Hingga pagi menjelang, Hyuna tak dapat memejamkan mata dengan tenang.
Pikirannya penuh dengan pertanyaan. Kenapa, bagaimana semua ini bisa terjadi?
Apa yang kurang darinya? Apa Jimin memang tak pernah membuka hati untukku? Tapi kenapa ia juga tak ingin kehilanganku?
Semua pertanyaan itu bergantian muncul di kepalanya.Hingga akhirnya Hyuna memutuskan untuk keluar dari kamar, membuatkan sarapan untuk Aerin sebelum membangunkan putri kecilnya.
Saat Hyuna keluar kamar ia tak mendapati suaminya di ruang televisi bahkan di sudut lain.
"Apa dia pergi menemui wanita itu lagi?" Gumam Hyuna saat mengambil bahan sayur yang akan ia masak dari dalam lemari pendingin.
"Apa dia masih mengharapkan kekasihnya? Apa ancamanku semalam tak ia hiraukan? Aku hanya ingin Aerin memiliki keluarga yang utuh dan tak ada rumor yang membuatnya terluka." Monolog Hyuna sambil mengaduk nasi goreng kimchi kesukaan Aerin.
Tak butuh waktu lama masakan sudah matang dan sudah ia sajikan di atas meja makan. Saatnya membangunkan Aerin.
Ketika memasuki kamar Aerin. Ia disuguhi pemandangan yang sedikit menenangkan hati dan mendinginkan pikiran.
Jimin tengah tertidur pulas memeluk sang Putri. Perlahan Hyuna mengusap lembut pipi Aerin untuk membangunkannya. Dan menggoyangkan pundak Jimin, setelah mereka terbangun, Hyuna mengajak mereka untuk sarapan.
Aroma nasi goreng kimchi yang sudah berpindah pada piring Aerin begitu menggugah seleranya ia melahapnya hingga pipinya terlihat menggembung.
Hening, Jimin tak berani menatap Hyuna yang masih terlihat kesal karena ulahnya. Tak biasanya keluarga kecil ini terdiam saat makan bersama, mereka biasanya akan bertukar cerita. Hingga Aerin yang membuka suara untuk memecah keheningan.
"Ibu, hari ini ada les balet kan?" Tanya Aerin di sela-sela menikmati sarapannya.
"Tentu, setelah sepulang sekolah ibu antarkan kesana."
"Ayah satu bulan lagi akan ada pentas yang di adakan oleh sanggar balet, apa Ayah akan melihat pertunjukan ku?"
"Ayah akan mengusahakannya sayang, semoga pekerjaan ayah tidak sibuk saat itu." Jimin menyunggingkan senyum, berharap anaknya memahami kesibukannya.
"Baiklah, semoga ayah bisa menontonku," Aerin mengaduk-aduk nasi dengan sendoknya seakan tak bersemangat makan lagi karena kecewa Ayahnya belum pasti akan melihat pertunjukannya, "Aku ingin membuat ayah bangga denganku. Kata ibu dulu ayah pernah sekolah seni ya? Dan ayah bisa tari konpororo?"
"kontemporer sayang," Jimin membenarkan, sambil mengusap lembut Surai Aerin gemas, "Ayah sangat bangga kau mewarisi bakat Ayah."
"Ahh ... ya," Aerin mengangguk paham "Pokoknya tarian itulah susah ngomongnya, jadi kita bisa menari bersama yah?"
Jimin menganggukkan kepalanya, "Nanti jika ayah libur kita akan latihan bersama."
"Oke ..." Aerin mengacungkan jempolnya kearah Ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐢𝐫𝐞𝐰𝐨𝐫𝐤
Fiksi Penggemar❗ FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA ❗ Choi Jimin dan Park Hyuna menjalani kehidupan pernikahan yang terlihat sempurna selama 6 tahun, hingga sebuah liburan yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi bencana. Di balik senyuman manis, Jimin ternyata m...