❗ FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA ❗
Choi Jimin dan Park Hyuna menjalani kehidupan pernikahan yang terlihat sempurna selama 6 tahun, hingga sebuah liburan yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi bencana. Di balik senyuman manis, Jimin ternyata m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku lihat ada followers baru nih🤭, selamat datang di dunia chimu ya💜 Terimakasih sudah menyempatkan untuk membaca, jangan lupa terus dukung chimu untuk tetap berkarya dengan cara vote dan komen.
🎇🎇🎇
Hyuna berencana untuk menanyakan suatu hal, berkaitan tentang informasi yang pernah Hyuna minta dari Yoongi. Ia ingin tau apa alasannya, sudah lama Hyuna menunggu tak kunjung mendapatkan hasil. Hingga akhirnya Hyuna meminta bantuan kepada anak buahnya. Hyuna menyempatkan diri sebelum ke perusahaannya, ia menuju perusahaan milik Yoongi terlebih dahulu. Namun, betapa terkejutnya saat ia mendengar hal yang tak pernah terbelesit sedikitpun dalam benaknya.
"Aku sudah membantumu untuk bertemu dengan Jimin saat di Hawai waktu itu. Lalu bantuan apa lagi yang kau inginkan sekarang?" Kata-kata itu masing berputar dalam pikirannya. Tubuh Hyuna memaku dengan tatapan menerobos ke dalam ruangan Yoongi. Hingga sekertaris Yoongi menyadarkannya.
"Apa Nyonya akan menunggu?," ucap sekertaris.
Hyuna butuh kejelasan saat ini juga. Namun, tak ingin bertindak gegabah. "Aku akan menunggu sampai tamu Yoongi pergi." Sambil menjernihkan pikiran Hyuna menjauh dari ruangan Yoongi, menunggu di Lobby.
Lalu-lalang kendaraan yang cukup ramai dijam setelah makan siang, menjadi pemandangan yang Yura saksikan sambil duduk termenung di balik kaca gedung perusahaan milik Yoongi. Duduk memangku kaki, dengan tatapan yang sulit ditebak. Hyuna memikirkan apakah Yoongi ikut andil atas semua perubahan suaminya? Nampak matanya mengembun akan tetapi ia tak ingin menjatuhkan bulirannya. Tarikan napas panjang, sekaligus pertanda afirmasi yang ia ucapkan dalam hati, untuk tetap kuat menjalani kenyataan, telah Hyuna lakukan beberapa kali.
Apakah ini rasanya apabila terlalu percaya kepada seseorang, lalu dengan mudahnya kita dikecewakan? Maka mulai sekarang tak ada salahnya untuk lebih waspada. Dan memberi jarak, itu salah satu adalah bentuk pertahanan diri agar tak tersakiti.
Bukan buliran air mata yang jatuh akan tetapi, buliran air yang berasal dari langit, jatuh membasahi jalanan dengan kuantitas yang tak begitu deras. Mata Hyuna mengikuti gerakan sepasang kekasih terlihat berlari bersama sambil menutupi kepala dengan jas milik lelaki tersebut. Mencari tempat perlindungan untuk berteduh. Setelah mereka berdiri di halte yang berada persis di seberang gedung milik Yoongi. Hyuna menarik satu sudut bibirnya, saat ia melihat dengan jelas bagaimana ekspresi si lelaki tersebut setelah melihat pakaiannya basah dan kotor karena hanya kepalanya yang terlindungi dari rintikan hujan. Lelaki tersebut justru acuh dengan penampilannya, malah lebih mengkhawatirkan wanitanya. Membersihkan pakaian wanitanya dengan saputangan miliknya.
Pemandangan tersebut membuat hati Hyuna terasa sedikit tercubit. Betapa bahagianya mendapatkan perhatian yang lebih dan diratukan seperti itu.
Sekelebatan memori saat Hyuna tengah mengandung Aerin, membuat hati Hyuna seakan dihantam batu besar semakin tenggelam ke dalam lautan lepas. Jimin selalu memprioritaskan Hyuna, bahkan saat itu tengah hujan namun, Hyuna ingin sekali memakan ramen di pinggir sungai Han, meski Jimin sempat tidak setuju karena kondisi cuaca, akhirnya ia mengalah. Jimin sampai menyewa tenda dan diletakkan di taman dekat sungai Han untuk berlindung dari rintikan hujan. Beruntung tak cukup deras. Jimin tetap menuruti kemauan Hyuna yang tengah mengandung buah hatinya. Rasanya ingin mengulang saat-saat bahagia bersama sang suami. Namun, sayangnya garis waktu membawa Hyuna ke dalam episode terburuknya.