bab 17

189 16 8
                                    

Gagak lumayung sudah ada di kamar abikara

"Hamba harus apa raden?"

"Gagak lumayung em.........di mana keluargamu?"

"Keluargaku sudah tiada"

"Jagat dewa batara, jadi kau sebatang kara kah?"

"Bisa di bilang begitu raden" gagak lumayung memasang wajah yang malas

"Tapi kau mempunyai sodara?"

"Ya raden, aku mempunyai sodara"

"Sodaramu apa sudah tiada atau masih hidup"

"Hamba berharap klu sodara hamba masih hidup, dia pergi meninggalkan hamba"

"Kasihannya kau, dari mana kau mempelajari semua jurus itu"

"Semua jurus tersebut di pelajari oleh hamba sendiri, ya walau hanya 1 minggu saja hamba belajar dengan ia"

"Hebat sekali kau, apa keinginan dari kecil?"

"Aku tak ingin apapun, aku hanya ingin hidup dengan damai tanpa peperangan atau bermusuhan"

"Tapi kerajaan surawisesa perang dengan kerajaan padjajaran?, apa kau ikut"

"Ya, aku ikut namun aku kalah melawan anak sliwangi itu"

"Dia bernama siapa?"

"Walangsungsang"

"Walangsungsang?, dia memang sangat sakti, aku tidak bisa mentandingi kesaktiannya"

"Jadi raden abikara pernah bertarung dengan walangsungsang?"

"Ya, saat kecil raka wistapi hampir saja membunuh dia"

"Mem..bunuh?"

Flasback 25 tahun lalu

Kandang wesi dan padjajaran sedang bertarung, kebetulan juga walangsungsang sedang di tawan oleh wistapati

"Hei sliwangi, kau menyerah atau anak ini akan ku bunuh"

"Ayahanda, tolong"

"Putraku, aku tak mungkin menyerah denganmu"

Wistapati hampir membunuh walangsungsang

"Baiklah aku akan menyerah, lepaskan walangsungsang"

"Aku takan melepaskan putramu"

Tiba-tiba saja kuncung putih datang untuk menyelamatkan walangsungsang

"Ini ger, lain kali hati-hati dalam menjaga anakmu, ger prabu juga harus rela kehilangan anak-anakmu apabila ada kejadi begini, jangan sampai istana padjajaran berada di tangan golongana hitam"

"Maafkan aku kunjung putih, aku tidak bisa berpikir lagi klu nyangkut anak-anakku"

"Iya ger, aku mengerti, sampurasun"

"Rampes"

"Putraku"

"Iya ayahanda"

"Tolong kamu ke ibunda subang ralang saja ya nak" prabu sliwangi membelah raga dan langsung mengantarkan walangsungsang ke subang ralang "dinda, tolong jaga walangsungsang"

"Sandika kanda"

Prabu sliwangi langsung menyerang kandang wesi dengan gagah, saatnya sliwangi menyerang wistapati

"Jangan lawan rakaku atau kau habisi sliwangi, kau sudah membunuh ibundaku, apa tidak puas ha" abikara berbicara dengan nada tinggi dan lantang

"Rakamu dan ibundamu sudah bersalah, apa perlu aku habisimu?"

"Kau sangat kejam sliwangi, aku akan kembali lagi untuk membalaskan dendamku, ingat itu!!"

Abikara membawa wistapati ke ruang pengobatan istana kandang wesi

Flasback off

"Jadi begitu raden, sliwangi sangatlah kejam sekali, aku tak suka orang yang tak punya rasa bersalahnya"

"Ya, sliwangi tak pumya rasa kasihannya, kecuali istri sliwangi, apa kau tau subang ralang?"

"Aku tau raden, ada apa?"

"Dia berbeda dengan sliwangi, dia sangatlah cantik dan punya perasaan"

"Benar juga, aku pernah di tolong dengan ia"

"Memang kau di tolong kenapa? Ada masalah kah gagak lumayung?"

"Aku mencari keadilan terhadap sliwangi, sliwangi mengusirku begitu saja, saat aku sudah jauh, subang ralang mengejarku, dia sangatlah punya hati nurani"

"Aku setuju denganmu"

"Oh ya raden, apa yang hal yang lain ingin raden sampaikan?"

"Ada, aku ingin mendengarkan ceritamu"

"Cerita apa raden?"

"Tentang keluargamu"

"Baiklah raden" gagak lumayung mengaturkan nafasnya "keluargaku adalah keluarga terpandang, sampai akhirnya raka ku dan yunda ku pergi dari rumahku, ayahandaku mulai marah dengan bundaku, beberapa hari kemudian ayahanda tiada, ibundaku sudah tidak semangat untuk hidup jadi ibundaku bunuh diri" gagak lumayung langsung bermuka malas

"Jagat dewa batara, bunuh diri?"

"Ya raden, aku jadinya pengembara, saat aku mengembara aku di pukul oleh prajurit padjajaran, aku langsung minta keadilan kepada sliwangi"

"Lalu?"

"Sliwangi mengusirku, subang ralang mengejarku, ia langsung setuju dengan keadilan"

"Benar kan klu subang ralang itu sangat adil, dia mempunyai hati nurani"

"Iya raden, apa ada lagi?"

"bagaimana kau bisa mengusai jurus-jurus yang sangat sulit di pahami?"

"Baiklah raden, saat aku sudah mendapatkan keadilan, tiba-tiba ada kakek-kakek ingin mengajariku ilmu kanuragan, krn aku juga ingin membalaskan dendamku pada sliwangi maka aku bergurulah dengan dia"

"Lalu?" Abikara sangat penasaran dengan cerita abikara

"Lalu aku berguru dengan dia 1 minggu, habis itu langsung melanjutkan perjalananku....jadi begitu ceritanya raden, apa ada yang di tanyain lagi?"

"Apa sekarang kau tau kakek-kakek itu?"

"Tidak tau raden, hamba sekarang fokus untuk mengabdikan kepada kerajaan kandang wesi"

"Terimakasih krn kau ingin mengabdi dengan kerajaan kandang wesi ini"

"Iya raden"
.
.
.
.
Maaf ya, untuk 1 minggu kedepan author bikin cerita 1 cerita untuk 1 hari, paling telat 2 hari 1 cerita

raden kian santang (Season 2) (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang