duabelas

9.7K 497 12
                                    

Kalian lebih tertarik karakter Keynan atau Daman?







Happy🕊️ Reading


















Seminggu berjalan dengan mulus. Semuanya aman terkendali.

Setiap hari tepatnya satu jam sebelum pulang kantor, Sila selalu bertemu dengan Rio di ruangannya untuk melaporkan hasil keuangan harian.

Namun tidak ada pembicaraan lebih selain tentang pekerjaan.

Ya, mereka berdua cukup menjaga profesionalitas dalam bekerja. Jika terus begini, Sila cukup nyaman bekerja disini.



"Sumpah endingnya sad banget, padahal dari awal gue nebaknya happy end," ujar salah satu gadis dengan peralatan serba pink.

Sila mengendus, "justru itu ending yang masuk akal menurut gue."

"Tapi nyesek," celetuk salah satu cowok berambut keribo.

Oke, mari kita jelaskan para teman baru Sila di kubikel ini.

Yang selalu membawa tas pink lengkap dengan semua peralatan pink-nya adalah Mona, gadis 24 tahun yang lebih cocok duduk di bangku SMP daripada ada di kantor seperti ini.

Yang berambut Kribo namanya Angga, 25 tahun, tengil banget anaknya. Kalau yang duduk di sebelah kubikel Angga itu namanya Edo, seumuran sama Angga, si cowok pendiam namun berotak cerdas dia paling bisa diandalkan.

Lalu selanjutnya ada Anya 23 tahun, si cantik dengan pipi bulat. Di samping kubikel Anya ada Ilham, 24 tahun, si kalem yang serba iya iya. Lalu ada mbak Gista, 35 tahun yang tengah hamil besar, mungkin beberapa bulan kedepan Gista akan mengambil cuti hamil. Lalu ada Lani—seumuran dengan Mona—si pendiam, terakhir ada Vina, 25 tahun, si jago bawa berita gosip diantara mereka.

Sejauh ini Sila cukup mengenal mereka karena sering berbaur dan beradaptasi, lagipula Sila juga masih harus banyak belajar dan mengenal dunia perkantoran.

Alasan Sila tidak ingin di panggil dengan sebutan Bu disini karena gadis itu berusia paling muda dibandingkan yang lain.

"Apasih yang kalian hebohin dari drama romance begitu, ga seru," cibir Vina.

Sila mengulum senyum siap mendengarkan perdebatan mereka.

Anya terkesiap, "bilang apa lo?! Dih, lo tuh yang idupnya monoton nontonin gosip doang."

Vina mengibaskan rambut, "gue tuh suka yang real. Drama begitu cuma fiksi. Halusinasi!"

Gista menggeleng, "enakan juga yang asli, bisa langsung praktek ya kan."

"Mbak Gista tuh suka banget ya mojokin kita. Mentang-mentang udah nikah," Sahut Angga.

"Kan biar kalian cepet nyusul," Gista melirik kubikel kirinya, "terutama si Edo tuh, cewek dibanyakin tapi ga ada yang di seriusin."

Sila terkekeh singkat, baru tau jika Edo punya banyak cewek.

"Gue masih seleksi mbak," sahut cowok itu, "nikah bukan buat sebulan dua bulan. Tapi seumur hidup. Salah orang bisa panjang urusan."

"Jodoh itu cerminan diri kan?" Sahut Mona, "palingan kamu dapet yang sebelas dua belas kayak kamu, Do. Kamu playboy, istri kamu playgirl."

Sontak mereka tertawa mendengar itu termasuk Sila yang sedari tadi tidak segera beranjak ke ruangannya karena asik mendengarkan perdebatan mereka.

"Dahlah gue balik aja," Edo berdiri dan merapikan Macbooknya.

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang