-18- Rahasia Arga

146 36 13
                                    

~Rahasia Arga~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Rahasia Arga~

📓📓

GAVIN, Gitta dan Arga-mereka bertiga tengah berada di sebuah toserba yang berada dekat dengan resto. Toserba itu menyediakan kursi di depannya untuk memberi tempat bagi orang-orang yang ingin duduk di sana.

Gitta masih terdiam di samping Gavin. Kepalanya tertunduk menatap tangan yang terkepal di atas paha. Sementara Arga berada di depannya, terlihat gusar, namun, juga sedang berusaha meyakini dirinya sendiri, untuk bisa jujur kepada dua orang di depannya itu.

"Gitt, sebelumnya gue minta maaf buat kejadian waktu itu," kata Arga bersuara. Suaranya terdengar pelan, tapi juga terdengar berat seperti suara khas miliknya.

Dulunya Gitta sangat menyukai suara itu, yang mana hanya dengan mendengarkannya saja, sudah bisa membuatnya senang. Dia sangat ingin mendengarnya terus dan tidak akan pernah bosan mendengarnya. Tapi sekarang, entah kenapa rasanya tidak seperti dulu lagi. Dia tidak begitu ingin mendengarnya, suara Arga justru mulai membuatnya takut.

Gitta tidak menjawab. Dia masih diam di tempat, membiarkan lelaki itu bicara sendiri.

Arga merasa dejavu meminta maaf tanpa ada respon seperti ini.

"Gitt. Oke, sekarang gue mau jujur sama lo. Tentang apa maksud dari Fayyana itu. Mungkin setelah dengar ini lo bakal kaget. Lo bisa jadi membenci gue dan kecewa sama gue. Tapi sebelumnya lo harus tau Gitt, kalau gue nggak pernah maksud buat ngecewain lo. Gue nggak pernah maksud buat nyembunyiin sesuatu dari lo."

Gitta masih tak merespon. Kini, gadis itu malah sibuk menggulung ujung bajunya.

Arga melirik Gavin. Lalu Gavin menatap padanya. Satu helaan napas panjang keluar dari mulut pria itu. Arga berpikir kalau dia harus mengatakannya sekarang juga atau dia akan kehilangan kesempatan untuk bicara dengannya lagi.

"Semester lalu, kelas sebelas. Gue dapat lima besar di antara seluruh angkatan. Lo tau itu, kan, Gitt?" sambung Arga bicara. "Yang mana sebelumnya gue biasa-biasa aja, tapi tiba-tiba dapat lima besar. Gue sendiri bahkan kaget pas dengerinnya. Gue tau gimana kemampuan gue sendiri, Gitt. Meskipun gue dari dulu sering masuk kelas unggulan, tapi gue sadar kemampuan gue masih berada di belakang lo. Tapi yang terjadi waktu itu apa? Nilai lo turun. Dan ranking lo berada di bawah gue."

Gavin yang berada di samping Gitta menatap Arga lamat-lamat. Ia menebak ke mana arah Arga ingin bercerita. Sementara Gitta tiba-tiba terdiam, dia terlihat menghentikan kegiatan menggulung-gulung ujung bajunya.

"Waktu itu gue tau ada yang salah. Gue tau ada yang nggak bener sama nilai gue. Terus gue bawa nyokap gue ke belakang, dan gue tanya kenapa nilai gue bisa jadi gitu. Gue bukannya nggak terima atau nggak bersyukur sama apa yang udah gue dapetin. Tapi entah kenapa gue merasa kalo gue emang nggak pantas buat dapetin nilai itu."

The Thing She Has: Diary After Death (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang