❗ FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA ❗
Choi Jimin dan Park Hyuna menjalani kehidupan pernikahan yang terlihat sempurna selama 6 tahun, hingga sebuah liburan yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi bencana. Di balik senyuman manis, Jimin ternyata m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ruangan yang di dominasi warna abu-abu. Logo besar Dalmi corporate menghiasi dinding pada belakang kursi kebesaran Hyuna, terdapat patung burung Phoenix dengan ekor merah menyala berukuran kecil menghiasi meja kerjanya. Hyuna kembali memutar rekaman video yang memperlihatkan Jihyo tengah mengambil saputangan milik Jimin kala lelaki itu tengah sibuk memeriksa berkas. Jihyo sengaja berjalan lalu berdiri tepat di samping Jimin seolah mengajaknya berbincang namun pergerakan tangannya perlahan mengambil lalu mengantongi saputangan itu.
"Akan ku gunakan benda ini untuk menjebak mu suatu saat nanti, baby," batin Jihyo kala itu.
Hyuna menyalin rekaman tersebut ke dalam flashdisk kecil yang sudah ia siapkan. Menyimpan benda berisi informasi penting itu ke pada tempat yang aman.
. . .
Seseorang memasuki ruangan Hyuna setelah mengetuk pintu. "Bagaimana kabarmu?" sapa Yoongi. Duduk di seberang Hyuna.
"Tidak begitu baik," jawab Hyuna.
"Kau sakit lagi?"
"Tidak, langsung saja pada tujuanku mengundangmu ke sini. Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu." Hyuna memutar laptopnya memperlihatkan rekaman Jihyo kepada Yoongi. Saat adegan Jihyo mengambil saputangan, Hyuna menghentikan sejenak lalu memperbesar agar benda yang Jihyo ambil terlihat jelas. Nampak Yoongi mengerutkan dahinya, "Untuk apa dia mengambil saputangan itu?"
"Akan ku tunjukkan satu lagi dan kau akan mengerti maksudnya." Hyuna menggeser slide yang menampilkan foto perawat gadungan tewas bunuh diri. Pada slide berikutnya foto yang sudah di perbesar memperlihatkan saputangan yang sama dengan yang Jihyo ambil.
"Jadi, Jihyo dalangnya?" Yoongi menggerus rahangnya, bersamaan dengan kedua tangan Yoongi mengepal di atas meja merasa geram, "Aku akan melaporkannya kepada polisi. Kita memiliki petunjuk bukti yang mengarah kepada Jihyo," sambung Yoongi.
"Tunggu sebentar, aku ingin dia menderita secara perlahan sebelum benar-benar mendekam di penjara. Membusuk bersama dosa-dosanya." Tatapan Hyuna menyala tajam, dalam benaknya tengah menyusun rencana.
"Apa kau ingin mengadukan hal ini kepada Jihyo?" Hyuna mencondongkan tubuhnya kedepan hingga menempel meja, menumpukan dagu pada tangannya. Beradu pandang dengan Yoongi. Menyeringai penuh makna.
Yoongi menelan saliva terasa begitu berat, tak menyangka Hyuna akan menuduhnya seperti itu, "Tak ada alasan untuk ku bersikap picik seperti itu. Bahkan aku terlalu muak hanya sekedar mendengar namanya."
Atmosfer di dalam ruangan yang terasa sejuk kini berubah semakin dingin, mencekam. Sebuah konversasi yang tak disangka Yoongi mencuat kepermukaan. Siap tak siap ia harus menjawabnya dengan hati-hati.
"Apa Jihyo memiliki kembaran? Lalu tamu yang kau maksud sebelum aku berkunjung ke kantormu waktu itu kembarannya? Aku tau kau pernah menjalin hubungan dengannya, apa ini caramu untuk menutupi kesalahannya?" Hyuna semakin memojokkan Yoongi.