bab 39

96 9 0
                                    

Keesokan harinya

"Dinda, bangun"

"Ha, ada apa kanda"

"Shalat subuh"

"Memang sekarang jam berapa kanda"

"Ck, ini udh jam setengah 5"

"Apa!!!" Ratna sari langsung bergegas mengambil wudhu walau ia masih mengantuk

"Mari kita shalat dinda, kanda sudah wudhu kok"

"Iya kanda"

Ratna sari dan kian santang langsung shalat

Selesainya mereka berdua shalat, kian santang memutuskan untuk keluar untuk memeriksa rakyat padjajaran, ratna saripun ikut

"Dinda, kita mau kemana ya?"

"Wilayah yang terpencil saja kanda, mungkin ekonomi disana belum baik"

"Belum tentu wilayah terpencil ekonominya kurang baik, mungkin saja ekonominya sangat bagus"

"Ya kanda, dinda nurut saja dengan perkataanmu, lagi pula dinda masih marah kepada kanda yang selalu nutupin sakitnya kanda"

Kian santang langsung menenangkan ratna sari "baiklah dinda, kanda berjanji tak akan menyembunyikan sakit kanda"

"Apa kau bersungguh-sungguh berjanji?"

"Ya dinda"

"Lalu apa kau sekarang lagi sakit?"

"Tidak dinda"

Ratna sari mengangkat alisnya sembari berkata "apa benar kanda?"

"Tentu"

"Awas saja klu kanda bohong, dinda akan ngambek dengan kanda" ratna sari beri kencaman bagi kian santang

"Iya dinda"

"Oh ya, ini sudah pagi, ayo kita pulang" lanjut kian santang

"Dinda ikut-ikut saja dengan kanda"

"Iya dinda"

Ratna sari dan kian santangpun pulang ke istana padjajaran, kian santang langsung mengadakan rapat krn ia melihat banyak sekali warga yang terlihat sangat buru-buru padahal masih pagi

Rapat sudah mulai

"Bagaimana dengan rakyatku, kenapa rakyat terlihat buru-buru saat ada pagi dini hari, apa ada masalah?" Ucap kian santang dengan nada sedikit kencang dan tinggi

"Mohon maaf gusti prabu, sepertinya tak ada masalah di rakyat padjajaran, mungkin saja tadi rakyat terlihat buru-buru krn adanya acara atau pekerjaan yang harus di selesaikan" jawab senopati ardalepa

"Sebenarnya rakyat pekerjaannya apa?, aku sampai tidak tau klu berangkat bekerja sampai pagi hari"

"Maaf jika hamba berbicara sangat lancang, menurut hamba seperti biasanya gusti prabu, para warga padjajaran bekerja sebagai petani" sahut punggawa

"Jangan sampai ada yang terjadi kembali kepada rakyat padjajaran, aku tak mau bahwa rakyat padjajaran bekerja terlalu keras"

"Sandika gusti prabu"

"Rapat di bubarkan, silahkan kalian ke tugas masing-masing"

"Sandika gusti prabu"

Semua keluar kecuali kian santang yang tetap disitu sampai menangis

"Yaallah aku gagal menjadi raja yang baik, engkau boleh menghukum hamba, semoga saja rakyat padjajaran akan damai dan tentram" batin kian santang, ia menangis dengan sangat terisak-isak

Kebetulan sekali surawisesa lewat keruangan rapat padjajaran, surawisesa mendengar ada suara nangis di dalamnya, kemudian surawisesa masuk ke ruangan rapat "Raka?"

Kian santang langsung menghapus air matanya "iya rai, ada apa"

"Kenapa raka menangis?, apa ada masalah"

"Iya rai, rakyat padjajaran bekerja sangat pagi, aku marah kepada diriku sendiri kenapa biarkan rakyatku bekerja demi sebuah pajak"

"Raka, janganlah raka menyalahkan diri sendiri, bahkan demi pajak yang mungkin membuat kita makan yang sangat banyak dan mewah"

"Raka tidak salah, aku tau klu raka sudah tidak kuat mengemban tugas menjadi raja, raka bersabarlah hingga ayahanda kembali, jika kau menyerahkan jabatan raja itu kepadaku maka aku akan menolak keras jabatan itu, aku akan menjadi raja jika ayahanda memberikan jabatan itu"

"Iya rai, yaudah aku ke kamarku, sampurasun"

"Mau aku antar raka?"

"Tidak rai, sudahlah jangan pedulikan aku lagi" kian santang langsung ke kamarnya

"Raka kian santant kenapa marah kepadaku?, apa aku punya salah kepada raka kian santang" batin surawisesa

Maaf yak sampai segini aja, males buat cerita hehe

Terimakasih yang sudah dukung author, btw banyak banget dm di tiktok "pendakwasaja", author perempuan kok cuman akun wp ini yang pegang aku atau abang, Yaudah gitu aja yak

raden kian santang (Season 2) (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang