Happy🕊️ Reading
Sila yang tengah fokus dengan laptop seketika terperanjat saat dengan se enaknya Angga membuka pintu ruang kerja tanpa diketuk.
"SIL, MBAK GISTA LAHIRAN!"
Emang Sila bos mereka disini, tapi udah kayak temen sendiri. Nggak ada sejarah Sila dihormati ala-ala drama yang sering Ia tonton.
Sila mengusap dada, "Ngga, lo bisa gak sih ketuk pintu dulu? Jari lo ga bisa ditekuk, hah?"
Angga menggerak-gerakkan jarinya, "bisa kok nih."
Sila memutar bola matanya malas.
"Lha, Sil? Kok lo nggak excited sih?" Angga masih di depan pintu.
"Terus gue harus gimana? Jingkrak-jingkrak nggak jelas kayak lo gitu?" Gadis itu menyimpan hasil catatannya sebelum mematikan laptop.
Angga menyisir rambutnya dengan jari, sok keren, padahal nyangkut di tengah-tengah karena rambutnya kribo, "ini ponakan pertama anak divisi keuangan, Sil. Lo tau kan team lain udah banyak punya anak. Kita doang yang jomblo menahun."
Sila mengambil tasnya, "mau jengukin mbak Gista sekarang?"
"Duh pengertian banget bos gue, mana cantik lagi. Ada lowongan buat saya nggak mbak?" Angga mengering jahil.
"Lo mau gue gampar, hah?"
"Dih galak," Angga segera berseru, "GAAESS GAESS.. KITA KERUMAH SAKIT SEKARANG NYAMPERIN MBAK GISTA, YUK BISA YUUK KERJAAN DITUNDA DULU."
"Ditunda gimana?" Sahut Vina, "emang ini udah jam pulang kantor."
"Belum beli kado."
"Nanti sekalian kota ke toko baby dulu sebelum ke rumah sakit," kata Sila.
"Ga bawa uang," alibi Vina.
"Jangan di percaya," sahut Edo, "emang suka bilang gitu biar dibayarin."
"Gue pinjemin, Vin," celetuk Angga, "tapi bayar dua kali lipat."
"Tai lo pada," Vina meringkus barangnya dengan kesal.
"Berangkat sendiri-sendiri atau..." Tanya Sila.
"Barengan aja, ga semua anak bawa kendaraan." Kata Ilham.
"Terus naik apa nih?"
"Lo bawa mobil kan, Sil?" Tanya Edo yang di angguki Sila, "oke gini aja, gue boncengan sama Angga. Ilham bonceng Mona. Sisanya naik mobil sama lo."
"Aku mau naik mobil sama Sila aja boleh nggak? Gumam Mona pada Ilham.
"Iya." Ilham kapan sih bisa bilang enggak?
"Cewek semua berarti?" Ujar Anya.
"Yap," jawab Edo, "dah, gas. Biar ga ke maleman."
"Kalian mau kemana?"
Interupsi itu menarik perhatian semua anak Divisi termasuk Sila.
"Eh pak Rio, " Vina, centil mode on.
"Oh, ini pak. Nyamperin mbak Gista baru aja lahiran. Kerjaan kita sudah beres semua kok, lagian udah jam pulang kantor juga kan, pak," Ilham angkat suara.
Rio mengangguk singkat, "naik apa?"
"Mobil saya," jawab Sila.
"Kamu ikut juga, Sil?"
"Iya."
Rio mengusap hidungnya, "oh, oke kalau gitu. Emm.. kalian ada lihat Queena nggak?"
Semuanya saling tatap. Bingung dengan tingkah bosnya yang tiba-tiba mencari seorang perempuan.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny
Romansa#SilaRio2 [Sequel of RIO-STAY WITH ME] Dapat dibaca terpisah. Move on bukan perkara yang mudah. Perlu mendaki gunung, menuruni lembah, menyebrangi samudra, mencairkan es di Antartika dan masih banyak lagi rintangan yang harus di lewati. Rencananya...