Fita Or Vania?!

23. Pergi

"Lo yakin mau keluar dari rumah ini sekarang? Apa gak terlalu cepet Ta?" Tanya Dita pada Fita.

Fita saat ini memang sedang membereskan barang pribadi yang sangat dirinya butuhkan dan dimasukkan kedalam tas ransel hitam.

Jangan berharap bahwa Fita akan kembali begitu dirinya pergi dari tempat ini. Fita hanya akan kembali setelah mendapatkan segala yang dirinya butuhkan diluar sana.

Fita menatap Dita yang duduk santai diatas kasur Queen size miliknya. Dita memang mengatakan semua hal barusan. Namun Dita mengatakan itu bukan untuk mencegah kepergian Fita, malah dirinya senang jika Fita cepat meninggalkan kediaman ini.

Kediaman ini terlalu buruk untuk orang-orang seperti Fita. Dita mengatakan hal itu hanya sekadar basa-basi saja.

"Gak, lagian emang udah harusnya gue pergi dari sini. Lagian kalau gue pergi, kayaknya bakal lebih mudah buat nyari semua informasi tentang pembunuhan Tiara. Karna sampai sekarang, gue bahkan belum dapetin semua bukti yang gue butuhin" Balas Fita pasti.

Sungguh, Fita tidak akan mengurungkan niatnya. Sudah saatnya Fita membuat mereka bungkam. Sudah saatnya juga Fita mengistirahatkan sedikit hati dan fikirannya.

Walaupun Fita berusaha menyembunyikan semua rasa sakit hatinya. Namun tetap saja, rasa sakit hati itu tidak akan mudah menghilang. Apalagi mereka melukai bukan hanya hati, namun terkadang juga fisik. Telinga dan hati Fita sudah lelah degan semua itu.

Bahkan, orang tua yang Fita kira akan selalu membelanya. Tadi sepasang suami-istri itu hanya diam ketika dirinya ditampar. Sungguh pembual.

"Gue udah capek Cher, telinga dan hati gue udah capek. Gue pengen istirahat, seenggaknya sampai bukti penguat tentang kematian Tiara gue dapetin. Informasi tentang Dinda bisa gue ketahui, dan kebusukan Fira yang bisa langsung gue bongkar" Desah Fita pada Dita.

Fita menyandarkan sejenak kepalanya pada bahu Dita. Bahu Dita selalu nyaman untuk ditempati bersandar. Rasanya nyaman.

"Gue selalu dukung lo Ta, apapun jalan yang lo ambil. Gue bakal nemenin lo, kalau lo milih keluar sekarang, ayo. Gue bakal bantu lo buat pergi dari sini, sekarang" Tekan Dita.

Mereka pun meninggalkan kamar Fita, berjalan menuju lantai dasar dengan menggunakan lift. Didalam lift, Fita dan Dita hanya saling diam. Dita mengerti bahwa Fita sedang membutuhkan waktu sendirinya.

Begitu sampai dilantai dasar, ternyata dibawah sana mereka semua masih berkumpul. Namun bedanya, Fira sudah tidak terlihat. Mungkin gadis itu sudah pulang.

"Kamu mau kemana?" Tanya Reta, begitu dirinya melihat Fita datang dengan membawa sebuah tas ransel yang cukup besar.

Fita menatap datar pada Reta, Reta pun sama saja. Sama-sama munafik, tak ada yang bisa dipercaya di keluarga ini. Semuanya bisa saja menghancurkan orang lain secara spontan.

"Minggir" Terang Fita masih berusaha menahan gejolak nya yang menggebu-gebu.

Namun Reta begitu keras kepala, ia tidak ingin menyingir. Justru Reta dengan berani menyentuh lengan dan lebam pada pipi Fita. Namun tak ada ringisan yang Fita keluarkan.

"Jawab Mamah, kamu mau kemana? Ini udah malam sayang" Tanya Reta sekali lagi.

"Bukan urusan anda, saya benci berasa disini. Hidup dengan kalian yang sifatnya tidak sebaik yang orang-orang kira. Kalian semua bodoh" Tegas Fita dan langsung berjalan meninggalkan kediaman Malfoy.

Bahkan teriakan dari Geo pun tidak dirinya indahkan, Fita memang seperti ini. Katakanlah dirinya egois, namun Fita hanya mecegah rasa benci dalam hatinya agar tidak semakin membesar.

"Kalian sudah kehilangan dia" Ujar Dita seraya berjalan mengikuti langkah Fita.

Dita sejak tadi, memang sengaja membuat keluarga itu semakin panas dan panik akan kepergian Fita. Mereka harus menyesal karna telah melakukan hal kasar tadi. Tidak seharusnya mereka melakukan hal seperti itu, sebesar apapun masalah seseorang. Seharusnya masalah itu bisa dibicarakan terlebih dahulu.

.
Aku lanjut nya agak telat, soalnya tadi lagi ada kegiatan di rumah jadi sibuk ngurus ini itu:)

.
591 kata
16 Januari 2023