.
Sunoo menangis sesenggukan dengan tubuh yang meringkuk di bangku kelas bisnis pesawat. Tenaganya udah habis dipakai menangis seharian utuh semenjak tubuhnya diseret paksa sebelum kaki jenjangnya melangkah keluar sekolah. Kanan-kirinya dijaga oleh orang bertubuh bugar, bodyguard.
Sebelum hal itu terjadi, lelaki cantik itu udah mewanti-wanti Jungwon untuk tidak memberitahu kemana dia pergi pada siapapun. Termasuk Sunghoon.
.
Hari pertama di Mexico bukanlah hal yang mudah baginya. Setiap hari hanya nasib yang ia ratapi; home schooling di negeri yang asing. Ga ada alat komunikasi jarak jauh satupun yang diperbolehkan.
"Uhh? Apa tuh.."
Sunoo meraba saku dari seragam yang ia kenakan terakhir kali. Pasalnya terlihat ada yang menggembung dari sana, anak itu jadi penasaran.
Dibukalah, pemuda Kim mendapati gelang cantik bertuliskan 'Bidadari GPC❤' , ditelaah lagi ternyata ini gelang yang dipesan dari merk ternama. Rasa stres yang melanda seketika hilang. Sempat berpikir semua orang akan melupakannya begitu saja, tapi tidak lagi. Melihat isi surat dan gelang itu buatnya percaya, Sunghoon ga akan menyerahkan begitu aja.
"Cantik, kapan diletakin disini ya? ...hikks.. jadi terharu" air matanya jatuh, rasanya baru kemarin mereka saling menempel.
Dengan hati yang semakin hangat. Sunoo rasa dia akan kuat jalani hari-hari disini, berkat gelang dan kata di surat barusan.
"Aku egois kak, tapi aku mohon.. aku mau diperjuangkan lebih... hikkkss..." Sunoo meratapi nasibnya lagi.
Di Mexico, Sunoo tinggal bersama sepupu jauhnya Heeseung. Dia sangat baik dan jagain anak itu penuh kasih. Walau begitu sepupunya ini sangat patuh pada tuan Kim. Buat Sunoo sama sekali ga pernah mendapat cela buat kirim surat sekalipun.
Sesekali Heeseung ajak Sunoo jalan-jalan sore agar anak itu ga terlalu stres didalam apart. Sukur dengan hadirnya dia, pemuda Kim juga banyak bercerita hingga bebannya terasa sedikit ringan.
—♠—
Tiba saatnya pulang. Usai sudah studinya itu. Sebenarnya percuma sekolah di luar negeri kalau home schooling, Sunoo menyimpan dendam terdalam pada sang ayah karenanya. Rencananya hari ini anak itu akan diantar Heeseung, bukan bodyguard. Sunoo terlalu trauma dijaga oleh kelompok terkait sampai Heeseung harus memohon-mohon ke tuan Kim untuk sekedar mengantar anaknya pulang.
Pria itu cukup mengerti keadaannya. Dia juga korban dari kekangan ayahnya itu oleh keterikatan suatu 'hutang budi'. Merasa nasibnya sama-sama malang, Heeseung jadi memiliki simpati lebih padanya.
.
Sunoo juga udah tahu kebenaran tentang Jake tanpa terkecuali. Ayahnya yang kasih tahu lewat surat, itu bertujuan untuk nambah down anaknya. Tapi bukannya down, anak itu malah senang bisa tahu kebenaran. Maka dia berencana datangin sel Jake hari ini.
"Kak Hee, makasih ya udah ijinin Sunoo kesini sebelum pulang" lawan bicaranya menjawab tanpa mendelik, fokus atas kemudinya.
"Iya, aku bilang kamu sampai besok pagi. Kemanapun kamu mau pergi akan aku antar selagi ada waktu. Jadi gunain sebaik-baiknya. Mengerti?" Ucapnya tegas. Sunoo yang mengerti hanya mengangguk-angguk. Selepas sampai rumah dia akan di kurung lagi.
"Makasih kak, ini berarti banget buat aku..." Heeseung mengangguk sebagai respon.
"Sel 243, ada kunjungan."
Skrittt....
Pintu sel besi yang cukup berat itu ditarik hingga terbuka. Keluarlah sosok yang berjambang, berkumis tipis, dan rambutnya sedikit panjang dari sana. Menggunakan baju tahanan warna coklat, tanda 'tahanan level bahaya'. Berjalan menuju ruangan kaca, tempat besuk.
"Kak Jakeu...?" Manik pemuda Kim langsung membulat tatkala melihat siapa gerangan memenuhi pumpilnya. Itu seperti bukan Jake yang ia kenal. Berbeda 180°, tak terurus.
Jake tersenyum sesaat setelah menduduki kursinya, kemudian mengangkat telepon alat komunikasi mereka selama besuk.
"Hi, apa kabar sayang?" Godanya, persis bernada seperti saat-saat di sma dulu. Sedang anak yang di sapa masih speechless tak bergeming.
"Hey, are you okay?"
. . .
"Kak, aku udah tahu semuanya" ucap Sunoo buat Jake tersenyum miris sambil memanggut, menunduk.
"Bagus kalo gitu. Sekarang kamu tahu busuknya aku kan?"
Bedanya di usia dewasa ini keduanya sudah membuang lo-gue nya jauh-jauh. Kemudian Sunoo mengeraskan rahangnya. Terlihat jelas raut kekecewaan pada matanya terhadap sohib di hadapannya ini.
"Aku kecewa, kak. Harusnya kakak ga kaya gini" diam-diam Jake menangis dalam tundukan kepalanya itu, masih tersenyum. Benar kata Sunoo barusan, harusnya dia tidak seperti ini. Membuat semua orang menderita termasuk ibu dan ayahnya.
"Apa maaf dari seorang pendosa ini masih pantas untukmu, Sunoo?" Ujarnya dengan suara bergetar karena tangis yang mulai tak tertahan. Mendengarnya membuat mata Sunoo berotasi malas, sekalian menahan air mata kekecewaan yang akan segera jatuh.
"Jujur Sunoo sayang kakak udah dari lama, udah aku anggap kaya kakak aku sendiri malah. Tapi.....hikkksss..."
"Kenapa harus kakak sih kak?! KENAPA GA ORANG LAIN AJA YANG ADA DI POSISI KAKAK SEKARANG?!"
"Kenapa kakak ga.... hikkkss... Kenapa kakak ga tahan semua itu, dan terus jadi kak Jakeu yang baik. Yang Sunoo kenal."
Mereka menangis bersama, tapi tetap Jake yang paling menangis. Buat adik kecilnya ini kecewa oleh wajah aslinya sendiri. Jake selama ini sudah tersadar, dibantu oleh proses rehab di penjara buat fikirnya semakin tenang dan lebih menyesali apa-apa yang telah terjadi.
"Maaf... Maaf.... Cuma itu yang bisa aku berikan, Sunoo" Sunoo menahan tangis yang sedari tadi sudah pecah
"Dosa kakak udah banyak. Aku cuma bisa ringanin dengan cara maafin satu dari sekian dosa kakak dulu. Permisi." Ucap Sunoo final kemudian berlalu pergi membawa tas nya. Meninggalkan Jake yang semakin hebat meraung-raung disana.
—♣—
"Kamu ga apa, Noo?"
Yang ditanyai masih diam, sesenggukan nya masih ada padahal udah ga menangis lagi. Duduk nyandar sambil dekap tas nya kuat-kuat; pandangan sayupnya liat kedepan, hidung memerah dan bibir tercebik. Sepupunya jadi ga leluasa tanya banyak-banyak.
"Kemana lagi sekarang?" Akhirnya itu yang sanggup ditanyakan.
TBC
Jejaknya yukk...
Cie dah mau tamat tapi belum pada voment ahay siapa tuh (?・・)σ
Main chap nya keluar— tanda tanda tamat yaa 👀
XOXO BESTiE
KAMU SEDANG MEMBACA
Want the Best Part [SungSun] ✔️
Fanfiction"Mau gimana pun aku sama kamu harus jadi kita" Berjuang dibawah kekangan janji yang terucap bukanlah perkara mudah. Pasalnya Sungsun harus menghadapi pilihan sulit yang melibatkan antara 'janji' dan 'cinta' mereka. Yang mana yang akan dipilih ?, Dan...