Baring dengan lengan Sunghoon sebagai bantalan rasanya nyaman. Ditambah pemandangan bintang musim dingin diatas sana, indah dan nyaman.
Rasain pucuk kepalanya terus diusap pakai tangan besar yang jadi bantalan sambil mandang bintang barengan dari atap kaca kamar Sunghoon. Buat Sunoo ga mau pulang kalo gini caranya. Pria itu tahu cara merayu seorang Kim supaya tidak cepat pulang.
Kelewat nyaman
Baru pertama kali anak itu masuk ke kamar sang dominant. Kamar gaya modern dengan warna serba monokrom dan wangi byredo blanche sebagai 'wangi Sunghoon' mendominasi oksigen di atmosfer ruangan tersebut.
Pandangan pemuda Kim beralih tepat ke samping, tempat wajah Sunghoon berada kala rasain pucuk kepalanya berhenti di elus lembut. Memaku, saling beradu pandang dengan tatapan datar nan tajam khas mantan managernya.
Lagi-lagi Sunoo lupa cara narik napas sampai dadanya mengempis kekurangan pasokan. Sunghoon betah sekali mandangin lelaki cantik ini tanpa mengedip, yang dipandang juga ga berani beralih atau sekedar mengerjap.
"Ayo mandi, Noo" satu kata terlontar memecah keheningan yang membuat lawan bicaranya gelagapan menahan rasa asing mendorongnya berteriak sekencang-kencangnya di dalam hati.
Deg- deg- deg-
Kata-kata itu terdengar frontal sampai membuat Sunoo merasakan setengah tidak sadar, degupan jantung alamiah itu membuat fikirnya berkelana ke angkasa.
Perlahan nafas berangsur ia buru, bisa mati kalau ga nafas sama sekali.
"Kamu mandi disini aja, saya di kamar mandi utama" Sunghoon meluruskan fikir Sunoo yang sudah semrawut bak benang kusut. Harusnya dari awal dia tahu, pria terhormat macam Sunghoon mana mungkin lakuin hal ga senonoh. Ngawur emang,-
Sunoo mengangguk, membuat posisinya duduk, dan berlalu pergi kedalam kamar mandi tanpa berkata apapun. Jantungnya masih belum ke tempo normal. Punya firasat kalau malem ini jantungnya akan heboh terus.
-♥-
Tadi Sunghoon mandi agak lama, padahal setaunya Sunoo duluan yg mandi, tapi sampe dia selesai masak belum juga keluar tuh orang. Gatau ngapain aja-
Habis makan malem Sunghoon tarik lagi tangan lelaki manis yang pakai baju kebesaran itu balik masuk ke kamarnya. Mau gimana ga kebesaran, orang itu baju Sunghoon. Si dominant nempel terus dengan alibi besok ujian kelulusan, biar bisa semangat katanya.
Sunoo jadinya gemas sendiri, sejak kapan manusia kutub ini jadi manja dan romantis? Padahal hubungan mereka aja ga tau apa statusnya. Waktu itu keduanya cuma saling nyatain perasaan, bukan berati ngakuin terikat hubungan ulah janji yang terucap pada ayah masing-masing masih terngiang ditelinga keduanya.
"Sunoo udah kasih pesen ke Uwon, jaga-jaga papa telepon kak" ujar lelaki manis yang mendapati dirinya ditarik kembali ke posisi awal sebelum mandi.
"Em"
Rasa hening tak menguasai, bibir mungil Sunoo terus menggali topik yang sesekali buat mantan managernya itu terkekeh hampir tergelak, cerita kejadian aneh ulah semasa hidupnya. Random sama polos disatuin, ya jadilah Kim Sunoo ini.
"Terus, apa lagi ?," Sunghoon nampak antusias dengan cerita pemuda manis itu tanpa reaksi berlebih, matanya menatap wajah Sunoo yang aktif menatap sekitar sambil tangannya memperagakan apa yang dinarasikannya.
"Terus ya, Sunoo ketemu kakak. Dan damn, kak!! Itu bagian terbaik di hidup aku. Walau emang awalnya malu-maluin Sunoo nangis kaya bayik, tapi sekali lagi Sunoo seneeennggggg~ banget punya takdir kaya gini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Want the Best Part [SungSun] ✔️
Fanfiction"Mau gimana pun aku sama kamu harus jadi kita" Berjuang dibawah kekangan janji yang terucap bukanlah perkara mudah. Pasalnya Sungsun harus menghadapi pilihan sulit yang melibatkan antara 'janji' dan 'cinta' mereka. Yang mana yang akan dipilih ?, Dan...