Hiruk pikuk rumah sakit menambah rasa panik di diri Sunghoon. Netranya memandang lekat beberapa dokter yang menangani luka Sunoo dengan telaten. Ini lukanya tidak terlalu serius, tapi pemuda Park itu kelewat panik sampai datangin 3 dokter sekaligus, plus tambahan 5 perawat. Ruang UGD rasa sesak jadinya.
"Pelan-pelan dok, jangan buat dia ngerasa sakit"
"-Dok,"
"-Dok,"
Sampai cerewet begitu. Padahal dokter sudah amat alun bersihkan sampai membalut luka di kening Sunoo.
Tadi Sunghoon juga minta pemuda cantik itu dibius, supaya ga merasakan sakit apapun.
Walau begitu ia masih gelisah. Mengingat tagihan rumah sakit yang akan dibayar dengan kartu debitnya, pasti akan mudah dilacak polisi. Pria itu mau mengantarkan Sunoo selamat sampai tujuan sebelum mempertanggung jawabkan kelakuannya tadi.
Alhasil, langsung Sunghoon bawa pulang, tanpa rawat inap. Kurang percaya kalau Sunoo dititipkan untuk diantar adalah masalah utamanya.
Perlahan pemuda Park dudukan Sunoo dengan posisi yang sekiranya nyaman. Kata dokter biusnya bertahan 2 jam, artinya masih ada sisa waktu 1 jam 45 menit lagi.
Sunghoon pandangi wajah anak itu lamat-lamat. Sesekali tangan besar yang tengah membelai pipi gembil Sunoo, ia gunakan untuk menyibak rambut lepek anak itu.
"Cantik"
Entah kata cantik keberapa yang di ucap semenjak maniknya menatap Sunoo. Wajah polos yang terpejam itu berhasil buatnya tersipu. Naluri dominannya inginkan anak satu ini malam ini juga, tapi dia masih punya akal dan budi.
"Mau gimanapun saya dan kamu harus jadi kita"
Beberapa puluh menit menjelang sadarnya Sunoo, mobil melaju. Harus segera ia pulangkan anak ini
Hari ini juga.
.
.
Pihak wali dari kedua murid yang sempat ditahan di sel sementara itu datang, meluruskan semua yang terjadi pada hari sebelumnya sambil menonton anak 'pelanggar aturan' itu di pukuli pantatnya karena mencoreng nama baik sekolah.
Beberapa kali Jake terjatuh ke ubin. Ga kuat menahan deraan tongkat yang menyasar bagian sensitifnya. Sedang Sunghoon masih kokoh dalam posisi menunggingnya.
"Akhh"
"Sakit, sampai kapan sih?!"
Lagi-lagi yang jarang bicara hanya diam. Biarkan sebilah tongkat itu menderanya bertubi-tubi. Hitung-hitung ganjaran karena ga dapat menjaga Sunoo lebih baik kala itu.
"Maaf tapi keputusan kami sudah bulat bu, pak. Jake akan dikeluarkan dari sekolah, mohon kerjasamanya"
"Loh!? Tidak bisa begitu pak"
"Yang benar saja pak!"
Cekcok antar kepala sekolah dan wali murid itu terdengar riuh memenuhi telinga siapapun yang mendengarnya. Kakak Sunghoon sebagai wali mengorek kupingnya di sudut ruangan. Semalam jemput anak itu di kantor polisi, sekarang hadir sebagai wali untuk pertemuan kepala sekolah. Adiknya ini tambah keterlaluan.
"Maaf pak, dengan berat hati kami akan mengskorsing nak Sunghoon. Mohon kerjasamanya" delikan malas yang didapat,
"Kenapa tidak sekalian dikeluarkan saja pak? Anak itu akan melunjak." Sunghoon yang mendengarnya hanya diam, seakan telinga itu tertutup rapat-rapat.
Kemana kakaknya yang menyayangi dirinya seperti dulu? Sunghoon bersumpah ia ingin membuat Joanna penggoda itu mati sekali lagi.
Tidak perduli wanita itu sudah mati, Sunghoon akan membunuhnya sekali lagi.
TBC
Sumpah ya aku suka banget bacain komen kalian, lucu-lucu reaksinya 😆
Notip kalian naikin mood aku banget ☝️📈📈
XOXO BESTiE
KAMU SEDANG MEMBACA
Want the Best Part [SungSun] ✔️
Fanfiction"Mau gimana pun aku sama kamu harus jadi kita" Berjuang dibawah kekangan janji yang terucap bukanlah perkara mudah. Pasalnya Sungsun harus menghadapi pilihan sulit yang melibatkan antara 'janji' dan 'cinta' mereka. Yang mana yang akan dipilih ?, Dan...