengenai alasan apa Gitta ingin dihantar ke tempat itu.

Arga menghela napas lagi. "Yaudah kalau gitu, gue pergi dulu. Lo hati-hati," kata Arga pasrah.

📓📓

Gitta melanjutkan langkahnya begitu Arga sudah hilang dari pandangannya. Dia menuju sebuah gang, yang sebelumnya Arga tunjukkan sebagai tempat yang di pernah lalui Fayyana.

Fayyana memang pernah meminta diturunkan di sana waktu itu, tapi karena Arga terus menolaknya, Fayyana harus turun di tempat yang sedikit terlewat dari tempat yang dia minta. Namun untungnya Arga masih ingat di mana Fayyana meminta diturunkan, sehingga dia bisa menunjukkan tempat itu pada Gitta ketika ia bertanya.

Gitta menuju gang yang terlihat sempit dan hanya bisa dilalui oleh satu motor. Dia sejenak merasa asing, karena belum pernah melewati jalan itu.

Mengikuti jalanan yang mengarah pada satu arah, Gitta keluar dari gang dan menemukan jalan besar diujungnya. Dia terperangah, karena tidak menduga jika dia akan menemukan jalanan lain. Terlihat sebuah palang yang menerangkan nama jalan.

"Bayangkara," sebutnya.

Sembari melihat kearah sekitar, Gitta menerka-nerka kearah mana Fayya mungkin pergi setelahnya. Tapi tidak satu pun yang bisa dia ketahui, yang menjadi kemungkinan tempat Fayyana berkunjung di hari dia bertengkar dengan Arga.

The Thing She Has: Diary After Death (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang