bab 41

95 11 1
                                    

Kian santang pulang dengan rasa kecewa sekaligus marah menjadi satu krn perkataan ratna sari

"Kenapa dinda ratna sari sangat tega menyakiti hatiku, sebenarnya apa yang terjadi"

Tiba-tiba saja kunjung putih datang untuk mengasih kabar kepada kian santang "nanda prabu kian santang"

"Hormat kami resi"

"Gusti prabu harus sabar, mungkin ini ujian untukmu, sebenarnya ratna sari sedang di sekap oleh golongan hitam untuk membuatmu cemburu"

"Lalu ratna sari di sekap dimana resi?"

"Nanti juga kau tau"

"Kau harus bersabar dulu dengan semua ini, jangan biarkan ayahandamu gagal dalam betapaan ini"

"Iya resi"

"Yaudah raden, resi pergi dulu, sampurasun"

"Rampes"

Kian santang langsung ke kamar ibundanya untuk mengadukan kejadian tadi, sesampainya ia di kamar subang ralang

"Bunda, bolehkah aku masuk?"

"Silahkan masuk putraku"

"Terimakasih bunda" kian santang langsung masuk ke kamar ibundanya

"Bunda, dinda ratna sari di culik oleh golongan hitam, aku sangat sedih bunda"

"Apa, bagaimana bisa putraku?"

"Akupun juga tak tau, mungkin saja aku di sihir oleh golongan hitam sehingga tak bisa membedakan ratna sari asli atau palsu"

"Ratna sari palsu?, apa maksudmu nak"

"Ratna sari ternyata di culik saat aku lengah, maka dari itu aku tak curigai ratna sari" ucap malas kian santang

"Bersabarlah nak, insyaallah ratna sari akan di temukan"

"Iya bunda"

"Em bunda, boleh tidak  klu kita bermain lagi seperti dulu"

"Ah tidak nak, ibunda bukannya tidak mau namun ibunda banyak masalah yang harus di selesaikan"

Kian santang yang mendengar itu langsung merasa tak di sayang lagi namun ia masih berpikiran baik kepada bundanya "yasudah bunda" kian santang langsung meninggalkan kamar ibundanya, ia ingin ke kamar surawisesa

"Raka"

"Apa kedatanganku menggangumu?"

"Tidak raka, ada apa?"

"Bolehkah kau menemani ku?"

"Boleh saja raka"

"Tapi aku menemanimu di mana?" Lanjut surawisesa

"Entahlah rai, akupun tak tau"

"Apakah raka banyak masalah?, kenapa raka terlihat sangat murung begini"

"Tidak rai, aku hanya bersedih atas kehilangan nyimas ratna sari"

"Apa?, bagaimana bisa raka"

"Ratna sari di culik oleh golongan hitam"

"Bukankah golongan hitam sudah mati, bagaimana bisa mereka menculik nyimas ratna sari" geram surawisesa

"Akupun tak tau rai, sudahlah kita tinggal bicara kepada ayahanda jika sudah kembali lalu aku akan menyerahkan tahta padjajaran ke ayahanda ataupun ke kamu rai"

"Iya raka, tapi aku berharap klu raka menyerahkan tahta itu kepada ayahanda, aku tak menginginkan tahta itu lagi, aku tau bagaimana rasanya menjadi seorang raja"

"Iya rai"

Tiba-tiba saja kentring manik datang ke kamar surawisesa

"Putraku kian santang?, ada apa kau kesini putraku?"

"Aku hanya mengajak rai surawisesa untuk bermain namun aku tak tau harus bermain apa"

"Bagaimana jika kalian bermain ke kerajaan raka kalian walangsungsang"

"Itu sangatlah jauh ibunda, aku dan raka kian santang tak mungkin ke kerajaan cirebon bunda"

"Lalu apa yang harus kita Lakukan selain itu raka, bunda" lanjut surawisesa

"Akupun tak tau rai"

"Nanda prabu, ibunda tidak pernah melihat ratna sari sejak tadi pagi, kemana dia?"

"Dia sedang di culik bunda, akupun tak tau bagaimana keadaannya"

"Bagaimana bisa nanda prabu"

Kian santang menceritakan semua kejadian yang menimpanya dari pagi hingga sampai ke kamar surawisesa

"Lalu bagaimana caranya agar kita menyelamatkan ratna sari?"

"Klu sudah waktunya pasti aku akan menyelamatkan ratna sari"

"Iya nanda prabu"

Udh yak sampai segini doang, nanti 19 bab kedepan akan 500 kata saja yak supaya ceritanya panjang

raden kian santang (Season 2) (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang