-35- Ponsel Fayyana

146 25 41
                                    

~Ponsel Fayyana~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Ponsel Fayyana~

📓📓

"KALIAN pulanglah, dan cek hape itu. Kalau bisa segera laporkan ke kepala sekolah agar segera ditindak lanjuti. Soal Elvano, biar saya yang urus," pesan Rahadhika ketika mereka berpisah di kantor polisi.

Rahardhika menjelaskan bahwa semua kejahatan Elvano akan terungkap. Perundungan yang telah dia lakukan pada Mia termasuk pada Rena dan pembunuhan pada Fayyana akan terungkap semuanya.

Dalam rekaman yang mereka dapatkan terdapat percakapan antara Elvano dan Fayya di hari itu, mengenai perdebatan mereka atas kematian Mia.

Disana Fayya berhasil membuat Vano mengakui segala yang telah dia lakukan pada Mia, sehingga dengan itu, sudah bisa menjadi bukti kuat atas kesalahan yang telah dia perbuat. Tak lupa aksi dia mendorong Fayyana terekam jelas hingga dia ditetapkan sebagai pelaku pembunuhan.

📓📓

Malam harinya, Gavin memberi tahu mereka jika ponsel yang Fayyana sembunyikan sudah berhasil dia dapatkan. Oleh karenanya mereka berjanji untuk bertemu di tempat yang sudah di tentukan untuk mengecek isinya.

Disebuah cafe, Gavin telah berada disana. Arga dan Gitta datang menghampiri lelaki itu yang baru saja menyesap minumannya.

"Gimana? Aman?" tanya Arga sembari mendudukkan bokongnya.

Gavin mengeluarkan jempolnya. "Aman."

"Terus, gimana? Apa isinya? Lo dapat semua bukti-buktinya?"

Gavin mengangguk, "Dapet. Lengkap semua. Dari nama, sama foto-fotonya. Fayya bener-benar clear ngumpulin semua bukti itu. Tapi," kata Gavin menjeda. "Ada yang aneh," sebutnya.

Karena itu Arga dan Gitta menatap. "Aneh? Aneh gimana?"

"Nama lo nggak ada disini, Ga."

Arga menatap tidak percaya, hingga dia merebut ponsel itu dari Gavin. Dia mengecek list itu yang terdiri dari 8 orang, dan benar saja tidak ada namanya disana. Bahkan bukti-bukti dari rekaman vidio, foto dan rekaman suara, setelah di cek satu per satu, tidak ada yang merujuk pada Arga maupun ibunya.

Karena itu membuat Arga heran. Tidak ada bukti tentang dia sama sekali.

"Ga, lo yakin? Ibuk lo ikut nyuap guru?" tanya Gitta ragu.

Arga mengangguk. "Gue yakin Gitt. Nyokap gue sendiri yang bilang ke gue. Nilai gue. Itu buktinya."

Mereka bertiga terdiam, karena heran dengan pengakuan Arga yang berlawanan dengan bukti didepannya.

Tidak ingin berdiam diri begitu saja, Gavin lalu membuka rekaman lain. Yang mana itu terletak di folder lain. Rekaman suara itu berjudul "Untuk Gitta dan Arga".

Karenanya membuat Arga dan Gitta menatap.
Gavin lalu menyerahkan ponsel itu kepada mereka berdua. Lalu Gitta memutarnya.

Hai, Gitt.. Arga.. Temen gue..

Ya, kalian temen gue juga, karena waktu itu gue pernah kenal kalian sebelum gue berubah identitas menjadi Rayyana. Kalo lo ingat waktu SMP pas kita pertama kali kenal. Gue baru pindah karena orang tua gue pisah. Nyokap gue nggak mau gue dekat sama Rayya. Makannya dia mindahin gue ke sekolah yang berbeda dari Rayya.
Baru beberapa bulan setelahnya, gue tukar identitas sama Rayyana atas perintah dari bokap.

Rayya harus berteman sama kalian karena kalian temen gue dulunya. Awalnya gue pikir dia nggak bakal mau berteman sama kalian, tapi tenyata malah enggak. Kalian masih temanan sampai sekarang.

Gitt, Arga..

Gue tau mungkin sekarang lo udah tau rahasia kami berdua. Dan mungkin sekarang udah terjadi sesuatu yang buruk ke gue. Ini bukan salah lo Ga, dan ini bukan salah lo juga Gitt, walaupun kita sempat berantem sebelumnya, tapi gue masih tetap sayang sama lo bedua.

Gue sendiri yang memilih buat ngelakuin ini, karena urusan gue sama Elvano adalah urusan yang emang gue sendiri yang mesti nuntasinnya.

Gue rasa lo udah tau masalah apa yang terjadi sama gue dan Vano. Ya, gue punya dendam sama dia, karena dia udah buat temen gue meninggal. Dia udah jahat dengan negbully dia dan ngelakuin hal buruk sama Mia.

Tambah lagi gue juga merasa bersalah sama Rayya karena gue pikir selama ini dia bahagia hidup menjadi gue. Tapi nyatanya dia kesulitan dengan cara niru semua cara gue hidup. Dia nggak bisa bebas, dia nggak bisa jadi demi dirinya sendiri, dia bahkan enggak bisa nerima kasih sayang nyokap yang bener-bener ditujuin ke dia. Nyokap cuma sayang gue, dan gue ngerti gimana rasanya ada orang yang meluk kita, tapi dia ngeliat kita sebagai orang lain.

Gue juga salah sama dia karena selama ini gue ngabaiin dia. Gue benci sama dia, karena gue pikir sebabnyalah gue hidup sama bokap dan menderita.

Jadi, lo jangan jadiin beban soal Vano dan gue. Lo cukup urusin soal Nadilla atau rambut merah yang gue sebut di didiary. Gue sengaja buat enggak sebut langsung siapa orangnya karena gue mau lo berdua nyari tau semuanya. Gue mau lo peduli sama Rayyan, karena selama ini dia peduli banget sama kalian berdua.

Gue tau itu karena gue sempat baca diary dia. Pas dia gue suruh kerumah nenek sementara gue jadi dia selama sebulan. Diarynya ketinggalan, jadi gue tau kalau di dalam diary itu isinya ada banyak tentang lo berdua. Artinya lo berdua adalah orang yg paling dekat sama dia. Cuma kalian yang Rayya punya selama ini. Setelah bokap dan nyokap buang dia, tambah lagi gue yang membenci dia.

Makannya gue tinggalin diary itu, biar kalian bisa nyari Rayyan. Sampai rahasia ini terbongkar.

Gue juga enggak ngasih tau langsung apa salah Arga. Karena gue masih pengen lo jujur sendiri. Dengan lo jujur artinya lo merendahin ego lo demi kepentigan temen lo sendiri, Ga. Gue berharap itu terjadi, gue berharap lo bisa berani setelah gue tinggalin kalian.

Jadi, bukti di hape gue ini, ada list semua orang yang ngelakuin suap sama guru itu. Lo jangan tanya kenapa nama lo enggak ada. Karena gue, udah ngapus semua jejak lo. Gue mutusin itu karena gue pikir lo juga nggak mau terlibat dalam suap itu. Cuma nyokap lo aja yang salah, tapi lo yang kebawa.

Jadi, itu aja. Gue juga pesen buat Rayya, kalo dia harus hidup jadi dirinya suatu hari nanti. Jangan jadi gue, karena itu pasti capek.

Salam sayang buat kalian semua. Gue titip Rayya.

Jaga dia, setelah gue nggak ada.

Udah end? Belum ya..

Kita masih harus ungkap kecurangan murid-murid itu dulu..
Hehe..

Di next chapter yaa..

The Thing She Has: Diary After Death (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang