bab 14

205 20 2
                                    

"Sial, kenapa ada kian santang, katamu kian santang sudah binasa, kenapa tidak memberitahukanku" kesal surawisesa

"Maafkan hamba gusti prabu, hamba tidak tau klu raden kian santang masih hidup, lagi pula kenapa gusti prabu sangat membenci dia"

"Sudah ku jelaskan gagak lumayung, apa kau tak ingat"

"Eh, maaf gusti prabu, hamba benar-benar tidak ingat"

"Yasudah, aku maafkanmu, sekarang apa yang kita bisa lakukan"

"Hamba mempunyai seorang teman yang bernama wistapati, dia raja dari kerajaan kandang wesi, mungkin gusti prabu ingin kesana dan mengajak gabung kerajaan kandang wesi" usul yudakara

"Ya, ide yang sangat bagus yudakara, tapi apa dia mau dengan kerajaanku"

"Kerajaan kandang wesi mempunyai dendam yang sama pada kerajaan padjajaran gusti prabu, yang hamba tau, kerajaan kandang wesi sangat membenci kerajaan padjajaran krn ibundanya telah di bunuh oleh gusti prabu sliwangi"

"Apa, ayahanda membunuh ratu kandang wesi?, klu ayahanda sudah membunuh itu artinya ia sudah melakukan kesalahan yang besar" batin gagak lumayung

"Baiklah, gagak lumayung"

"Hamba gusti prabu"

"Kau tau kan apa yang harus kau lakukan"

"Maaf gusti prabu, tadi hamba melamun, jadinya hamba tidak mendengarnya"

Lagi-lagi surawisesa memberikan pengertian kepada gagak lumayung "baiklah, kau harus kesana lalu memberitahukan kepada wistapati agar bergabung dengan kerajaan kita"

"Sandika gusti prabu, hamba akan kesana, sampurasun"

"Rampes"

Gagak lumayung sudah sampai di kerajaan kandang wesi

"Prajurit, tolong panggilkan gusti prabu wistapati, aku ada urusan yang sangat penting dengannya"

"Ada urusan apa?" Tanya prajurit dengan nada tinggi

"Tidak ada urusannya denganmu, yang terpenting ialah kau panggilkan gusti prabu wistapati saja"

"Baiklah, aku akan panggilkan gusti prabu, tunggu disini khisanat"

"Terimakasih prajurit"

Prajurit itupun sudah membawakan wistapati

"Hormat kami gusti prabu, hamba membawakan berita penting"

"Berita penting apa"

"Apa boleh kerajaan kandang wesi bergabung dengan kerajaan surawisesa"

"Surawisesa?, bukankah dia anak sliwangi"

"Ya gusti prabu, gusti prabu surawisesa ingin mengajak gusti prabu untuk menyerang istana padjajaran"

"Apa kau serius khisanat?"

"Ya gusti prabu, hamba serius"

"Aku terima tawaran ini, jika ingin menyerang padjajaran aku akan selalu bantu"

"Terimakasih atas jawaban bijak dari gusti prabu, hamba undur diri, sampurasun"

"Rampes"

Gagak lumayungpun pulang ke kerajaan surawisesa

—————

Sementara itu, ada sosok pria bertubuh kekar sedang menyerang orang dengan sangat keji, dia bernama abikara

"Ampun raden"

"Tidak ada ampunan bagimu, sekarang cepat serahkan uang pajaknya"

"Jangan tuan, ini untuk istri hamba yang sebentar lagi ingin melahirkan, aku mohon tuan"

"Tidak ada, siapa suruh sudah tidak bayar selama 5 bulan" abikara mengambil paksa uang itu

Abikarapun pulang, ia langsung menemui rakanya

"Raka, aku sudah menagih pajak semua penduduk, yang tidak bayar sangatlah banyak raka, tanganku saja sudah di penuhi oleh darah" abikara mengeluhkan semua keluhan dia

"Rai, janganlah kau membunuh begitu saja, kenapa kau tidak merasakan teriakan kesakitan mereka, itu menyenangkan rai"

"Aku lupa raka, lalu kenapa raka sangat senang begini"

"Aku dapat tawaran untuk bergabung ke istana surawisesa, itu sangatlah menyenangkan, terlebih lagi jika surawisesa adalah anak sliwangi"

"Bagaimana bisa anak sliwangi itu berkhianat terhadap padjajaran"

"Tidak usah pikir begitu rai, kau pasti sudah cape kan? Kau tidurlah"

"Baiklah raka"

Keesokan harinya

Di istana padjajaran, prabu sliwangi berserta anak-anaknya tengah mengadakan acara rapat besar-besaran krn peperangan kemarin membuat sebagian prajurit binasa, agar tidak terjadi lagi, maka prabu sliwangi mengadakan rapat

"Mohon maaf ayahanda, raka, yunda dan semua di acara rapat kali ini. Aku ingin menyarankan klu kita membuat penjagaan yang lebih ketat lagi pula kemarin adalah peperangan yang sudah di rencanakan oleh golongan hitam, bagaimana jika peperangan mendadak? Pasti itu bisa membuat padjajaran tidak memiliki prajurit lagi kan? Maka dari itu aku akan menjaga perkotaan raja supaya aman dari para musuh dan untuk di istana padjajaran, bagaimana klu aku mencari 4 kujang untuk bertugas menjaga kerajaan istana"

"Tapi rai, klu kujang itu hanya menjaga kerajaan, bagaimana jika kita melatih para prajurit untuk menggunakan ilmu kanuragan?"

"Aku kurang setuju yunda, jika prajurit menggunakan ilmu kanuragan mungkin para prajurit akan saling membunuh"

"Benar juga rai, tapi bagaimana dengan prajurit? Prajurit harus kuat dengan bidang peperangan"

"Sudah putriku, putraku. Ayahanda memutuskan untuk memilih keputusan kian santang, ayahanda yakin jika kian santang ke kota raja untuk menjaga padjajaran pasti aman"

"Tapi hamba kurang setuju gusti prabu, alasannya hanya satu yaitu hamba takut raden kian santang kenapa-napa"

"Hamba setuju gusti prabu" timpal punggawa

"Baiklah, jadi bagaimana?"

"Aku sudah memasang jebakan apabila mereka menyerang kita"

"Bagus putraku"

"Ya ayahanda"

"Yasudah, kalian boleh ke ruangan masing-masing"

"Sandika gusti prabu"

Mereka pada keluar kecuali kian santang

"Putraku, kenapa kamu tidak keluar nak?"

"Ayahanda ingat saat ayahanda mengusirku?"

"Maafkan ayahanda, ayahanda kira dia nyi rompang"

"Tapi, ayahanda sudah kasar kepadaku, itu tidak akan pernah lepas dari ingatanku" kian santang langsung keluar dari rapat itu

Maaf telat publish, tadi ada urusan mendadak, telat 1 jam deh, maaf ya

raden kian santang (Season 2) (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang