dua puluh lima

7.3K 336 6
                                    

Kapal anda aman?
Kapal saya terombang ambing🙃









Happy🕊️Reading








Salah kah jika Brandon mencintai Sila? Pengkhianat kah jika dirinya ingin Sila menjadi miliknya? Apa tidak boleh Brandon bersaing dengan sahabatnya sendiri?

Brandon mencintai Sila sejak awal interaksi mereka. Sejauh ini belum pernah ada wanita yang mempu mencairkan dinginnya hati Brandon kecuali Sila.

Ya, Sila adalah cinta pertamanya.

Namun saat tau bahwa gadis itu telah dimiliki oleh Rio yang notabenenya adalah sahabat Brandon sendiri, lelaki itu mundur dan mulai tau diri.

Brandon mendukung hubungan mereka, berharap mereka berdua bahagia. Namun Rio merusak hubungannya sendiri dan saat itu semesta menakdirkan Brandon selalu ada di samping Sila.

Mengobati lukanya, mengembalikan tawanya, membantunya kembali berdiri dan menghapus semua trauma gadis dengan lesung pipi yang cantik itu.

Empat tahun bersama Sila dengan rasa yang terus dipendam, akhirnya pada sore itu dibawah langit senja, Brandon mengungkapkan semuanya.

Brandon cukup terkejut dengan reaksi Sila yang jauh dari perkiraannya. Ternyata gadis itu tidak risih atau menjauhi Brandon, justru Sila mengungkapkan yang sejujurnya, bahwa gadis itu menganggap mereka hanya sebatas teman dekat.

Jelas saja, tanpa ragu Brandon meminta persetujuan Sila untuk mendekati gadis itu serta siap menunggu Sila membuka hati untuknya. Dan kabar bahagianya, adalah Sila menyetujui permintaan itu.

Walaupun Brandon tau, resikonya sangat besar jika yang terjadi tidak seperti yang Ia harapkan.

Hati Brandon akan hancur se hancur hancurnya, karena dirinya telah menaruh penuh perasaannya kepada Sila.

Ini adalah cinta pertamanya yang entah akan berakhir bahagia atau menyakitkan.

Brandon tidak bodoh, Ia cukup lihai membaca situasi yang terjadi disekitarnya. Brandon paham betul jika Sila masih mencintai Rio, begitupun dengan lelaki itu yang masih berharap Sila kembali ke pelukannya.

Tapi Brandon memiliki harapan yang tinggi pula. Biar semesta yang mengatur jalan cintanya. Jika memang semesta berpihak padanya, maka Brandon yakin bahwa dirinya adalah orang ter beruntung dimuka bumi. Namun jika semesta mencampakkannya, tidak masalah, asal Sila bahagia, dengan siapapun itu Brandon akan menerima takdirnya.

Ia tidak sekeras kepala itu agar Sila menjadi miliknya. Yang terpenting baginya adalah kebahagiaan Sila.

Jika Sila bahagia, Brandon masih sanggup untuk pura-pura tidak terluka.



Brandon meraih gawainya, menghubungi Sila yang pagi ini akan berangkat ke bandara untuk perjalanan bisnis.

Butuh beberapa saat hingga sambungan itu terangkat.

"Ha—"

"Brandoooon mobil gue mogoook di tengah jalan," histeris gadis itu, "mesinnya keluar asap. Gimana dong? Gue ga paham masalah mesin, bisa meledak nggak ini? Duh mati gue?!"

Brandon menahan kekehannya, belum juga mengatakan kata sapaan gadis itu sudah nyerocos tanpa jeda, "shareloc gue jemput."

"Jauh ini dari appart lo. Keburu meledak mobil gue!"

"Gabakal meledak Sil, ya Tuhan," Brandon meraih kunci mobil dan segera beranjak, "Lo buka aja mesinnya jangan di tutup."

"Iya, iya."

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang