🦊🐧16.Pounchh~~

734 129 7
                                    

Kembali berdua di ruangan yang lumayan besar ini, tak membuat keadaan menjadi sedikit mencair. Sunoo masih uring-uringan dengan tanah liatnya yang amat abstrak, dibenyekin.

"Mau buat patung apa lagi, Noo?" Sunghoon yang bertengger serong di samping bangku Sunoo, menyikap lengan kemejanya. Melihat kearah puncak kepala lelaki manis itu.

Mendengar lontaran pertanyaan tadi, yang ditanyai bergegas merapikan tangannya dari tanah liat coklat yang melekat di sela-sela jarinya.

Alih-alih menjawab, Sunoo malah berdiri menghadap Sunghoon. Sudah ada keberanian untuk pertanyaan yang akan dilayangkannya.

"Kakak— ng-ngapain tadi....,"

Deg~

Ayo, Noo. Jangan deg-degan dulu. Degupan jantung Sunoo membuatnya sedikit merasa ragu untuk bertanya.

Rasanya mau mundur, tapi belum juga tanya masa udah mau mundur aja. Kalo belum ditanya Sunoo sampai kapanpun ga akan tahu apa yang ingin dia ketahui dari jawaban seorang Sunghoon. Jadi, dengan segenap keberanian yang ciut. Sunoo menguatkan dirinya untuk berani bertanya,–

"Hm?"

Sunoo menghela nafasnya berat sebelum lanjut bicara, lalu menundukkan kepalanya sambil terpejam dengan tangan menegang yang terkepal di bawah sana. Tanpa menunggu lebih lama, segera pertanyaan itu dilayangkan. "Kenapa kakak kecup patung Sun—"

Ucapan cepat Sunoo terpotong di kata terakhir. Padahal tinggal menyebut namanya saja di kalimat itu.

Mau gimana ga terpotong, ada benda kenyal hangat yang nempel di bibitnya. Sontak aja buat pemuda manis itu buka mata, yang langsung menampakkan wujud seorang park yang mengecup bibirnya dengan mata terpejam, menghayati.

Bibir mereka menempel, cukup lama tapi tidak bergerak.

Sunoo tak bisa mengelak, lain hal yang diperlakukan Jake. Pemuda itu malah terkesan menyukai apa yang dilakukan Sunghoon saat ini.

Sepersekian detik pasca menempelnya bibir Sunghoon, ia mulai lebih berani untuk menarik tengkuk Sunoo lebih dalam sambil melumat kecil bibir penuh milik seorang Kim yang masih speechless tak bergeming dengan mata terbuka lebar. Menikmati setiap ciuman lihai dilakukan Sunghoon padanya.

Bibir pinky nya dihisap; yang seketika membuat bulu kuduknya berdiri, bersamaan dengan tarikan dari dalam bibir Sunghoon, terasa ribuan kupu-kupu imajiner menari dalam perut Sunoo. Buatnya terpejam, semakin pasrah.

Cuphh... Pounchh....

Nafas segera keduanya buru, seakan habis melalui lari estafet tatkala ciuman terlepas. Pandangan nanar Sunghoon menatap lamat-lamat lelaki dihadapannya yang tampak ga baik aja pasca ciuman.

Ga ada komentar,

Terlalu malu buat seorang Sunoo berbicara saat ini.

Ga tinggal diam, si pelaku segera ambil langkah supaya rasa canggung segera menyingkir jauh.

"Noo...?" Ujar dengan suara setengah berbisik nya.

Deg - deg - deg - deg

Jantung Sunoo berpacu cepat tanpa jeda. Wajahnya terus menghindar tatkala Sunghoon terus mengikuti arah wajahnya untuk sekedar menatap lelaki manis itu. Entah kenapa sikapnya jadi seperti ini,

"Sunoo, jangan diem aja" tutur Sunghoon sangat alun dan lembut nyaris tak terdengar.

Tanpa aba, tubuh Sunoo terjongkok tiba-tiba, tangannya tertangkup hingga wajah manisnya terbenam diantara lutut dan lengan dalamnya sendiri. Sunghoon dibuat semakin tak habis pikir, kenapa sih Sunoo ini? Hingga mau tak mau ia juga harus ikut jongkok, berhadapan dengan lelaki yang sedang frustasi di depan matanya.

Want the Best Part  [SungSun] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang