Perlahan semuanya kembali terang, tapi lumayan remang dan samar...
Kepala Sunoo terasa pusing bukan main, keadaan di sekitar juga sedikit hening.
Seluruh tubuhnya terasa dingin, dengan keadaan badan yang sedikit terguncang-guncang kecil.
Yang jelas, Sunoo sadar kalau ini bukan rumah, rumah Jungwon, atau rumah kantor. Entah dimana ini, tapi keadaannya sedikit menakutkan.
Setelah visusnya kembali terang, segera ia mengecek ke sekitar dengan cara menengok kanan-kiri. Hingga fokusnya terkumpul dan tersadar, tempat ini—
Mobil,
Anak itu tak ingat pasti, apa yang terjadi sebelum dia terbangun di larut malam begini, di dalam mobil yang belum dia sadar milik siapa. Yang jelas kepalanya rasa pusing, pandangannya juga jadi gelap sesaat setelah Jake berbalik kearah nya.
"Udah sadar ?, Gimana kepalanya, masih pusing?"
Suara deep seorang dominant dari arah kemudi membuat seorang Kim kontan menengok kearahnya. Memastikan, siapa gerangan orang yang telah bawanya ini.
Sunoo benarkan posisi tubuhnya yang setengah tertidur jadi duduk sepenuhnya, tidak enak sekali posisi tadi kalau di samping pria ini.
"Ke-kenapa Sunoo bisa sama kak Sunghoon? Sunoo ga ingat apa-apa.."
. . .
"Bagus, jangan ingat apapun"
Ada apa sih?
Setelah kata itu terlontar, mana berani Sunoo bersuara lagi. Itu macam penekanan kata lain dari 'lebih baik diam, jangan tahu apapun'. Tapikan Sunoo terlibat, dia juga penasaran kenapa,– Sebentar,
Sunoo nemu jendolan lembut di kepalanya sesaat setelah tangan lenting itu raba wajah cantik itu.
Perban?
"Kak, ini ada apa sih? Kasih tahu Sunoo. Kenapa kepala Sunoo di perban begini?" Tidak direspon,
Pemuda Park itu malah kian memelankan laju mobilnya, sepersekian menit kemudian, memarkirkannya di pinggir jalan.
"Minum, supaya pusingnya ga terlalu kerasa. Jangan lupa air minumnya." Sunghoon, dingin sepeti biasanya. Tangannya menyerahkan kantong plastik berisi air mineral 250ml dan beberapa pil, yang sepertinya resep dokter.
Kepala Sunoo sakit, jadi dia ga terlalu banyak tanya soal obat. Lebih baik cepet di minum supaya lekas baikan.
Anak itu juga ga mau terlalu memaksa Sunghoon buat bicara, soalnya wajah managernya itu sedang kusut. Buat Sunoo pikir, kayanya ada sesuatu tadi...., Oh ya, Jakeu gimana?
Glup, glup!
"Makasih, kak"
"Em"
Hening lagi
[Salju pertama turun hari ini, banyak pasangan yang menikmati momen bersama di alun-alun kota] - radio
Mobil kembali melaju,
Sedari tadi, pandangan managernya ini ga noleh kearah Sunoo. Padahal anak itu lekat sekali natapnya.
Rasanya sejuk banget natapin dia,
Jaket tebal selimutin tubuh pemuda manis, berbulu di bagian topinya. Nyaman. Ditambah ada bau khas Sunghoon yang maskulin, tercium dari sana.
Salju...? Pantes aja rasanya dingin banget, batin Sunoo
Ini kali pertama Sunoo lihat si manager muda bawa mobil, dan kebetulan ia diberi tumpangan,–
KAMU SEDANG MEMBACA
Want the Best Part [SungSun] ✔️
Fanfiction"Mau gimana pun aku sama kamu harus jadi kita" Berjuang dibawah kekangan janji yang terucap bukanlah perkara mudah. Pasalnya Sungsun harus menghadapi pilihan sulit yang melibatkan antara 'janji' dan 'cinta' mereka. Yang mana yang akan dipilih ?, Dan...