-5- Pertengkaran

226 58 89
                                    

~Pertengkaran~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Pertengkaran~

📓📓

"KEBETULAN kamu di sini. Fayyana juga ada di sini, loh! Ayok, masuk dulu!" Rana menyambut kehadiran Arga. Wanita itu terlihat sangat senang karena mendapati kedua sabahat putrinya sedang berada di restonya.

"Ah, i-iya tante. Apa? Fa ... Fayya? Fayya di sini?" tanya Arga ragu. Sejenak ia melirik ke arah Fayyana dan berlagak sok terkejut dengan kehadirannya.

Lalu, dia juga melihat Gitta--yang terdiam di mejanya. Gitta dengan semua buku-bukunya, seperti itulah dia sering terlihat.

"Kamu masuk dulu, makan ayam Ibu. Ayok!" Rana menarik Arga ke dalam, membuatnya terpaksa turun dari motor.

"Ah, i-iya tante. Aku taruh motorku dulu."

Lelaki itu menepikan motornya sejenak lalu memarkirkan di luar resto. Tak lupa kuncinya dicabut agar tidak hilang diambil orang nanti. Kemudian, dia masuk mengikuti Rana yang masih memeganginya.

Sesampainya di dalam, Arga dibuat bingung  untuk menyapa Fayyana maupun Gitta. Karena bagaimana pun juga, mereka kini sedang dalam masalah. Dan setelah melihat sikap Rana yang tidak berubah dari biasanya, mengartikan kalau Rana tidak mengetahui permasalahan di antara mereka.

Jadi, Arga tahu harus berpura-pura seperti tidak terjadi apa-apa saat ini. Seperti pendramaan yang sedang dilakukan oleh dua orang di sana, yang juga terlihat sedang tidak punya masalah apa-apa.

"Fay! Lo udah lama di sini? Eh, Gitt!" sapa Arga kikuk. Ia mengangkat tangan sebelah untuk menegur Gitta yang berada di meja sedikit jauh dari tempatnya.

Gitta hanya mengangguk, begitu pun Fayyana.

"Fayya udah dari tadi di sini. Kamu, udah makan?" potong Rana bertanya.

Arga mengangguk. "Udah, tante."

"Nggak mau makan lagi di sini? Udah lama loh, kalian nggak ada ngumpul bareng lagi. Gitta bilang, kalian sibuk banget belajar. Bentar lagi emang mau ada seleksi masuk kuliah, tapi belajar di sini 'kan juga bisa?"

"Oh, i-iya tante. Ya begitu. Jadwal les-nya ditambahin. Makannya nggak sempat," kata Arga beralasan.

Mendengarnya Rana terkesiap, karena ia baru teringat kalau kedua teman anaknya mengikuti pelajaran tambahan di luar sekolah. "Oh, iya. Tante lupa. Gitta nggak masuk les soalnya. Makannya tante nggak kepikiran," katanya sambil terkekeh kecil.

Lalu, di saat yang bersamaan, dua orang pelanggan terlihat masuk ke resto tersebut. Mereka ingin makan di sana dan minta dilayani.

The Thing She Has: Diary After Death (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang