Don't forget to vote and comment 💜
Happyreading 🕊️
Brandon datang.
Sila mendongak menatap lelaki dengan bahu yang basah terkena air hujan.
Ya, di luar tengah hujan dan Sila duduk di cafe dekat rumah sakit untuk menghindari percakapan Rio dengan Queena.
Nanti Sila akan kembali jika perasaannya membaik.
Gadis itu menatap Brandon yang mengambil duduk di depannya, "kenapa keluar dari mobil nggak pakai payung? Bahu lo basah."
"Dikit doang."
Tadi Sila memposting segelas kopi di story Instagram dengan lokasi cafe ini. Brandon yang tau jika Sila sedang senggang menyempatkan mampir bertemu dengan gadis itu.
Lagipula dia rindu.
"Kayaknya suntuk banget," walaupun gadis itu tersenyum, Brandon mendapati rasa sakit di dalamnya. Dia sangat peka, "ada masalah?"
Sila menggeleng, "cuma capek aja."
"Tumben ngafe disini? Nggak ngantor?"
"Rio sakit."
"Ha?"
"Gue nemenin dia di RS. Nggak ada yang bisa nemenin, kasihan kalau sendirian."
Bahu Brandon merosot, munafik jika dirinya mengatakan kalau dia tidak terskiti mendengar itu. Mendengar jika Sila masih sangat peduli pada Rio.
"Sakit apa?"
"Kecapekan doang," Sila mulai menjelaskan kronologi kejadian.
Dari cerita itu, Brandon mendapati hal yang tidak masuk akal.
Mustahil jika semua keluarga Rio sibuk sampai tidak ada yang bisa menemaninya kecuali Sila.
Brandon tau ini semua taktik Rio untuk kembali dekat dengan Sila.
Ingin sekali Brandon mencarikan seorang pengganti agar Sila tidak menginap di rumah sakit lagi, tapi hati Brandon tidak tega memisahkan dua orang yang masih mencinta namun terpisah karena ego.
Brandon membiarkan Rio menjalankan rencananya.
"Terus, dia sekarang sama siapa?" Tanya Brandon.
Sila menyesap kopinya, "ada Queena."
"Nginep juga?"
"Nggak tahu," Sila mengendikkan bahu, "kalau dia nginep gue pulang."
"Kalau lo sebenarnya nggak mau nemenin, kenapa nggak dari awal aja biarin dia sendirian, toh kalau VVIP pasti ada suster jaga kan," Brandon memotong steaknya.
"Nggak tega aja. Kasihan."
Brandon tersenyum miris, "boleh gue tebak sesuatu?"
Kedua alis Sila terangkat.
"Lo bukan kasihan sama dia, tapi lo masih cinta."
Tembakan Brandon tepat sasaran, Sila menelan ludahnya pahit, "emang," akunya, "gue masih sayang, tapi gue berusaha move on."
"Sebenernya lo tau definisi move on nggak?"
Sila menggeleng.
"Move on itu, lo berusaha ngelupain seseorang yang udah ngelupain lo duluan. Merasa kalau lo udah lagi nggak penting dalam hidupnya, dan dia lebih bahagia kalau hidup tanpa lo," terang Brandon, "but you know, Rio masih sayang sama lo, dia masih cinta sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny
Storie d'amore[Sequel of RIO-STAY WITH ME] Dapat dibaca terpisah. Move on bukan perkara yang mudah. Perlu mendaki gunung, menuruni lembah, menyebrangi samudra, mencairkan es di Antartika dan masih banyak lagi rintangan yang harus di lewati. Rencananya, Sila akan...