Fw 25

70 12 0
                                    

Melihat para penjaga tak ada di sekitar Jihyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat para penjaga tak ada di sekitar Jihyo. Ia berusaha melepaskan ikatan pada tangannya dengan menggesek-gesekkan kedua tangannya, agar tali yang mengikat longgar. Ini kesempatannya untuk bisa kabur. Lama berusaha namun tali itu tak kunjung lepas. 
Suara langkah kaki semakin mendekat, membuat usaha Jihyo terhenti. Berlagak duduk tenang seakan tak memiliki niatan untuk kabur. Tapi matanya memindai sekeliling ruangan, mencari sesuatu yang bisa di gunakan untuk melepaskan diri.  Sorot matanya berhenti pada meja yang tak jauh darinya.  Sebuah pisau lipat tergeletak di sana. Membuta Jihyo menyeringai.

Jihyo pura-pura memejamkan mata kala seseorang membuka pintu. "Hei, bangun. makanlah. Bos masih berbaik hati membermu makanan, jika tidak kau pasti sudah di biarkan mati kelaparan di sini,'' ucap salah satu bodyguard Yoongi.

Perlahan Jihyo membuka mata sambil menguap. Berakting seolah baru saja terlelap tidur. "Bagaimana caraku untuk makan? tanganku saja di ikat seperti ini."

"Buka mulutmu, aku akan menyuapimu."

"Cih ... tak sudi. Lebih baik aku kelaparan jika harus kau suapi. Memangnya kau ini siapa?"
Jihyo memandang remeh bodyguard yang memiliki badan sedikit gempal itu.

"Terserah kau kalau begitu. Yang penting aku sudah membelikanmu makanan."  Bodyguard itu meletakkan makanannya di atas meja. Ia menarik kursi duduk sambil memainkan ponsel. Mengacuhkan Jihyo yang tengah menggerutu.

"Hei kau," panggil Jihyo, membuat bodyguard itu menoleh ke arahnya. ''Suapi aku," sambung Jihyo.

Tanpa menjawab, bodyguard itu mendekat ke arah Jihyo. Mulai menyuapinya dengan sedok, tapi Jihyo menolaknya. ''Gunakan tanganmu untuk menyuapiku. Jangan pakai sendok."

Bodyguard itu mengernyitkan dahi. "Aku tak terbiasa makan langsung dengan tangan."

Tak ingin mendapatkan penolakan, Jihyo menggunakan wajah memelas agar bodyguard itu luluh dan menurutinya. Benar saja, pria itu akhirnya luluh. Kemudian menyuapi Jihyo dengan tangannya. Pada suapan ke tiga, Jihyo sengaja menjulurkan lidahnya untuk menjilat jemari pria itu. Tak hanya menjilat, Jihyo juga menyesap jari. Membuat bodyguard merasakan sensasi geli.

"Kau sengaja melakukannya?" selidik bodyguard dengan wajah dinginnya.

Jihyo menyeringai. "Tidak usah munafik. Kau menikmatinya kan? apa kau ingin merasakan sensasi yang lain? goda Jihyo dengan menjulurkan  lidah menyapu bibirnya sendiri. Sikapnya sudah seperti jalang yang sudah gatal ingin di jamah.

Dengan wajah dingin bodyguard itu berusaha menahan  godaan dari Jihyo. Meski sebagai pria normal, hormonnya mulai terpancing. Entah apa yang di pikirkan Jihyo saat ini. Ia nampak berusaha menggoda agar pria itu bisa ia sentuh setiap inci tubuhnya.

Jihyo terus saja menjilati jemari bodyguard hingga satu desahan berhasil keluar dari mulut pria itu. "Mendekatlah." Jihyo meminta pria itu untuk mendekatkan wajah. Ia menurut meski ada keraguan di benaknya. Tanpa berpikir panjang Jihyo segera menyambar bibir pria itu. Melumatnya dengan liar. Runtuh sudah pertahanan bodyguard itu. Lumatan Jihyo di balas oleh bodyguard. Napsu sudah menguasai dirinya, perlahan tali yang menjerat tangan Jihyo ia lepaskan, agar Jihyo dapat membelainya dengan leluasa. 

𝐅𝐢𝐫𝐞𝐰𝐨𝐫𝐤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang