bab 34

126 13 1
                                    

1 minggu kemudian

Kian santang berada di taman istana ia mendengar ada keributan terjadi di kalangan prajurit dan warga istana berbondong-bondong masuk ke istana krn ia penasaran, kian santang tanya ke salah satu warga tersebut

"Maaf kisanak, ada apa ya sehingga kalian berbondong-bondong ingin masuk?"

"Ada penyerangan raden di kota raja, kami mengungsi disini krn kami pikir aman"

Kian santang yang mendengar itu langsung segera ke kota raja yang terkena serangan dari golongan hitam

"Hentikan!!" Teriak kian santang

"Hanya sendiri doang hei kian santang" yudakara meremehkan kian santang yang datang sendiri di pertarungan, ia mengira bahwa kian santang tak mungkin mengalahkannya

"Hei kian santang, mendingan kau pulang saja atau kau akan binasa di tangan kami" timpal hariwangsa

Kian santang yang terpancing emosipun langsung ingin memghabisi golongan hitam namun ia sadar klu dirinya hanya sendirian yang kemungkinan besar ia akan binasa klu gegabah

"Ayahanda, tolong bantu aku mengalahkan para golongan hitam di kota raja" batin kian santang yang sangat berharap ayahandanya datang untuk membantunya

________________

Prabu sliwangi yang merasakan firasat bahwa kian santang butuh pertolongan di kota raja, ia segera langsung ke kota raja

"Putraku"

"Alhamdulillah  ayahanda datang, bantu aku melawan golongan hitam ayahanda"

"Iya putraku, ayahanda akan melawan nyai rompang, nyai basinga, kau lawan yudara dan hariwangsa"

"Sandika ayahanda"

Peperangan terjadi sangat dasyat, kian santang mau gak mau harus mengeluarkan pedang zulfikarnya untuk melawan para golongan hitam

"Kian santang mengeluarkan pedang zulfikar, bagaimana ini hariwangsa"

"Tidak usah takut yudakara, kita lawan saja"

"Baiklah hariwangsa, kau incar tangan kanan kian santang dan jatuhkan pedang itu"

"Oh baiklah yudakara"

Hariwangsa terus mengincar tangan kanan kian santang yang memegang pedang zulfikar, kian santang harus mengakhir pertarungan itu

"Ayahanda, biarkan aku saja yang melawan mereka semua, ayahanda tolong minggir saja"

"Tapi putraku"

"Tidak ada tapi-tapian ayahanda, nyai rompang, nyai basinga lawan aku"

"Nyai, kita lawan sliwangi atau kian santang?"

"Kian santang saja, dia ikon penyemangat sliwangi, jika dia mati maka padjajaran akan lemah"

"Baiklah nyai, aku ikut denganmu"

Nyai rompang dan nyai basinga lawan kian santang

Kian santang langsung menyerang mereka semua dengan pedang zulfikar

Ledakan dasyat terjadi

Keluarga padjajaran sangat khawatir dengan kian santang dan prabu sliwangi

"Ibunda, aku takut raka kian santang menjadi korban dari ledakan dasyat itu"

"Ya putraku, ibunda juga takut kehilangan rakamu dan ayahandamu"

"Apa kita menyusul kesana?"

"Jangan putraku, ibunda takut kau juga kena nanti disana

"Benar juga, yaudah kita akan disini sampai mereka datang"
__________

Disisi lain subang ralang

"Yaallah, tolong lindungi anak hamba dan suami hamba ya allah"

______________

Kian santang terluka sangat parah, golongan hitam sudah tak sadarkan diri, prabu sliwangi hanya sedikit luka dalam

"Putraku, apa kau baik-baik saja nak"

"Alhamdulillah aku baik-baik saja ayahanda"

"Syukurlah, bagaimana dengan golongan hitam?"

"Lebih baik kita bawa saja, ayahanda tolong jagain golongan hitam biarkan aku yang membawa prajurit untuk membawa golongan hitam tersebut"

"Yaudah putraku, tapi lebih baik ayahanda saja"

"Yaudah, ayahanda saja"

"Sampurasun"

"Rampes"

Singkat cerita prabu sliwangi sudah kembali ke istana padjajaran, ia di sambut hangat oleh keluarganya

"kakanda, dimana putra kita kian santang ayahanda?" Cemas subang ralang ketika melihat kian santang tak ada di sisi suaminya

"Tenang lah dinda, putra kita kian santang baik-baik saja, ia sedang menjaga golongan hitam agar golongan hitam bisa di jatuhi hukuman atas kelakuannya"

"Syukurlah klu rai kian santang tak apa-apa"

"Iya raka, padahal aku sangat mencemaskannya"

"Akupun sama rai"

"Prajurit"

"Hamba gusti"

"Tolong kau ke kota raja lalu bawa golongan hitam berserta tandu untuk menggotong kian santang"

"Sandika gusti prabu"

"Kanda, katanya putra kita kian santang baik-baik saja, kenapa pakai tandu"

"Agar putra kita kian santang tak cape berjalan dinda"

"Benar juga kanda"

Singkat cerita kian santang dan golongan hitam sudah sampai ke istana padjajaran

Kian santang sangat senang krn melihat ibundanya "bunda" lirih kian santang

"Apa kau baik-baik saja nak?"

"Alhamdulillah ibunda, aku baik-baik saja"

"Syukurlah nak, ibunda sangat mencemaskan mu"

"Ibunda jangan terlalu mencemaskanku, aku ini bukan anak kecil lagi yang selalu di cemaskan"

"Iya nak, maafkan ibunda yang terlalu mencemaskanmu"

"Iya bunda, gapapa"

Krn author bosan jadinya bab 34 sekarang aja, lagian di bab 29 udh janji pengen 5 bab dalam 2 hari, maaf yak klu semisal makin gak jelas ceritanya

raden kian santang (Season 2) (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang