bab 25

178 18 1
                                    

Peperangan terjadi, kedua kerajaan sama-sama kuat satu sama lain, kerajaan padjajaran tengah terdesak dengan peperangan melawan cirebon begitu pula istana cirebon

"Rai, biarkan aku yang menyelesaikan ini semua"

"Iya raka, berhati-hati lah"

"Iya rai"

Kian santang langsung menyerang prajurit berserta kepala prajurit, kian santang sudah mengalahkan hampir semua orang-orangan cirebon, namun sayangnya kian santang sedikit terluka dalam

"Bagus raka"

"Iya rai"

"Akhirnya kita ketemu juga rai surawisesa, rai kian santang"

"Raka?"

"Apa rai kian santang ingin menghancurkan istanaku? Tak mungkin bisa kau menghancurkan istanaku"

"Raka, sudahilah perkelahian ini, raka jangan memisahkan diri dari istana padjajaran agar hidup kita damai"

"Kau menyuruhku untuk tidak memisahkan diri? Apa kau yakin rai"

"Iya raka, aku sangat yakin"

"Klu aku tak mau bagaimana"

"Klu raka tidak mau, aku akan menyerang raka" sahut surawisesa yang bikin walangsungsang sangat emosi

"Apa maksud mu rai" walangsungsang bersiap melawan surawisesa, begitu pula surawisesa

Pertempuran antara surawisesa dan cakra buana tak kunjung berhenti setelah 3 jam pertarungan

"Aku harus berhentikan mereka, aku tak ingin kehilangan keduanya, apa yang ku lakukan" batin kian santang dengan perasaan bersalahnya "raka, rai berhenti" kian santang langsung ke tengah-tengah pertarungan keduanya, ia terkena serangan raka dan rainya, ia jatuh ke tanah krn tenaga keduanya sangat lah kuat

(Fyo kian santang masih sadar)

"Raka" surawisesa langsung mengakul kian santang dalam pelukannya "raka, maafkan aku raka"

Walangsungsang juga menuju ke rainya krn khawatir akan keselamatan adiknya

"Raka, rai. Jangan kalian berkelahi, aku akan baik-baik saja klu kalian damai" ucap kian santang menahan rasa sakitnya kemudian ia tak sadarkan diri

"Rai, bangun lah rai" walangsungsang mencoba membangunkan kian santang, ia sebenarnya sangat bersalah terhadap kian santang

"Raka, apa yang di katakan raka kian santang benar, kita seharusnya damai, kita buat perjanjian antara istana padjajaran dan istana cirebon"

"Perjanjian apa rai"

"Raka tidak boleh mengajak rakyat padjajaran untuk masuk ke rakyat cirebon dan jika ada salah satu orang-orangan cirebon yang berani membuat kekacauan maka aku tidak akan segan-segan untuk membunuh orang-orangan itu"

Cakra buana memikirkan matang-matang perjanjian itu "baiklah rai, aku setuju"

Singkat cerita kian santang di bawa ke istana padjajaran

1 hari kemudian

Kian santang tak kunjung sembuh

Surawisesa menunggu kian santang sadar, ia sangat khawatir klu kian santang meninggalkannya "raka, bangunlah raka"

Kian santang di alam sana yang kesakitan krn dia di siksa oleh seseorang pemuda yang mirip sama dia, dia ternyata abikara

"Abikara, kenapa kau menyiksaku, apa salahku?"

"Kau tanya salah mu dimana? Apa kau ingat klu kau sudah membunuh gagak lumayung"

"Aku tidak membunuhnya, aku tidak pernah membunuh kecuali dia sudah membuat kejahatan yang merengut banyak nyawa, apa kau sudah mengerti abikara?"

"Dia tidak membunuh kian santang, dia saja suka dengan kedamaian, apa kau sedang berbohong"

"Aku tidak berbohong, aku tidak membunuh gagak lumayung"

"Jangan berbohong atau aku akan menyiksamu"

"Aku tidak berbohong, aku benar-benar tidak membunuhnya"

Abikara memukul kian santang dengan tenaga yang sangat kuat

Kian santang sangat kesakitan tapi apa yang boleh buat, dia sedang di ikat oleh tali gaib yang sangat kuat "argh" lirih kian santang

————

Di sisi lain

Surawisesa sangat cemas krn kian santang seperti merasakan sakit yang luar biasa  "Raka bangun raka" surawisesa langsung memanggil tabib untuk menyembuhkan kian santang

Tabib mengecek keadaan kian santang yang ternyata keadaannya

Penasaran kan? Tunggu bab 26 yak, terimakasih yang sudah dukung author

raden kian santang (Season 2) (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang