~Gitta~
📓📓
ARGA keluar dari lapangan ketika pertandingan futsal berakhir. Timnya kalah telak sehingga membuat wajahnya kusut sejak bau-bau kekalahan telah tercium di tengah-tengah permainan.
Danial yang merupakan teman satu timnya, berlari mendekat. Tangannya yang panjang langsung menerkam lelaki itu dari belakang sehingga membuat Arga terkejut.
Merasakan ada yang mengganggu, Arga menangkap tangan itu. Mengetahui jika itu adalah perbuatan Danial, ia langsung menyentakkannya agar segera menjauh.
Wajahnya semakin kusut. Tidak. Arga seperti sedang marah.
"Kenapa lo?" tanya Danial bingung.
Arga tak menggubrisnya, ia berjalan lebih cepat meninggalkan Danial di belakang.
"Woi, Arga! KITA KALAH!" teriak Danial, menyusul.
Di pinggir lapangan sudah ada Gavin yang tengah sibuk mengipas-ngipas dirinya dengan tangan. Melihat Arga mendekat dengan wajah masam, membuatnya berhenti dari kegiatannya. Dilihatnya lelaki itu duduk sampai Danial ikut muncul di belakang.
"Gawat, kalo udah gini. Liat tuh mereka!" kisuh Danial tak rela. Ia menunjuk tim lawan yang sedang merayakan kemenangan.
"Udahlah! Namanya juga permainan. Santai aja kali!" sanggah Gavin.
"Lo gak tau aja Vin! Masalahnya ada di dia. Tuh, liat tu muka!" lanjut Danial menunjuk Arga.
Gavin menoleh. Dia mendapati wajah Arga yang sebenarnya sudah cemberut sejak permainan dimulai.
"Gue nggak ngerti. Masalah cewek bisa pengaruh banget," lanjutnya.
Gavin mengerutkan kening, tidak begitu paham dengan masalah yang sedang dihadapi Arga. Barangkali dia memang punya masalah dengan seorang gadis, sehingga membuatnya muram seperti itu.
"Lo, kenapa? Ada masalah?" tanya Gavin.
Arga masih tak menjawab.
Tau pertanyaan Gavin tak kunjung direspon, Danial lebih dulu bersuara. "Lo nggak tau? Kejadian di kantin tadi?"
Gavin kembali mengerutkan kening, "Kejadian apa? Ada yang kesurupan?"
Mendengar perkataan asal Gavin membuat Danial geram."Bukan bego! Temen lo tu, dia nembak sahabatnya sendiri," sambungnya, yang langsung dibalas pelototan dari Gavin.
"Apa? Maksud lo? Fay—"
"Ya iya, siapa lagi? Nggak mungkin Gitta dong!"
Gavin terdiam. Matanya langsung menoleh pada Arga, menagih penjelasan. Tapi tentu saja Arga tidak akan menjawab.
"Lo, nembak di depan semua—"
"Ya, enggak bego! Cuma gue dan anak-anak lain aja yang denger. Nggak sekantin juga. Mana berani dia nembak cewek bar-bar itu di depan semua orang? Langsung kena gampar nggak tuh," potong Danial terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Thing She Has: Diary After Death (END)
Fiksi Remaja~THE THING SHE HAS: DAIRY AFTER DEATH~ Aruna Gitta, tak mengira jika diary yang dia temukan dari loker sahabatnya Fayyana Tanissya, memiliki keanehan ketika pemiliknya tewas. Seolah menjadi penguak misteri dan berita kematiannya, diary itu menyimpan...