FW 22

82 19 8
                                    

Di salah satu sudut ruangan yang berada di dalam rumah yang terlihat temaram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di salah satu sudut ruangan yang berada di dalam rumah yang terlihat temaram. Terdengar alunan musik piano klasik yang keluar dari gramofon, mengalun lirih menambah suasana yang membuat suasana menjadi tenang. Kepingan memori berputar di dalam kepala, kala Hyuna tengah menikmati musik dan segelas red wine di atas meja mini bar miliknya seorang diri. Hyuna ingin menepi sejenak. Menentramkan hati dan pikiran yang akhir-akhir ini selalu berantakan.

Angin berhembus menggoyangkan dedaunan di luar sana. Cuaca malam ini terasa begitu dingin.  Sedingin hati yang telah membeku karena keadaan yang tak pernah di kira. Hyuna menggoyangkan pelan gelas berkaki yang berisi red wine dengan kualitas terbaik yang ia miliki. Sejemang kemudian menikmati aromanya yang begitu menenangkan hingga ia memejamkan mata sesaat. Kemudian baru ia sesap dan mengaduknya di dalam mulut sebelum cairan berwarna merah itu membasahi tenggorokan yang ingin di hangatkan. Begitulah cara Hyuna menikmati minumannya. Sejujurnya ia rindu kehangatan. Meski hanya wine yang bisa menghangatkan tubuhnya saat ini.

Ia mengangguk pelan seraya memvalidasi rasa wine ini, benar-benar layak jika di jual dengan harga mahal. Hyuna kembali memejamkan mata, memperdalam tarikan napasnya sebelum menghembuskan perlahan. Hyuna kembali bergelut dengan pikirannya. Setelah selesai mengurusi berkas Aerin, ia juga bersiap akan mengurus berkas perceraiannya dengan Jimin. Ia sudah lelah dengan pernikahannya. Dan Hyuna ingin semua berjalan lancar.

"Kau menikmati minuman itu sendirian? Kenapa tak mengundangku untuk menemanimu?" Suara Jimin membuat Hyuna perlahan membuka matanya.

Napas jengah terdengar dari hidung Hyuna, "Aku ingin sendiri. Kembalilah ke kamarmu," tolak Hyuna, saat melihat Jimin semakin mendekat.

Bukannya mengurungkan niat, Jimin malah menarik kursi di sebelah wanita yang berstatus istrinya itu. "Aku juga ingin minum. Melepaskan beban sejenak, aku tak bisa tenang. Sebentar lagi anakku akan pergi meninggalkanku."

Hyuna menoleh ke arah Jimin dan menatapnya tajam. Lalu menuangkan wine ke dalam gelas berkaki. "Minumlah, sepertinya kau memang harus bersiap setelah ini." Hyuna menggeser gelas berkaki itu di depan Jimin.

Jimin meminum dalam satu tegukan. Tanpa ingin menikmati rasanya. Bahkan  tenggorokan Jimin seperti sudah kebal dengan sensasi yang di timbulkan oleh alkohol yang terkandung dalam wine.

Hyuna menuangkan kembali ke dalam gelas milik Jimin  yang sudah kosong. "Ini akan menjadi malam terakhirmu bersamaku."

Jimin mengunci kedua manik mata Hyuna dengan begitu dalam. Menggambar senyum di parasnya. "Tak semudah itu, Sayang." Jimin sepertinya sudah paham apa maksud perkataan Hyuna, "justru malam ini akan merubah segalanya. Mengembalikan kita seperti dulu." Jimin kembali menegak wine hingga tandas.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐅𝐢𝐫𝐞𝐰𝐨𝐫𝐤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang