tiga puluh dua

6.5K 304 3
                                    

Langsung tiga bab sekali update

Happyreading🕊️












Sila menatap semangkuk bubur yang di sediakan rumah sakit untuk sarapan lalu bertemu tatap dengan Rio, "pasti lo nggak mau makan ini, kan?" Sila masih ingat dengan baik, mantannya itu membenci nasi dan olahannya.

Rio mengernyit sambil menggeleng.

"Yaudah ini minum susu sama buahnya aja," Sila menyingkirkan bubur lalu memberikan nampannya pada Rio.

"Ini pisang, gue nggak suka," ribet banget, "dan ini... Susu putih tanpa rasa," Rio menciumnya dan berlagak ingin muntah, "disini nggak di sediain kopi apa?"

"Lo pikir ini cafe hah?" Sila meraih nampan itu lagi, "ribet banget heran. Manja!"

"Gue nggak manja. Emang nggak suka, mau gimana lagi?"

"Banyak mau."

"Ck."

"Terus kalau nggak suka semua mau makan apa coba? Angin? Pengen kembung lo?"

"Nggak usah makan nggak papa," lirih cowok itu.

"Ntar nggak sembuh-sembuh."

"Biarin," Rio kembali berbaring, menarik selimut dan membelakangi Sila.

Gadis itu berdecak, khawatir sendiri. Sila beranjak dari kursi.

"Mau kemana?" Tanya Rio yang menyadari pergerakan manager keuangannya itu.

"Beli sarapan."

"Buat gue?"

"Dih ngarep. Ya buat gue sendiri lah,  tadi katanya lo nggak mau makan."

Rio cemberut dan kembali tidur membelakangi gadis itu.


Kalau ngambek lucu banget sih.

"Gue lama, kalau butuh apa-apa panggil suster aja," ucap Sila yang tidak digubris oleh Rio.

Sesaat setelah Sila benar-benar pergi, lelaki itu meraih gawainya dan menelpon Keynan.

"Gimana? Berhasil?" Tanya Keynan di sebrang sana.

"Hampir," jawab Rio, "sesuai rencana, jangan ada yang jengukin gue sama sekali, kalian pura-pura sibuk aja."

"Lo nggak merasa bersalah nyuruh anak orang jagain lo di rumah sakit?"

"Cuma beberapa hari doang gue disini, mungkin lusa juga udah boleh pulang," Rio menggaruk alisnya, "jangan berlagak seakan-akan gue nyiksa dia."

"Sakit membawa berkah ini mah," sinis keynan.

Rio terkekeh, "kabarin Daman sama Mia juga, jangan boleh jengukin gue. Oh iya, jangan lupa bi Asih juga, oke?"

"Iya iya!" Keynan sedikit membentak, "happy banget berduaan."

"Kapan lagi. Udah, jangan  jangan ganggu orang pdkt. Jangan telfon gue lagi."

"LO DULUAN YANG TELFON ANJING!"

Dengan tawa dan rasa puas, Rio mematikan sambungan.

Sebenarnya dia tidak berharap akan jatuh sakit seperti ini. Pekerjaan yang menghujaninya beberapa hari lalu sukses membuatnya drop. Dibawa ke rumah sakit dan menginap di sini juga tidak atas  kendali Rio. Tapi bukan Rio namanya jika tidak memanfaatkan peluang.

Ia menghubungi sepupunya agar tidak mengunjungi atapun menemaninya bermalam di rumah sakit. Rio hanya ingin Sila yang menemani nya disini. Seklaigus memperbaiki hubungan mereka.

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang