delapan belas

8.3K 401 11
                                    

Happy🕊️ Reading











"Gue bingung, Mi! Sumpah gue bingung banget," Sila menceritakan segala yang terjadi pada Mia. Gadis itu menyisir poninya ke belakang, "gue harus gimanaaa??"

"Apanya sih yang harus gimana?" Mia meneguk lagi soda ditangannya.

"Ck, lo tuh! Gimana ngadepin mereka berdua? Gue kaget banget asli!" Gerutu Sila. Kalau emang mereka mau jujur, kenapa harus di waktu yang bersamaan.

"Santai aja kali, Rio cuma nyeritain masa lalunya ke lo, bukan ngajak lo balikan. Jadi ga usah bingung," Mia terus terang, "yang harus lo pikirin tuh si Brandon, dia ngajakin lo buat serius."

Nah iya! Kenapa Sila malah ngeribetin Rio, kan cowok itu cuma cerita doang, ga ada niat balikan.

"Masih ngarep sama Rio ya?" Mia tiba-tiba jadi cenayang.

"Ck. Enggak. Biasa aja."

"Inget jangan labil," Mia memperingati, "kalau masih suka sama Rio jangan ngasih harapan Brandon. Begitu juga sebaliknya, kalau mau buka lembaran baru sama Brandon, jangan ngasih harapan ke Rio."

"Kalian bukan anak kecil lagi yang pacaran terus putus, malu sama umur." Sambung Mia.

"Bukan labil, Mi. Gue speechless gitu loh. Empat tahun kita temenan, terus ujung-ujungnya dia nembak gini? Berarti dia nahan perasaan empat tahun dong?" Sila masih tak
percaya dengan apa yang terjadi.

"Sil. Lo itu emang dasarnya bego," Mia tersenyum, "gue dari awal udah bisa ngebaca gelagat Brandon kalau dia tuh suka sama lo. Lo aja yang ga peka. Jadi susah mau di deketin cowok."

Sila mencuatkan bibirnya.

"Cantik doang tapi ga pernah peka. Mana petakilan lagi,  gitu banyak banget yang suka sama lo. Heran!"

Sila mencebik, "lo deskripsiin diri lo sendiri?"

Mia terkekeh, "emang kalau dilihat-lihat kita banyak sama nya ya Sil. Bedanya gue baperan lo ga sama sekali."

"Lo peka, gue enggak," imbuh Sila.

Mereka berdua tertawa lepas, "bisa banget sih gue dapet temen modelan gue sendiri," tutur Mia, "emang bener ya, temen yang bobrok lebih seru dari temen yang gaul-gaul."

"Gue serasa ngaca kalau sama lo," imbuh Sila.

"Tapi nasib percintaan gue ga sebagus lo Sil," lirih Mia, "andai ada cowok yang setia ke gue kayak doi-doi lo. Mungkin sekarang gue ga stuck di Aldi."

"Dih, bagus dari mananya? emang si Aldi kenapa?" Perasaan hubungan mereka baik-baik saja.

"Gue sering denger dari Keynan kalau Aldi jalan sama cewek lain," Mia memilin jari, kebiasaan gadis itu jika menceritakan sesuatu yang menyedihkan baginya.

Sila tersentak, "sumpah lo?! Ada bukti nggak?! Kalian pacaran udah hampir enam tahun kan?"

"Lebih," tutur Mia, "Keynan nunjukin foto ke gue, emang bener sih, Aldi lagi jalan sama cewek gitu gandengan. Tapi gue tetep ga mau percaya, kali aja mau di ajakin nyebrang, jadi gandengan," Mia terkekeh miris.

"Ck, nyebrang! Lagian udah jelas ada bukti loh. Kenapa lo ga percaya?!" Sulut Sila.

"Ga segampang itu Sil," mata Mia mulai berkaca-kaca, "emang selain Aldi ada cowok yang mau nerima gue? Keynan aja nolak gue mentah mentah!"

"Tapi Mi—"

"Udah bagus gue punya Aldi, gue ga bisa lepasin dia gitu aja… gue udah terlanjur sayang," Lirih Mia di akhir kalimatnya.

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang