bab 42

108 10 0
                                    

"Yasudah bunda, aku dan rai surawisesa ke sidang istana"

"Iya putraku, silahkan saja kau ke sidang istana"

"Kami pamit dulu, sampurasun" salam surawisesa dan kian santang

___________________

Kian santang mengundang semua punggawa dan sesepuh istana padjajaran

Singkat cerita mereka sudah datang

"Hormat kami gusti prabu kian santang" salam hormat mereka semua

"Aku mengadakan sidang istana agar kalian mengakui bahwa salah satu pasti pengkhianat, sudahlah aku sudah tau"

Mereka saling tatap-tatapan satu sama lain setelah mendengar perkataan kian santang

"Jika tidak ada yang mengakui, maka aku akan menghukum seberat-beratnya"

Tak ada yang mengakuinya sehingga membuat kian santang sangat kesal

"Apa yakin kalian tak pengkhianat?, baiklah aku akan sebutkan nama kalian yang terjadi pengkhianat itu"

Sebagian orang yang ada disitu sangat takut klu namanya di panggil

"Baiklah tidak ada mengakuinya, baiklah aku akan sebutkan nama kalian dan aku akan mencabut jabatan kalian"

"Senopati tajur halang, tolong kau kesini"

"Hamba gusti prabu"

"Sebutkan kenapa kau mengkhianati padjajaran, cepat" bentak kian santang

"Mohon maaf gusti prabu, maksud dari pengkhianat apa, aku tidak melakukan kesalahan apapun"

"Baiklah, pertama kau menculik nyimas ratna sari, kedua kau menyamar menjadi cana dan siapa yang kau ajak menjadi ratna sari palsu"

"Cepat katakan yang sejujurnya atau aku akan menghukummu"

Bukannya menjawab pertanyaan kian santang namun tajur agung memberontak kepada kian santang bahkan ia menyerang kian santang tanpa ampun

Kian santang melayani tajur agung dengan beberapa jurusnya

Tajur agung kalah, ia langsung kabur dari istana padjajaran

"Kejar tajur agung, cepat!!!" Titah kian santang

"Sandika gusti prabu"

Mereka yang ada disitu langsung

"Raka, bagaimana kau tau klu pengkhianat itu tajur agung?"

Kian santang menceritakan semua kejadian yang janggal dari tajur agung

"Perbuatan tajur agung sangatlah keji, klu aku jadi raka, aku akan membunuh dia dan juga menyiksa dia"

"Iya rai"

"Aku sangat lelah dengan semua ini, ya allah tolong kau lapangkan kesabaran untukku agar kuat menghadapi ujianmu" batin kian santang

"Kenapa raka melamun" surawisesa mencoba sadarkan kian santang yang sedari tadi melamun

"Iya rai, ada apa"

"Aku punya kejutan untuk raka"

"Apa itu rai"

Surawisesa memberikan topeng kepada kian santang

"Apa ini rai?"

"Topeng raka, silahkan raka coba"

Kian santang mencoba memakai topeng yang sudah di berikan surawisesa itu, ia merasakan sesuatu yang mungkin itu berasal dari masa depan

"Apa raka sudah bisa merasakan?" Tanya surawisesa dengan nada orang yang sedang mengintorgasi seseorang yang bersalah

"Ya rai, aku sudah merasakan, tadi itu apa rai"

"Masa depan....ya itu masa depan raka, tolong raka jelaskan sedetail mungkin apa yang raka lihat"

"Aku melihat banyak sekali pepohonan dan aku melihat aku sedang di hajar terus menerus dengan golongan hitam, setelah aku sudah di hajar habis-habisan, aku melihat ibunda subang ralang juga sedang menangisi aku yang tergelatak bernyawa" ucap kian santang dengan mondar mandir

"Jagat dewa batara, raka kau-" kian santang memotong berbicaraan surawisesa

"Ya, aku akan segera binasa"

"Raka, aku mohon kau jangan bicara begitu, mungkin saja topeng masa depan itu salah"

"Mungkin saja, tapi kita harus berserah diri kepada sang pencipta"

"Iya raka, aku setuju kepadamu tapi aku sungguh tidak berharap klu kau binasa"

"Sudahlah rai, jangan bahas itu lagi, ayo kita jalanin hari-hari kita saja dengan mimik yang bahagia"

"Iya raka"

Sehari 4 cerita yak, 1 cerita berisi 500an kata, jadi kemungkinan akan cepat menuju 60 cerita dalam waktu 6 hari

raden kian santang (Season 2) (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang