Kedua mata Hyuna terbuka perlahan. Menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam netra. Wajahnya pucat dengan bibir yang terlihat kering. Terasa sangat pusing. Tubuhnya lemas, tangan kirinya terpasang selang infus. Hyuna sejenak termenung memikirkan mimpi buruk yang mendatanginya saat tak sadarkan diri. Sangat menakutkan, melihat Aerin dan Jimin kecelakaan. Lalu mendapati fakta bahwa Jimin adalah anak kandung dari ayahnya. Benar-benar mimpi yang membuat Hyuna bergidik takut.
Tapi sejak kapan ia tak sadarkan diri?
Lalu mengapa ia sampai tak sadarkan diri? Ia bahkan tak mengingat apa yang terjadi sebelum tidak sadarkan diri.Gerak tubuh Hyuna saat akan menyadarkan tubuh pada headboard tempat tidur yang sedikit kesusahan karena perutnya terasa perih, membuat seseorang terbangun dari tidurnya. Ia tertidur menumpukan kepala di atas kedua tangan yang di lipat, duduk di samping Hyuna. Rasa kantuk yang tak tertahankan karena kelelahan setelah mengurus banyak hal. Membuatnya memejamkan mata saat menjaga Hyuna.
"Hyuna, kau sudah sadar? Apa yang kau rasakan sekarang?" Kedua manik Yoongi berbinar bahagia, akhirnya wanita yang ia khawatirkan kini sudah siuman.
Hyuna memijit pelipisnya. "Hanya sedikit pusing. Berapa lama aku tak sadarkan diri?" Pandangan Hyuna beralih pada jam dinding di depannya. Ia sedang berusaha mengingat sesuatu. Namun tak ada memori yang muncul.
Belum sempat Yoongi menjawab, Hyuna menyela. "Aku bermimpi aneh, Di mana Aerin?"
"Kau bermimpi apa?" Yoongi mengerutkan dahi, rasa penasaran dan khawatir bercampur aduk dalam benaknya. Ia mengkhawatirkan apakah ada efek yang di timbulkan setelah Hyuna tak sadarkan diri. Sepertinya ia tak mengingat memori sebelum ia tak sadarkan diri.
Hyuna menghela napas, dadanya terasa nyeri saat mengingat mimpi buruk yang ia alami. "Aku bermimpi Jimin adalah anak kandung dari ayahku, lalu mimpiku beralih. Aku melihat Aerin dan Jimin tertabrak mobil." Hyuna menundukkan kepala, buliran kristal dari kedua netranya melesat membasahi pipi, rasanya seperti ada ribuan panah menusuk jantungnya. Sakit dan membunuhnya secara perlahan. Ia berharap itu hanya mimpi buruknya karena kelelahan bekerja dan memikirkan nasib keluarga kecilnya.
Yoongi ikut merasakan betapa sakit dan hancurnya Hyuna saat ini. Kedua maniknya berkaca-kaca. Pria itu duduk di sisi ranjang lalu memeluk Hyuna erat, sambil mengusap punggungnya dengan lembut seraya menenangkan. "Kau harus kuat, Aerin membutuhkanmu."
Luruh sudah air mata Hyuna membasahi pundak Yoongi. Sejenak membiarkan beban yang ia panggul menguap terbawa angin. Yoongi tak keberatan jika pakaian yang ia kenakan harus basah dan kotor karena air mata Hyuna. Asalkan wanita yang ia sayang bisa merasakan kelegaan.
"Ini hanya mimpi kan? Tapi kenapa terasa begitu nyata? Rasa sakit yang aku rasakan kenapa begitu sesak?" Hyuna mengurai pelukan. Yoongi mengusap air mata yang tersisa di pipi Hyuna dengan ibu jarinya secara lembut. "Kau terlalu banyak pikiran hingga mengganggu pola makanmu. Gerdmu kembali kambuh tapi kau mengabaikannya. Tubuhmu melemah hingga akhirnya kau tak sadarkan diri," ujar Yoongi menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐢𝐫𝐞𝐰𝐨𝐫𝐤
Fanfiction❗ FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA ❗ Choi Jimin dan Park Hyuna menjalani kehidupan pernikahan yang terlihat sempurna selama 6 tahun, hingga sebuah liburan yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi bencana. Di balik senyuman manis, Jimin ternyata m...