FW 18

57 14 9
                                    

Bukan Jihyo namanya jika ia tak bisa memainkan lidah manisnya, untuk membuat Jimin tak melepaskannya begitu saja. Anak yang di kandung Jihyo telah menyelamatkannya dari ancaman Jimin untuk menjebloskannya ke penjara. Meski Jimin sudah sangat muak dengan Jihyo karena sama saja ia sudah menjebak Jimin sebagai dalang dari aksi bunuh dirinya perawat gadungan itu. Jimin masih memikirkan darah dagingnya yang tumbuh dalam rahim Jihyo.

"Jadi kapan kita akan menikah?" tanya Jihyo.

"Aku tidak memenjarakanmu saja kau harusnya sudah sangat bersyukur. Apa lagi kau mau mencelakai istriku." Jimin mendengkus kesal.

Jihyo mengepalkan kedua tangannya kesal. Pikirannya kalut jika rencana yang ia susun akan gagal. Tindakan kriminalnya telah terbongkar. Jihyo menarik napas pelan, merubah mimik wajahnya menjadi memelas. Ia meraih satu tangan Jimin untuk di genggam, "Lalu bagaimana dengan anak ini? Dia butuh kau sebagai ayahnya."

"Lahirkan anak itu, setelah itu kau pergi dari hidupku," tegas Jimin.

"Apa maksudmu? Aku dan anak ini satu paket. Aku tidak akan melahirkannya jika kau membuangku begitu saja," ancam Jihyo berharap Jimin tetap mau menerimanya.

"Atau aku akan membongkar rahasiamu kepada Hyuna."

🎇🎇🎇

Sesuai dengan rencana Hyuna akhirnya Ill Hwa menerima tawarannya untuk membuka food truck. Hari pertama pembukaan sangat ramai karena Hyuna memborong semua ayam dan membagikannya secara gratis sebagai perayaan pembukaan.

Hyuna duduk di salah satu meja bersama Ill Hwa. Memandang para pengunjung yang tengah menikmati ayam yang Ill Hwa jajakan.

Saat mereka asyik berbincang, Hyuna melihat atensi seseorang tengah bergelanyut manja di lengan pria yang sangat ia kenal berjalan mendekat ke arah mereka. Berhasil menyulut amarah Hyuna. Namun, ia berusaha menahannya.

Mereka tak menyadari kehadiran Hyuna di sana, karena Hyuna langsung menutupi parasnya dengan buku menu ketika ill Hwa memanggil mereka.

Jihyo memeluk sang ibu sedangkan Jimin masih setia berdiri di samping Jihyo dan memberi hormat kepada ibu ill Hwa.

"Wah ramai sekali, semoga seperti saat di restoran yang dulu ya, Bu."

"Syukurlah semua berjalan lancar. Kau sudah lama sekali tak mengunjungi ibu. Namun, sebenarnya ini bukan milik Ibu. Semua ini berkat seseorang yang sangat baik kepada ibu. Kebetulan orang itu ada di sini." Menoleh ke arah Hyuna.

Hyuna merasa terpanggil, perlahan menurunkan buku menu yang menutupi parasnya dan sedikit menampakkan garis lengkung pada bibirnya.

Sedangkan Jihyo dan Jimin nampak tercengang sekaligus canggung, setelah melihat Hyuna berada di hadapan mereka. Bahkan Jimin merutuki diri yang seakan tak bisa berbuat apa-apa di keadaan seperti ini. Terlanjur tertangkap basah.

"Nak, perkenalkan ini putri yang pernah ku ceritakan kepadamu saat kau mengantarkan ku ke rumah dulu." Ill Hwa tak mengetahui perihal Jihyo yang berselingkuh dengan Jimin, suami Hyuna.

"Ah ... Sepertinya kami sudah saling mengenal, Bu. Bahkan putrimu sangat mengenali hingga dekat suamiku, bukan begitu Jihyo?" Hyuna menunjukkan seringainya puas telah melemparkan bola panas kepada wanita ular itu.

Ill Hwa mengernyitkan dahinya mencoba mencerna perkataan Hyuna. Namun, Jihyo segera menjelaskan. " Hyuna adalah orang tua murid di les baletku, Bu."

"Iya itu benar, akan tetapi, " pandangannya beralih kepada Jimin "sayang kenapa kau ke sini bersama ibu guru ini? Apa kau habis mengantar Aerin ke tempat les? Namun, jika Aerin les kenapa gurunya ada di sini?" Hyuna berdiri kemudian berjalan mendekati Jimin. Merapikan kerah jas serta sedikit menggosoknya seakan membersihkan debu yang melekat pada jas hitamnya.

𝐅𝐢𝐫𝐞𝐰𝐨𝐫𝐤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang