"Siapa yang berani nyuruh-nyuruh diluar tugas kerja,–"Suara pria muda terdengar tegas dari arah pintu masuk.
Manager muda kita udah selesai nunaikan kewajibannya sebagai seorang siswa.
Sekarang waktunya kerja,
Jarang sih pak Park turun ke lapangan untuk ngecek keadaan kantor. Pulangnya aja sering sampai malam, soalnya sibuk ama pelajaran tambahan menjelang ujian sekolahnya.
Maklum, senior sekolah yang segera hadapi kelulusan,–
Tapi kali ini pulang lebih awal, ya?
Kembali pada manager Park yang sudah berdiri di ambang pintu dengan tatapan nyalang yang mengintimidasi wanita seenaknya itu.
"M-maaf kak...., S-saya cum–"
"Cuma apa?!"
Belum selesai mengucapkan satu kalimat, Sunghoon memotong kata terakhir dari wanita itu,
Alhasil ia dibuat gelagapan, tak tahu harus menjawab apa lagi.
Pemuda Hyunjin ikut menatap si wanita penuh intimidasi, sedang Sunoo hanya bisa mematung seribu bahasa melihat kedua pria dominant yang tengah kompak menatap si wanita dengan nyalang.
Sunoo baru sadar, sekali lagi ia terintimidasi di hari ini
Kenapa ga sadar ya?
Hadeuh....
"A-anu, sudah-sudah, Sunoo buatkan aja. Jangan diributin, kakak-kakak.."
Mau ga mau anak itu harus berusaha menetralkan keadaan, daripada seisi kantor perhatiin mereka bertiga terus seperti ini.
"Bukan masalah ribut, ga ributnya. Kalau yang seperti ini dibiarkan, seisi kantor Saya akan seenaknya. Saya gaji kalian bukan untuk mengintimidasi !.."
Suara Sunghoon yang tegas berhasil menggelegar ke seisi ruangan utama kantor yang luas, tanpa sekat itu.
Semuanya diam, termasuk Sunoo.
Ga ada yang berani jawab manager muda terdisiplin satu ini, yang ada kena semprot nanti,
Pemuda bermarga Kim memberanikan dirinya mendekat, langkahnya kian maju menuju keributan.
Baru saja kakinya menapak disamping Hyunjin,–—
"Kamu juga !, Sudah tahu bukan tugas, kenapa masih dikerjain?"
Sial, baru pertama kali anak itu lihat Sunghoon yang seperti ini. Temperamen yang amat mengerikan, didukung ekspresi wajah sangar dan suara dengan warna intonasi yang tegas.
Sunoo kian menunduk, ciut. Ga suka banget dia dibentak
"M-maaf, kak..."
. . .
"Sekali lagi saya dengar ada yang seperti ini, siapapun itu. Akan saya pecat."
Setelah pengucapan kalimat terakhir, manager Park berlalu menuju kantor belakang yang tak lain adalah rumahnya.
Kayanya dia kelelahan sampai gampang emosi begitu,
Sunoo paham. Soalnya ayahnya kalau sedang lelah suka teriak-teriak juga.
Kaya tadi di ruang BK
Keadaan kembali netral, pegawai tadi juga udah minta maaf ke Sunoo walau kelihat jelas wajahnya ga tulus. Sunoo sih masa bodoh, dia disini buat kerja. Bukan buat dapet rasa tulus dari pegawai itu, dia dibenci pun ga ada masalah yang berarti buat seorang Kim.
Ini hari sabtu, para pekerjaan pulang lebih awal. 19.30
Seperti biasa, Sunoo membersihkan alat-alat butsir dan meja putar setelah semua orang pulang tak tersisa. Tak lupa ia mengunci pintu depan,
KAMU SEDANG MEMBACA
Want the Best Part [SungSun] ✔️
Fanfiction"Mau gimana pun aku sama kamu harus jadi kita" Berjuang dibawah kekangan janji yang terucap bukanlah perkara mudah. Pasalnya Sungsun harus menghadapi pilihan sulit yang melibatkan antara 'janji' dan 'cinta' mereka. Yang mana yang akan dipilih ?, Dan...