bab 7

291 18 0
                                    

Adzan berkumandang

"Maaf kanda, dinda ingin beribadah, sekali lagi maaf jika menganggu waktunya, dinda ingin shalat berjamaah bareng putra,putri kita"

"Silahkan dinda"

Subang ralang meninggalkan prabu sliwangi yang berada di sidang istana

Waraki berserta subang ralang shalat berjamaah, kian santang menjadi imam, setengah shalat kian santang di serang oleh belati

kian santang merintih kesakitan tapi dia masih melanjutkan shalatnya

Terakhir shalat, kian santang sudah tak bisa di tahan lagi

"Rai"

"Putraku"

"Rai, bangunlah yunda tidak mau di tinggalkan lagi denganmu rai"

"Putraku, bangunlah nak, bunda tak ingin melihatmu merasakan sakit, bangun putraku"

"Rai rara santang, bunda. Boleh kah klu kalian mengeluarkan hawa murni kalian untuk menghentikan aliran darah rai kian santang"

"Baiklah raka"

"Baiklah putraku"

Mereka mencoba mengobati kian santang yang terbaring itu, hasilnya sesuai dengan mereka harapkan, kian santang sadar

"Bunda,raka,yunda"

"Alhamdulillah rai kau masih di berikan selamat dari allah, bagaimana kondisimu? Apa sudah membaik"

"Iya raka, kondisi ku sudah baik, aku pergi ke kamar dulu, assalamualikum"

"Walaikum salam" jawab mereka bertiga

Kian santangpun pergi

Keesokan harinya

Kentring manik mengetahui putranya dan rakanya pergi, ia langsung emosi, kentring manik langsung ke sidang istana untuk menemui suaminya, mengapa membiarkan rakanya dan putranya pergi, kentring manik sudah di sidang istana "Kenapa kanda membiarkan putra kita surawisesa untuk pergi dari kerajaan padjajaran ini?, raka amuk marugul juga pergi tanpa setau ku kanda, dinda akan akhiri hidup dinda klu tak ada mereka berdua" kentring manik berkata dengan emosi yang meledak-ledak

Prabu sliwangi langsung turun dari tahtanya, lalu mengelus-elus rambut kentring manik "Dinda, jangan lah marah, apa dinda tau klu putra kita surawisesa akan membuat kerajaannya sendiri?, dinda kau tenanglah pasti putra kita surawisesa akan kembali bersamaan dengan raka amuk marugul" prabu sliwangi menenangkan istrinya yang sedang marah itu

"Tapi kenapa kanda tidak membiarkan putra kita surawisesa untuk tak meninggalkan istana, apa kanda ingin memberikan tahta kerajaan kepada anak-anak subang ralang?, kanda sungguh tak adil jika benar kanda ingin memberikan tahta itu"

"Dinda, jangan lah prasangka buruk dengan anak-anak dinda subang ralang, kanda tau mana yang lebih bijak dalam mengambil keputusan dan mana yang lebih bodoh dalam mengambil keputusan jadi dinda harus tau itu, kanda akan berjanji jika sudah waktunya maka putra kita surawisesa akan menjadi raja di padjajaran ini"

"Iya kanda" kentring manik meninggalkan sidang istana dengan rasa kecewa

Pov surawisesa

raden kian santang (Season 2) (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang