"Gue kurang apa gituloh ke Tere. Semua gue lakuin, Sil. Semua!" Daman memulai sesi curhatnya.
Jujur Sila ngantuk dengernya. Kemarin Mia, sekarang gantian Daman yang mulai curhat ke dia. Apa muka Sila mirip mama Dede jadi di curhatin mulu?
"Kurang ganteng sih, Man, jujur." Sebenernya Sila ogah nanggepin, tapi kasihan.
"Zayn Malik liat muka gue auto insecure, asal lo tau," Daman memutar kemudi.
"Iya," biar cepet.
Malam ini Sila nebeng Daman untuk pergi ke cafe karena dia lagi ngirit bensin. Pertengahan bulan, belum gajian. Lagipula buat apa punya temen kalau ga direpotin.
Mobil memasuki area parkir yang tidak pernah Sila kunjungi sebelumnya, "sejak kapan kalian suka nongkrong disini?"
"Sejak lo ngilang," Daman memutar kemudi.
"Banyak yang berubah ternyata."
"Iya. Kecuali satu," celetuk Daman.
"Apa?"
"Perasaan lo," Daman melirik Sila, "masih sama kan?"
Sila memaksakan senyum, "masih berusaha untuk dirubah."
Daman terkekeh, "kalau masih saling suka ngapain repot repot ngerubah perasaan?"
"Man, jangan sok bijak tolong. Naklukin cewek aja belom bisa, segala pake nasehatin gue." Sila menekuk wajahnya mengundang tawa Daman.
"Ga heran sih kalau Rio secinta itu sama lo. Lo gemesin, jujur."
Sila memicing, "Dari dulu."
"Orang dipuji itu pura-pura merendah kek, apa kek. nah elu, malah menyombongkan diri."
Gadis dengan kaos putih itu mengendikkan bahunya berjalan beriringan dengan Daman memasuki cafe.
"Keynan udah di lantai atas," ujar Daman. Sila hanya mengekori lelaki itu sembari melihat sisi cafe yang sangat menakjubkan baginya.
Cafe ini mempunyai tiga lantai. Lantai pertama untuk greeting, lantai kedua untuk area tidak merokok karena tempatnya yang tertutup, dan lantai tiga rooftop alias tempat makan beratapkan langit.
"Dari tadi?" Daman menarik kursi di samping Sila yang baru saja duduk.
Cowok itu hanya mengangguk dengan asap mengepul dari bibirnya. Sila baru tau kalau Keynan penggemar Vape.
"Coba liat, bangsat banget." Keynan mengendikkan dagu membuat Sila dan Daman mengikuti arah yang ditunjuk.
Sila tersentak "Aldi kan itu?" Sila segera mengeluarkan ponselnya tapi di tahan Keynan.
"Mau lo foto terus tunjukin ke Mia? Percuma, dia ga bakal percaya." Sila dapat menangkap kilatan geram dari mata Keynan.
"Iya tapi—"
"Bentar lagi dia dateng, biar liat sendiri," kata Keynan yang tampak tenang.
"Liat Aldi dipeluk cewek gitu?" Sila tak habis pikir. Mereka terlihat sangat mesra dengan pelukan dipinggang dan kepala gadis itu bersender di dada Aldi, tak jarang Aldi mengecup puncak kepala gadis itu.
"Gue pernah kirim foto Aldi gandengan sama cewek, kata Mia mereka cuma mau nyebrang. Sekarang biar Mia ngeliat sendiri kelakuan pacar toxic nya," kata Keynan lagi.
"Kasihan ga sih kalau Mia liat? Lebih baik kita cari tempat lain aja sebelum Mia dateng," timpal Daman.
"No!" Tekan Keynan, "biar dia liat, biar sadar!"

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny
Romance#SilaRio2 [Sequel of RIO-STAY WITH ME] Dapat dibaca terpisah. Move on bukan perkara yang mudah. Perlu mendaki gunung, menuruni lembah, menyebrangi samudra, mencairkan es di Antartika dan masih banyak lagi rintangan yang harus di lewati. Rencananya...