Jangan lupa vote dn komen 😚
Happy🕊️ Reading
Sakit hati? Tentu saja, tapi sudah dibilang dari awal kan, kalau Rio tidak akan menyerah. Semua yang dilakukan Sila belum cukup untuk membuat Rio mundur.
Ia hanya akan mengganti caranya, bukan berhenti berjuang.
Seperti siang ini setelah rapat, biasanya Ia akan menegur Sila untuk sekedar basa-basi, namun kali ini Rio berusaha tidak peduli.
Lelaki itu melirik sekilas ke arah Sila yang tengah sibuk dengan berkas-berkasnya, "Nabila."
Karyawan yang dipanggil itu menoleh, "iya, pak."
"Sementara ini kamu bisa gantiin posisi Brian dulu jadi sekertaris saya? Dia cuti," Rio kembali melirik Sila sekilas yang tidak menatap mereka namun Rio yakin cewek itu mendengarkan, "awalnya saya suruh Sila, tapi dia keberatan kayaknya."
Brak!
Tiba tiba berkas di tangan Sila lepas begitu saja membuatnya menggeram sebal.
Rio menahan tawa, "gimana, Bil?"
Nabila menyibakkan rambutnya, "oh iya pak. Saya mau," ujarnya dengan senyum malu.
"Nyenyenyenye. Gatel." Kata Sila tanpa suara sembari jongkok memunguti kertas.
Rio yang melihat itu tersenyum puas, "kamu ke ruangan saya sekarang ya." Rio beranjak.
Nabila macam cacing kepanasan, "iya pak. Iyaa."
Sila melirik cewek dengan rok diatas lutut itu, "biasa aja dih, genit banget jadi cewek."
"Kenapa lo? Iri?!" balas Nabila.
Rio dari luar tersenyum mendengar percakapan mereka.
* * *
"Anjing!" Sila membanting berkasnya di meja sembari terus mengumpat, gadis itu tersentak kala mendapati Mia goleran di sofa.
Sila mendekat "Pantes ga denger," gadis itu menarik airpods di telinga Mia, "ngapain kesini?"
"Ngadem."
Sila menghempaskan tubuh di samping Mia, "capek banget, gila. Resign aja gak sih?"
"Cari kerjaan susah," Mia meletakkan hp di meja, "yakin mau nganggur?"
Sila mencuatkan bibir bawahnya, "btw Lo kesini cuma ngadem doang?"
"Jam dua nanti gue ada janji sama Rio. Jadi kesini dulu nyamperin lo," senyum Mia dibuat semanis mungkin, "baik kan gue."
"Heh, Mi. Sekertaris Rio baru tuh." Gosip dimulai.
"Siapa?"
"Cewek."
"Lah, tumben?"
Sila mengendikkan bahu, "tau."
"Siapa, Sil?"
"Nabila, tau nggak sih?"
"Janda itu?"
Sila mengangguk.
"Dia cerai sama suaminya karena ke gep selingkuh kan?"
"Malu-maluin anjir."
"Gitu masih ngedeketin Rio, dih najis."
"Cocok kan."
Mia menoleh, "maksud lo?"
"Rio duda, Nabila janda."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny
Romance[Sequel of RIO-STAY WITH ME] Dapat dibaca terpisah. Move on bukan perkara yang mudah. Perlu mendaki gunung, menuruni lembah, menyebrangi samudra, mencairkan es di Antartika dan masih banyak lagi rintangan yang harus di lewati. Rencananya, Sila akan...