🦊🐧17.Jungwon

739 126 6
                                    

Pagi yang cerah, Sunoo terbangun dengan perasaan lebih di hatinya. Seperti ada suatu yang baru telah lahir, dan bersemi. Bergegas dia mandi dan bersiap dari kamar mewahnya itu. Sunoo ingat, hari ini tuh hari pertama Sunghoon masuk sekolah setelah hampir satu bulan masa skorsingnya.

Berdiri depan pantulan bayangannya sendiri pada cermin, bebenah penampilan sambil sesekali senyum malu.

Wangi banget, pakai parfum sama minyak rambut soalnya. Mau deket-deket ayang masa ga wangi,-

Sesudah semua fix, anak itu gendong tas nya sambil jingkrak-jingkrak riang nuju ke luar. Jangan sampai telat deh hari ini. Soalnya kan dijemput, kasian kalo yang jemput nungguin terlalu lama.

Sunoo masih dengan riangnya, menyantap sarapan agak tergesa. Hirau dengan sang ayah yang sedari tadi sibuk berbincang dengan ibu tiri yang mulai memperhatikan anak semata wayang mereka, rasa aneh. Pasalnya jarang-jarang Sunoo kelihat bahagia di rumah. Menyadari itu, segera ayahnya ingat akan sesuatu yang harus tersampaikan secepatnya.

"Nak," panggil sang ayah lalu direspon dengan lirikan mata.

"Kenapa pa?" Respon Sunoo tanpa menjeda kunyahan,

Seketika keadaan menjadi hening ulah perbincangan ibu tiri dan ayahnya yang terhenti. Kini mulai memandang serius kearah Sunoo.

"Pertemuan kedua keluarga emang di tunda. Tapi itu bukan berarti perjodohan batal, tidak. Perjodohan tetap berjalan."

Oke, Sunoo mulai serius sekarang. Ada perasaan jengkel yang muncul lagi akibat topik ini. Dia ga mau banget denger apapun tentang perjodohan, tapi mau ga mau harus didengerin.

"Kamu bebas berteman dengan siapapun. Tapi ingat, jangan kelewat batas. Ga ada yang halangi kamu waktu drama kabur-kaburan itu, karna apa? Karna itu kesempatan yang ayah kasih untuk kamu rasain kehidupan bebas sebelum pernikahan."

"Kalau sampai papa tahu kamu kelewat batas. Tidak akan ada tolelir lagi, saat itu juga papa coret kamu dari daftar ahli waris, kirim kamu sekolah di luar negri, yang jauh. Jauh sampai terasing."

Feeling ga enak Sunoo bener, kan. Kayanya pak Kim bilang begini karena lihat anak itu diantar Sunghoon tempo hari, sepulang dari kursusnya.

Di detik itu juga, tanpa nunggu detik lainnnya Sunoo simpan sisa makanan diatas piring dan pergi tanpa pamitan. Ekspresi wajahnya juga kian muram, ngunyah sisa makanannya sambil jalan nuju keluar.

Diem, tapi di dalem hatinya ngedumel parah dia.

.

.

Skrit-

Motor Sunghoon terhenti tepat dihadapan pemuda yang tengah muram itu, yang kemudian langsung membuka kaca helmnya.

"Maaf kak, kita jadi ketemuan disini.., kakak ga apa, kan ?"

Tadi Sunoo minta ketemuan di halte depan soalnya kalau kedepan rumah bakal ketangkep cctv lagi, ayahnya pasti tahu. Kalau disini lebih aman kayaknya-

"Iya, saya paham kok" jawab Sunghoon sambil menjulurkan helm seakan sebelumnya sudah tahu apa yang akan terjadi hari ini.

"Kenapa muram gitu mukanya?" Sunoo memicingkan puppy eyes nya, dengan bibir yang masih tercembik sedari tadi. Kemudian ia paksa tersenyum,

"Hehe, engga kak ..."

. . .

"Yakin?"

Sunoo mengangguk pelan mengiyakan, tangannya meraih helm dan segera membalut kepalanya supaya aman. Tangannya sibuk banget sama cetrekan helm,,

Want the Best Part  [SungSun] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang