"Lo baik banget sih Rys, makasih udah belain gue. Hiks lo emang sahabat terbaik gue" Cetus Gabby memeluk erat leher Fita.
"Ekhem cuma Fita aja nih? Kita gak?" Judes Kinar pada Gabby.
Gabby sontak membawa Kinar dan Karin untuk dipeluknya juga. Gabby tertawa kecil mendengar dumelan yang dikeluarkan oleh Kinar.
"Hahaha gak lahh, kalian bertiga sahabat terbaik gue yang gue punya. Dan gue harap, kita selamanya bisa kayak gini" Gumam Gabby dengan perasaan bahagia.
"Lo lain kali jangan diem kalau digituiin Gab, lo harus nunjukin ke orang-orang, kalau Mommy Catherine selama ini berhasil ngedidik lo. Walau tanpa sosok figur Daddy didepan lo langsung" Tukas Fita, dan dibalas anggukan oleh Gabby.
Mereka terus berbincang, hingga tanpa terasa, bel masuk pun berbunyi. Sontak keempat gadis itu, kembali pada tempat duduk mereka masing-masing. Dan menunggu hingga sang guru tiba.
Tuk tuk tuk
Suara langkah sepatu dengan hak setinggi 3cm terdengar melangkah mendekati kelas mereka.
"Halo selamat pagi para siswa(i) kelas 11 IPA2. Saya Madam Viola akan mengajar dikelas ini selama beberapa jam kedepan. Dan Madam harapkan kalian tidak ada yang bermain-main dalam kelas Madam. Sebelum itu, silahkan kalian keluarkan buku kalian pada bagian tentang perkembangan teater" Ujar Madam Viola memulai pelajarannya.
Tok tok tok
Belum sempat Madam Viola menjelaskan materi mereka, seorang gadis memasuki kelas bersama sang kepala sekolah.
"Maaf mengganggu waktu nya, saya ingin memberitahukan kepada kalian bahwa kalian akan memiliki seorang teman baru. Perkenalkan diri kepada teman sekelas mu" Pinta sang kepala sekolah pada gadis di sebelahnya.
Gadis itu sangat cantik, matanya indah namun terkesan tajam dan penuh ketegasan. Para pria terpana akan wajah gadis itu, tanpa menyadari bahwa sedari tadi, si gadis sedang menatap seseorang yang duduk pada bangku barisan kedua dari depan dan mejanya tepat disebelah jendela.
"Anindhita Cheryna Anggara, kalian bisa panggil saya Dita" Singkat Dita.
Yup, gadis pindahan itu adalah Dita, sahabat dari Vania. Dita memang tidak memberitahu Fita bahwa dirinya akan pindah ke sekolah yang sama dengan dirinya. Dita ingin memberi kejutan pada Fita.
Fita sendiri merasa sedikit terkejut dengan sahabatnya ini, bagaimana tidak kaget, Dita ini seharusnya sudah berusia 25 tahun, yang artinya sudah tidak boleh lagi bersekolah di SHS.
Namun yah, Fita juga tidak sangat tercengang, sebab Fita tau. Bahwa Dita pasti telah mengatur kepindahannya ini sejak hari-hari lalu.
Dan untuk identitas berupa umur, tak sulit bagi Dita untuk memalsukan usianya, atau bahkan menyuap kepala sekolah agar dirinya dibiarkan bersekolah di sekolah ini. Toh, keluarga Dita salah satu donatur terbesar di sekolah ini.
"Neng Dita, udah punya pacar belom?!" Teriak seorang pria dengan rambut blonde nya.
"Neng, mau jadi pacar Aa gak?" Tanya pria lainnya.
Dan banyak lagi pertanyaan tidak masuk akal yang diajukan oleh murid IPA2. Hingga akhirnya, Dita dapat duduk dibangku kosong tanpa mendengar ocehan para pria itu. Dita tidak baper yah, sudah biasa Dita di perlakukan seperti itu.
Bangku Dita, kebetulan sekali tepat di belakang bangku milik Fita. Sehingga tak perlu jauh-jauh untuk Dita memperhatikan Fita.
"Baik, Madam harap kalian bisa segera mengerjakan tugas pembuatan naskah teater ini secepatnya. Kalian silahkan bentuk kelompok dari 4-5 orang, kelompoknya bisa kalian tentukan sendiri, Madam akan keluar sekarang" Akhir Madam Viola begitu bel pertanda berakhirnya mata pelajaran seni terdengar.
.
Kalian penasaran gak, kenapa Dita pindah sekolah? Tungguin kelanjutannya yah:).
542 kata
13 Januari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Fita Or Vania?!
Ficção AdolescenteVania yang malam itu meninggal karna kecerobohannya, ia bukannya menuju alam baka. Tapi ia malah ber transmigrasi ke tubuh Fita. Gadis 16 tahun yang naasnya meninggal karna teman Abang nya. Fita adalah perempuan yang dibenci oleh para Abang nya dan...