-6- Penelpon

205 54 61
                                    

~Penelpon~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Penelpon~

📓📓


FAYYANA berjalan menuju sebuah gang ketika Arga telah pergi dengan motornya. Arga marah, sehingga meninggalkan Fayyana sendirian. Tidak peduli kemana gadis itu akan pergi, Arga meninggalkannya dengan perasaan yang kesal.

Fayyana masuk ke sebuah gang sempit yang ditunjukkan oleh orang yang menelponnya barusan. Dia mengirim lokasi tempat temu yang berada tidak jauh dari tempatnya berada.

Fayyana tidak bohong soal dia yang ingin turun di tempat itu. Tapi karena kegigihan Arga, membuat Fayyana harus berjalan mudur menuju gang yang dia tuju. Untunglah gang itu tidak terlalu jauh terlewati sehingga dia hanya perlu berjalan sedikit saja.

Gang itu cukup sempit dipenuhi oleh rumah petakan yang dibangun secara berdekatan. Menurut map, Fayyana hanya perlu mengikuti jalan lurus sampai kemudian menemukan jalan keluar yang langsung mengarahkannya ke jalan besar. 

Lalu sesampai di sana, Fayyana menebar pandangannya ke segala arah. Dia tidak mengenal betul area itu, karena baru pertama kali lewat jalanan sana. Fayyana mencari papan nama, atau palang yang menunjukkan nama jalan, setidaknya dia harus tahu eksistensinya dulu sebelum meneruskan langkah.

Setelah tahu keberadaannya, Fayyana kembali melihat map. Lokasi yang ditujukan semakin dekat. Ialah sebuah salon yang didominasi oleh warna merah muda bernama Rose Beauty. Si penelpon mengatakan kalau dirinya sudah berada di sana dan sedang menunggunya.

Namun, sebelum masuk Fayyana melirik ke segala arah dulu. Dia seperti mencari sesuatu yang berada di sekitar sana. Fokusnya terhenti pada sebuah tanaman tinggi yang ditanam di dalam pot beton sekitaran trotoar. Tanaman itu di taruh di beberapa titik di tepi jalan, yang ditujukan sebagai penghias jalanan dan juga sebagai penyejuk bagi pejalan kaki yang melintas.

Fayyana mendekat ke salah satu tanaman itu. Dia memilih tanaman yang besar dengan daun yang lebat. Setelah memastikan tempat itu cocok, Fayyana mematahkan sebilah ranting dari pohon itu.

Ia lalu mulai mengeruk tanah di bawahnya, sembari menatap sekitar dan berjaga-jaga agar kegiatannya tidak dicurigai atau ditegur oleh orang lain karena diduga telah melakukan hal yang aneh-aneh.

Setelah merasa cukup dalam, Fayyana berhenti mengeruknya. Dia mengeluarkan sebuah ponsel dan memposisikan letak ponsel itu di dalam tanah.

Tapi sebelum memasukkannya dia perlu sesuatu dulu untuk melindungi ponsel itu. Jadilah Fayyana mencari benda lain yang bisa digunakan untuk membungkus ponselnya.

Sebuah kantong plastik berukuran sedang, Fayyana menemukannya terjatuh di tepi jalan. Itu dirasa cukup untuk membungkus ponselnya. Selain dapat melindungi dari gesekan tanah, plastik itu juga bisa melindunginya dari air, berjaga-jaga jika hujan datang dan menyerembet memasuki tanah.

The Thing She Has: Diary After Death (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang