FW 9

171 19 16
                                    

Anak enam tahun tersebut semakin khawatir dengan situasi sekarang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak enam tahun tersebut semakin khawatir dengan situasi sekarang ini. Ibunya tak menjawab panggilannya, sedangkan di rumah hanya ada mereka berdua. Selama ini Hyuna lebih memilih mengurusi segala hal rumah tangga seorang diri tanpa bantuan maid. Beruntung Aerin memiliki kecerdasan emosional, ia menarik napas panjang agar dapat berpikir jernih dan mendapatkan solusinya. Karena tidak mungkin tubuh mungilnya kuat mendobrak pintu kamar mandi, maka ia mencari pertolongan melalui ponsel dari ibunya.

Ia mencari keberadaan ponsel milik ibunya, setelah menemukannya ia segera menghubungi nomor ayahnya. Namun saat panggilan pertama sang ayah tak kunjung menjawab. Ia mencoba kembali hingga percobaan ke tiga tak kunjung di angkat.

"Mungkin ayah sedang rapat atau bertemu dengan rekan kerjanya. Aku coba hubungi paman Yoongi saja." Aerin kembali mencari kontak atas nama Yoongi di dalam ponsel ibunya.

Tak seperti Jimin, Yoongi langsung menjawab panggilan telepon yang menampilkan nama Hyuna di layar ponselnya. Meski kini ia tengah sibuk memeriksa tumpukan berkas di atas meja kantornya.

📞 Aerin : "Paman, bisa kah kau datang kerumah sekarang? "ucapnya dengan suara yang terdengar sesenggukan. "ibu di dalam kamar mandi tak keluar-keluar dari tadi."

📞 Yoongi :"Apa nak? Sudah berapa lama ibu tak keluar?" Yoongi terperanjat dari tempat duduknya setelah mendengar suara Aerin.

📞 Aerin : "Setelah memandikanku ibu meninggalkanku bermain sendiri di kamar, lalu ibu bilang akan membersihkan diri namun sampai sekarang ibu tak keluar-keluar. Sepertinya sudah lama paman, cepat tolong ibu kamar mandinya di kunci dari dalam."

📞Yoongi: "Cup ... cup nak ...jangan menangis lagi, paman akan segera sampai ke rumah sebentar lagi. Tenang ya nak." Yoongi memutus panggilan, menyambar kunci mobil yang ada di dalam laci meja kerjanya.

Tak menunggu lama Yoongi telah tiba di rumah Hyuna dengan mengendarai mobil dengan tergesa-gesa. Ia berlari menuju kamar. Lelaki itu menemukan Aerin masih berdiri di depan kamar mandi sambil terus memanggil Hyuna. Yoongi mendekati Aerin kemudian memeluknya untuk menenangkan putri dari Hyuna yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.

"Sudah jangan menangis sayang, paman sudah datang dan akan membuka pintu ini." Yoongi membawa Aerin bergeser sedikit menjauhi pintu kamar mandi.

Ia mencoba mendobrak pintu itu dengan sekuat tenaga. Pada percobaan ke dua ia berhasil membukanya.

Yoongi bergegas masuk menghampiri Hyuna. Melihat tubuh polos Hyuna tergeletak tak sadarkan diri di bawah guyuran shower, membuat hatinya teriris perih. Bibir Hyuna terlihat pucat membiru, telapak tangannya sudah berkeriput akibat terlalu lama terkena air.

Mau tak mau dan dengan terpaksa Yoongi melihat tubuh polos Hyuna. Namun tak ada pikiran kotor yang terbesit sedikitpun di kepalanya. Rasa khawatir lebih mendominasi. Yoongi segera Mengambil handuk lalu menutupi tubuh Hyuna dan mematikan aliran air dari shower. Sungguh hal itu membuat perasaan Yoongi teriris. Bagaimana bisa Hyuna yang begitu kuat menjadi lemah seperti ini.

𝐅𝐢𝐫𝐞𝐰𝐨𝐫𝐤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang