❗ FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA ❗
Choi Jimin dan Park Hyuna menjalani kehidupan pernikahan yang terlihat sempurna selama 6 tahun, hingga sebuah liburan yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi bencana. Di balik senyuman manis, Jimin ternyata m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vote dulu ya my 💜 biar semangat authornya.
🎇🎇🎇
Setelah keluar dari ruangan Jimin, Hyuna mengajak Aerin untuk kembali ke rumah. Hyuna merasa begitu sesak jika terus berada di kantor setelah melihat Jimin dengan Jihyo di ruangannya. Dalam perjalanan ia terus memikirkan bagaimana nasib keluarga kecilnya. Bahkan beberapa kali tak fokus menyetir. Aerin yang duduk di bangku sebelah ibunya sering menegur untuk berhati-hati.
"Ibu kenapa? Apa ibu sakit? Lihat Bu di depan sudah lampu merah ibu harus segera memelankan laju mobilnya." Aerin menunjuk ke arah lampu lalu lintas di persimpangan saat mobil yang mereka kendarai mulai semakin mendekat.
Hyuna tersadar dari lamunannya dan mulai melambatkan laju kendaraannya berhenti tepat sebelum garis zebra cross. "Ibu tidak kenapa-kenapa nak, jangan khawatir." Mengusap surai Aerin dan tersenyum padanya.
Lampu lalu lintas berganti menjadi hijau, Hyuna kembali melajukan mobil. Dan lagi-lagi ia terhanyut dalam pikirannya sendiri.
''Ibu kita mau kemana? Bukankah jalan menuju rumah berbelok kanan? Kenapa kita lurus terus?" Aerin memandang sisi jalanan yang berbeda dengan arah yang biasa mereka lalui untuk menuju ke rumah.
Hyuna masih tak merespon putrinya. Ia masih saja melajukan kendaraannya hingga akhirnya Aerin menarik-narik bajunya hingga Hyuna pun tersentak, sadar.
"Eoh, apa kita salah jalan?" Memastikan jalanan.
"Iya Bu, jika ibu sakit lebih baik tadi kita pulang bersama ayah Bu. Aku tak ingin ibu kenapa-napa." Aerin begitu khawatir dengan ibunya yang terlihat lelah pada wajahnya.
"Ayah mu masih banyak pekerjaan nak, ibu hanya sedang memikirkan sesuatu Maafkan ibu ya, Kajja Kita berbalik arah di depan ya." Hyuna mengulas senyum menenangkan Aerin bahwa ia baik-baik saja.
Terdengar suara dentuman benda keras yang saling membentur. Saat Hyuna akan berbelok tiba-tiba saja seorang ibu-ibu melintas memotong jalan dengan mengendarai sepeda dan tak sengaja menabraknya dari arah berlawanan.
Hyuna mengerem mobilnya secara mendadak membuat tubuhnya terdorong kedepan hingga menatap setir mobil. Hyuna menoleh ke arah Aerin memastikan keadaannya, beruntung ia tak terbentur dasboard.
"Kau tak apa nak?" Hyuna memeriksa keadaan Aerin.
"Tak apa bu, aku hanya kaget." Aerin melihat ke arah depan mobilnya, "Ibu segera tolong nenek itu." Ia menunjuk seorang ibu-ibu yang usianya sekitar 55 tahun yang tak sengaja Hyuna tabrak, tengah berusaha berdiri.
Hyuna bergegas keluar dari mobil dan tak mengijinkan Aerin ikut keluar dari dalam mobil. "Kau tunggu di dalam saja ya." Ucap Hyuna di jawab anggukan oleh Aerin.
Hyuna memapah ibu-ibu itu untuk berjalan ketepian jalan. Mendudukkannya di atas kursi yang berada di trotoar. Lalu mengambil sepeda yang telah ia tabrak, nampak roda di depannya bengkok begitu pula kemudi sepedanya rusak parah. Tak lupa Hyuna memungut tas dan isinya yang berserakan di jalan milik ibu itu.