"Kita ke rooftop aja yuk, gue males di sini. Banyak anak cewek" Ajak Leo pada teman segenk nya.
Mereka hanya mengangguk dan menurut untuk ke rooftop, bukan berarti mereka mematuhi ucapan Leo. Hanya saja mereka memang malas menjadi bahan perbincangan para siswi.
Namun ketika hendak masuk melalui pintu rooftop, mereka mendengar percakapan seseorang yang ternyata sudah berada disana melalui celah pada pintu yang sedikit terbuka.
"Gue gak tau bakal gimana seandainya gak ada kalian. Entah sehancur apa hidup gue. Makasih, gue sayang banget sama kalian"
Mereka begitu mengenal siapa pemilik suara itu, ia adalah Gabby, sahabat dari Fita.
"Kita sahabat, sahabat itu ada disaat senang dan sedih bareng. Dan kita itu bukan orang yang, cuma mau dikatain sahabatan doang" Kali ini suara Fita yang terdengar.
Mereka berenam, yang tak lain adalah Abang kembar Fita dan para sahabatnya, melihat interaksi dari Fita dkk.
Mereka tidak tau apa awal dari pembicaraan mereka, namun yang mereka lihat dan dengar ini sungguh mengiris hati. Dimana mereka mendengar pengakuan Gabby yang lelah akan kehidupannya, padahal mereka tau bahwa Gabby adalah gadis yang selama ini terlihat baik-baik saja.
Bahkan Gabby adalah anak yang ceria, namun ternyata mereka salah mengartikan keceriaan Gabby. Mereka lupa, bahwa seseorang yang terlihat baik-baik saja, belum tentu keadaannya sungguh baik.
"Rys, lo sendiri gimana?" Tanya Kinar pada Fita.
"Gue gini-gini aja, Bonyok gue rukun, yah masalah gue cuma hal 'itu' doang. Tapi gue berusaha buat gak terlalu ngegubris itu sih. Gue juga tau, sekuat apapun gue teriak kalau gue gak salah. Mereka bakal tetep mikir hal yang sama kan, yaudah mending gue diem aja" Pasrah Fita.
"Haha kenapa malah jadi melow gini sih, mending kita lanjutin makan ciki nya aja. Gue udah pengen nyemil lagi" Cengir Gabby mencairkan suasana lagi.
Gabby dan Kinar memanglah sumber tawa bagi persahabatan mereka. Disaat Fita dan Karin bersikap tenang, maka akan ada Gabby dan Kinar yang membuat heboh sekelilingnya.
Sedangkan disisi lain, tepatnya pada sisi twins D, mereka terdiam mendengar pengungkapan para gadis itu.
Rivalgi Farelix Xavinder, sebagai ketua genk mereka pun masih diam. Pria itu juga kaget mendengar isi hati gadis-gadis itu.
"Kita ke rooftop gedung perpus aja" Ajak Algi pada akhirnya.
Gedung antara anak IPA dan IPS memang terpisah, namun dari gedung IPA ke IPS itu memiliki jarak yang lumayan jauh. Dan pastinya rooftop disana pun sudah di tempati orang lain.
Karna itu, dari pada kembali ke taman, lebih baik mereka ke rooftop perpustakaan saja, toh gedung perpus sekolah mereka juga terpisah. Mengingat banyaknya buku dan Compact Disk vidio digital pembelajaran. Sehingga mereka memutuskan untuk membangun gedung sendiri untuk bagian perpustakaan.
"Loh kenapa gak di sini aja?" Tanya Rio pada Alga.
Alga menatap Rio yang masih menatap dirinya juga.
"Lo gak liat mereka lagi apa? Gak semua privacy orang bisa lo korek sesuka lo. Biarin mereka nge habisin waktu buat me time" Ujar Alga memberi alasan pada Rio.
Akhirnya Rio pun mengerti, dan mereka meninggalkan rooftop gedung IPA itu. Tanpa perduli lagi akan perbincangan para gadis itu yang terus berlanjut ngolor-ngidul.
Walau tidak dapat dipungkiri, salah satu dari mereka masih memikirkan setiap perkataan para gadis barusan. Ada yang terasa kurang nyaman dalam hati orang 'itu' sekarang.
.
Aku bakal lanjut upload besok, maaf kalau makin kesini makin bosenin:(.
538 kata
06 Januari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Fita Or Vania?!
Teen FictionVania yang malam itu meninggal karna kecerobohannya, ia bukannya menuju alam baka. Tapi ia malah ber transmigrasi ke tubuh Fita. Gadis 16 tahun yang naasnya meninggal karna teman Abang nya. Fita adalah perempuan yang dibenci oleh para Abang nya dan...