bab 10

307 18 0
                                    

Pagi hari tiba

Golongan sudah tau kabar kian santang telah meninggal langsung senang krn tidak sia-sia mereka semua. Keluarga padjajaran tengah bersedih atas kematian pangeran kesayangannya. Pemakaman kian santang telah selesai

"Ibunda, aku yakin rai kian santang pasti sudah tenang, bunda jangan bersedih, masih ada anak-anak ibunda yang lain" rara santang menenangkan ibundanya yang sedang nangis walau dia sangat bersedih atas kematian adik tercintanya

"Iya putriku, ibunda tidak bersedih lagi, ibunda tidak mau kau meninggalkan bunda" subang ralang mencoba tersenyum walau hatinya sedang sakit

"Iya bunda, aku tak akan pernah meninggalkan bunda"

"Iya putriku, terimakasih krn kamu selalu di samping bunda"

"Iya bunda" rara santang memeluk bundanya dengan erat di sambut baik juga dengan subang ralang

"Maaf ibunda, aku tak di peluk sama hal nya dengan rai rara santang" tanya walangsungsang yang sedikit bercanda

"Sini putraku, mari kita berpelukan bersama"

"Mari bunda"

Akhirnya mereka bertiga berpelukan dengan kasih sayang satu sama lain

-------

"Gusti prabu, bagaimana rencana kita selanjutnya" tanya seseorang wanita yang ingin menghancurkan istana yang di kenal sebagai padjajaran

"Kita akan pikirkan nanti saja, sekarang berdebah itu sudah mati, sekarang kita berpesta saja" jawab raja yang bernama munding laya

"Sandika gusti prabu"

Para golongan hitam langsung berpesta dengan meriah

7 hari kemudian

Subang ralang sedang bermimpi buruk dengan anak-anaknya "Putraku, putriku. Ibunda akan menyelamatkan kalian" namun anak-anaknya terjatuh "tidak" teriak subang ralang dengan keras yang membuat dirinya terbangun

"Akhirnya gusti ratu terbangun"

"Dimana walangsungsang dan rara santang tabib"

"Dia ada di sidang istana gusti ratu, gusti ratu jangan khawatir, itu hanya lah sebuah mimpi dan tidak akan terjadi di dunia, gusti ratu beristirahat lah"

Subang ralang mencoba menenangkan dirinya yang sedang cemas sekaligus panik "baiklah tabib"

------

"Apa raden ingin kembali ke padjajaran?, tapi tak mungkin klu keluarga padjajaran mengenali wajah raden" seorang kakek mencoba untuk mencegah pemuda itu untuk berangkat ke padjajaran

"Aku pasti yakin klu ibunda subang ralang akan mengenali diriku walau wajahku berbeda kakek, aku mohon kakek jangan mencegahku, aku tetap ingin ke istana padajajaran, aku sudah merindukan keluargaku terlebih ibunda" pemuda itu tetap kekeh ingin ke istana padjajaran

"Tapi raden, baiklah klu ingin ke istana padjajaran raden kian santang, kakek guru tak bertanggung jawab klu raden di kasarkan dengan keluarga raden krn mengakui bahwa raden itu raden kian santang, pasti semua keluarga tak percaya" kakek guru sangat tertawa kecil

raden kian santang (Season 2) (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang