Extra Part (1)

9.1K 355 4
                                    

HappyReading 💜









Semenjak menjadi istri Rio, Sila memilih resign dari pekerjaannya. Menghabiskan waktu dirumah bersama Railey dan mengurus rumah tangga.

Sila tidak sendiri, ada Bi Asih dan beberapa karyawan yang Rio pekerjakan di rumah ini, tapi untuk mendidik Railey dan menemani Rio, itu seluruhnya tanggung jawab Sila.

Rio tidak pernah memaksanya, Sila di bebaskan memilih apa pun yang Sila suka. Mau bekerja ataupun dirumah bagi Rio sama saja yang penting Sila bahagia.

Dan gadis itu memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang, artinya sebentar lagi Railey pulang dari sekolah.

Sila menyiapkan makan siang milik gadis cantik itu, tak lupa dengan baju rumahnya dan perlengkapan mandi. Karena Railey tiap pulang sekolah pasti minta mandi.

"Railey pulaaang," Sila yang tengah meletakkan sendok di meja menoleh menatap gadis kecil yang datang memeluknya, "tadi Railey dapat nilai A. Kata Miss Bianca Railey pinter."

"Oh iyaa?" Sila antusias, menunduk mensejajarkan tingginya, "bagus banget dong. Mana sini coba mama lihat?"

Railey menyodorkan kertas dengan nilai A disana.

Sila terperangah dengan wajah bahagia, "anak mama pinter bangeeet. Karena nilai kamu bagus, kamu boleh minta hadiah."

"Beneran?" Netra cantiknya membulat.

"Iya sayang, kamu mau hadiah apa?"

"Barbie."

"Deal," Sila mengecup kening gadis itu, "cepet mandi, mama udah siapin nasi goreng nugget kesukaan kamu."

"Yeaaay!" Dengan langkah semangat. Gadis itu naik ke lantai atas menuju kamarnya.

Melihat itu Sila tersenyum kecil lalu atensinya beralih pada oven yang berdenting.

Makan siang Rio kali ini adalah pizza dengan ekstra keju favorit cowok itu. Baru dua bulan menjalani pernikahan dan Sila bisa mempelajari semuanya dengan mudah.

Mungkin karena dia dan Rio sudah kenal dari lama.

Sila mengeluarkan pizza itu dari oven dan menyimpannya di dalam microwave agar tetap hangat.

"MA, AKU MAU SUSU COKLAT." teriak Railey dari atas.

"Udah mandi belum?" Jawab Sila.

"Udah, ini pakai baju."

Sila akui, Railey mandiri. Mungkin karena dari kecil kurang figur ibu, jadi Railey harus menjalani semuanya sendiri.

"MA, NGGAK MAU YANG PANAS," imbuh Railey, "AKU MAU YANG DINGIN, TERUS DI KOCOK SAMA ES."

Kan, kalau masalah makanan Railey emang pemilih banget, gadis itu juga pecinta nasi garis depan, berbeda dengan ayahnya yang benci banget sama nasi.

"Iya sayang."

Selang lima menit, Railey turun dari tangga dengan setelan rumahnya, "Ma, tadi ada anak baru di sekolah aku."

"Oh iya? Siapa namanya?" Sila memberi sendok pada Railey lalu meletakkan susu coklat kocok di samping piringnya.

"Miguel."

"Cowok?"

"Iya ma."

"Terus? Dia ngusilin kamu?"

Dengan mulutnya yang penuh nasi, Railey mengangguk, "masa aku dibilang kelinci."

"Kenapa kelinci?"

"Katanya muka aku kecil kayak kelinci," Railey memajukan bibir bawahnya, "tapi aku nggak jawab lagi. Aku biarin aja, nanti juga diem diem sendiri."

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang